13.

13.6K 1.2K 34
                                    

Bener-bener ga expect cerita abal-abal ku bakal tembus 4k viewers:')
Thank you yang udah baca:')
Sorry aku jarang update, many things happen.

Hope you still waiting for this story!

Enjoy your reading!

___

"Kakak nginep lagi hari ini?" Tanya Nio saat Aerin baru saja memasuki pintu depan rumah.

"Hah? Nginep?"

"Iya, Kakak lagi berantem sama kak Radit? Ga biasanya nginep disini 2 hari"

Aerin menghentikan langkahnya, cewek itu terdiam.
Nginep disini?!? Berarti harusnya ia tidak tinggal disini?!?

Aerin tiba-tiba teringat ia yang sudah menikah dengan Radit disini. Tubuh nya memelas seketika. Jadi harusnya ia tinggal serumah dengan cowok itu?! The heck?!

"Iya mau nginep disini bentar hehe" Aerin terkekeh canggung. "Emang kamu ga kangen sama kakak?"

"Engga lah, orang tiap hari ketemu" Ujar Nio lalu melangkahkan kaki ke dalam rumah.

"Ibu sama Ayah kapan balik?" Aerin mengikuti adiknya.

"Ibu ayah?" Tanya Nio bingung.

"Eh mama papa hehe"

"Besok katanya"

'Apaa! Besok?!'
'Apa ia sudah siap bertemu kedua orang taunya didunia ini?'

"Aku masuk ke kamar ya kak" Pamit Nio saat mereka sudah berada di depan kamar cowok itu.

Aerin yang sedang melamun sedikit tersentak "Ahh iya, goodnight niniii" Aerin melambaikan tangannya seraya tersenyum lebar.

"Hm, goodnight" Cowok itu menutup pintunya, tersisa Aerin didepan kamar Nio terdiam seorang diri.
Cewek itu kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang terletak disebrang kamar adiknya.

_____

Sial.

Sepertinya Aerin tahu sekarang alasan mengapa siswa dan siswi disini menatapnya aneh dan sedikit ketakutan, karena sebenarnya justru ia yang aneh disini!

Bagaimana tidak, Aerin disini justru sangat berbeda dengan dirinya didunia asli. Vini bercerita bahwa Aerin disini merupakan cewek pintar dengan banyak kelakuan minus yang galak, centil, tenar, semena-mena dan suka sekali berpakaian terbuka.

Jangan tanyakan mengapa ia bisa bertanya seperti itu tanpa membuat Vini curiga, ia hanya berpura-pura menanyakan pendapat Vini tentang Aerin selama ini, dan cewek itu  dengan semangatnya menyebutkan satu persatu segala kegilaan sifat Aerin disini. Like a trash, ugh.

Vini juga sebenarnya agak aneh dengan Aerin selama 2 hari ini dan bertanya mengapa Aerin dua hari ini sangat pendiam dan seperti menjadi anak baik. Aerin dengan terbata membalas jika ia sedang malas berbuat keributan.

Yaampun.
Pantas saja orang-orang disini menatapnya seperti ia adalah manusia tanpa kepala, mungkin mereka mengira Aerin memiliki penyakit mematikan hingga cewek itu berubah menjadi tenang.

Pantas saja dilemari kamarnya terdapat banyak sekali baju pendek dan ketat, bahkan seragam sekolahnya saat ini sangat pendek dan ketat! Yatuhan!

Aerin sekarang tengah berada di kantin, cewek itu duduk dengan menelungkupkan kepala kemeja sambil menghembuskan nafas lelah. Mungkin kedepannya ia akan kehilangan kehidupan damainya disini.

Brukk!

'hhhhhh'
Lihat, baru juga ia memikirkan tentang kehilangan kehidupan damai, seseorang sudah langsung membuktikan itu.

Aerin menolehkan kepala malas kearah belakang menatap orang yang telah mendorongnya dengan agak keras itu, hingga meja yang ia tempati sedikit bergeser. Terlihat gerombolan cewek kemarin yang menghampirinya.

"Hi, bitch. Anteng banget Lo akhir-akhir ini. Jangan-jangan diputusin cowok Lo ya? Haha" Cewek ketua geng kemarin bernama Beby dan teman-temannya menertawakan Aerin.

Aerin tak menjawab, ia hanya menatap malas ke arah gerombolan cewek itu kemudian kembali menghadap depan, menenggelamkan kepalanya lagi kedalam lengannya.

"Apaan si Lo babi dateng-dateng gajelas" Sewot Vini seraya kembali membenarkan letak meja mereka yang sedikit miring. "Gabut banget Lo? Atau Lo cari gara-gara karena kak Galih nolak Lo lagi untuk yang kesekian kali, bitch?" Vini tersenyum miring memprovokasi cewek itu.

"Jaga omongan Lo! Temen Lo yang like a bitch disini! Punya cowok masih ganjen ke cowok lain!"

"Lah Aerin sama kak Galih mah emang temenan. Emang Lo yang nempel ke kak Galih like a bitch padahal udah jelas dia nolak Lo! Siapa yang lebih bitch disini?"

"LO!"

Beby menghampiri Vini hendak menampar cewek itu, namun dengan sigap Vini menepis tangan Beby. Vini lantas membalas perlakuan Beby dengan mendorong bahu cewek itu keras hingga cewek itu terjembam dilantai.

Gerombolan cewek itu terkejut melihat Beby terduduk dilantai, dengan sigap membantu Beby untuk bangkit. Cewek itu menatap marah ke arah Vini kemudian ia menghampiri Aerin lalu menarik rambut Aerin hingga gantian malah Aerin yang sekarang terjembam dilantai.

'Demi tuhan gue dari tadi diem' batin cewek itu jengah.

Aerin terduduk dilantai dengan mengenaskan dan rambut acak-acakan, cewek itu menatap kosong kearah depan kemudian menjedukkan kepalanya ke dinding disebelahnya. 'Yatuhan, gue bakal berurusan sama orang-orang bodoh ini untuk kedepannya'

Seluruh mata menatap aneh kearah Aerin yang tidak membalas serangan Beby malah justru menjedukkan kepala dengan pelan berulang kali kedinding.

Aerin berhenti saat tiba-tiba ia merasakan ada tangan seseorang yang menghadang benturan kepalanya didinding, ia menatap orang itu. Ternyata kak Galih.

"Kamu kenapa? Ayok berdiri" Galih mengangkat pinggang Aerin untuk membatu cewek itu bangkit. Cowok itu kemudian mengelus kepala Aerin ditempat cewek itu mejedukkan kepalanya kedinding.

"Itu kak! Aerin ditarik rambutnya sama orang gila itu sampe jatoh kelantai" Vini menunjuk kearah Beby.

"Lo jangan memutar balik keadaan ya! Jelas-jelas temen Lo yang ngajak ribut tadi!" Beby menunjuk kearah Aerin.  "Gal dia duluan tadi yang ngajak ribut aku" Cewek itu menghampiri Galih, memegang lengan cowok itu kemudian mendongakkan kepala menatap sedih kearah Galih.

"Apaan! Lo tadi duluan yang dorong Aerin!"

Galih menatap malas kearah Beby kemudian menepis tangan cewek itu yang berada di lengannya hingga tanpa sengaja mengenai pipi Aerin.

'shit, orang-orang bodoh ini' Aerin memegang pipinya nanar.

"Yaampun sorry Rin aku ga sengaja"
Galih menangkup pipi Aerin sambil mengelus pelan pipi cewek itu yang sedikit memerah karenanya.
Aerin menatap kearah kak Galih kemudian melangkah menjauh keluar kantin dengan pandangan kosong, meratapi nasibnya yang ia yakini akan dikelilingin dengan banyak masalah kedepannya.

____

Pendek banget ga sih?
Lagi mentok banget soalnya:(

Sorry up nya jam 2 malem, soalnya malam adalah waktu produktif ku haha.

Kalian mau pilih konflik ringan atau berat?

28 April 2022




Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang