6.

18.5K 1.4K 21
                                    

____

Hari minggu.

Ia dan Nio sudah pindah kerumah lama mereka 4 hari yang lalu.

Saat ini Aerin tengah melipat baju nya kedalam lemari kamarnya. Ia sangat pusing saat ini. Pasalnya rumah lama nya dengan sekolah nya saat ini sangat jauh, perjalanan pulang pergi memakan waktu 5 jam.

Ia pusing memikirkan setiap hari harus memangkas waktunya 5 jam hanya untuk perjalanan pulang-pergi kesekolah. Ini saja sudah genap 4 hari dia pulang pergi kesekolah selama 5 jam. Rasanya? jangan ditanya. Sangat capek titik.

Apalagi sekarang ia harus naik bus, karena motor mereka-- ralat, karena motor milik keluarganya sudah tidak bisa ia pakai lagi. Sudah bukan menjadi milik mereka lagi. Walaupun kemarin bibinya menawarkan untuk mengambil saja satu motor untuk menjadi milik Aerin dan Nio. Namun ia menolak. Ia sudah terlalu malas. Ia tidak ingin terlibat apa apa lagi dengan keluarganya, ujung-ujungnya pasti drama lagi.

Selesai membereskan semua bajunya dengan setengah melamun, ia segera bangkit menuju ke kamar Nio.

"Bajunya masih banyak yang harus dilipet?" Aerin menghampiri Nio dan duduk disebelahnya.

"Engga kok ka, dikit lagi"
"Baju aku ga terlalu banyak" Lanjut Nio

"Sini kakak bantu" Aerin mengambil beberapa baju Nio dan menatanya dilemari.

"Kak, gimana kalau kita pindah sekolah? Disini jauh banget kak sama sekolahan kita, capek pulang pergi 5 jam" Nio mengeluh sambil terus menata bajunya dilemari.

"Kakak juga kepikiran gitu, nanti kakak diskusi sama wali kelas kakak. Kamu juga tanya yah"

"Iya, besok langsung aja biar cepet"

"Kamu udah tau mau pindah ke mana?"

"Kita pindah ke SMA 5 aja ka, deket, 25 menit dari sini"
"Ada temen Nio juga disana" Lanjut cowok itu.

"Kamu mah enak banyak temen, lah kakak harus mulai temenan dari awal lagi. Capek banget" Aerin sedikit menggerutu.

"Yaudah, kakak temenan sama temen Nio aja" Nio berkata santai.

"Temen kamu mah bocil semua" Aerin menjulurkan lidahnya.

"Mana ada bocil. SMA kelas 1 dibilang bocil" Nio sedikit cemberut mendengar itu, kakaknya dari dulu selalu saja menganggap dia bocil. Padahal jarak usia mereka hanya 1 tahun!

"Iya deh, yang udah SMA" Aerin tertawa geli. "Yaudah nih udah beres, kakak cari makan siang dulu ya diluar"

Nio hanya mengiyakan ucapan Aerin. Cewek itu bergegas keluar rumah untuk mencari apa saja yang Ia dan Nio bisa makan.

__

Saat ini Aerin tengah berada dipinggir jalan rumahnya, matanya menyipit melihat seseorang yang nampaknya ia kenal itu.

'Radit?' Gumam Aerin.

Cowok itu juga menatap Aerin saat ia hendak menutup pintu rumah. Setelah yakin bahwa cowok itu memang Radit. Aerin berjalan menuju arah cowok itu.

"Loh Radit? ini rumah lo?"

"Rumah gue" Cowok itu terlihat memasukan kedua tangannya ke saku celana. Lalu menuruni undakan tangga yang berada diluar rumahnya menuju ke arah Aerin.

"Hah? yang bener?!?!?" Aerin shock, kalau gitu berarti--
"Lo tiap hari pulang pergi 5 jam dong?!?"

Cowok itu hanya berdehem. Melangkah mendekat kemudian menatap Aerin yang lebih pendek darinya. Tangannya terulur ke arah wajah Aerin, hendak merapikan rambut yang terbang mengenai wajah gadis itu.

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang