14.

14K 1.1K 11
                                    

Sorry update nya lama hehe.
Happy reading!

____

"Kenapa?"

"ANJIR!"
Aerin yang sedang mencuci tangannya di wastafel terkejut. Cewek itu membalikkan badannya menatap seseorang yang mengagetkannya tadi, ternyata Radit.

"Lo ngapain ditoilet cewe?!"
Aerin celingak-celinguk menatap sekitar panik, bisa dihukum mereka jika ketahuan hanya berduaan didalam toilet.

Cowok itu menyenderkan bahunya santai ke tembok dan melipat kedua tanganya. "Gue ngeliat Lo tadi jalan kayak orang gila, jadi gue ikutin"

Brengshake, jadi cowok itu dari tadi disini? Pas gue pipis juga?!

"Lo yang gila! Keluar sekarang!"
Aerin mendorong-dorong tubuh Radit agar segera keluar dari toilet perempuan ini.

"Gue mau ngerokok" Ucap cowok itu santai sambil mengeluarkan sebungkus rokok didalam saku celananya.

"Gila Lo! Ini didalem sekolah" Aerin mencoba mengambil bungkus rokok itu namun cowok itu dengan kurang ajarnya mengangkat bungkus rokok itu tinggi-tinggi.

"Emang ada gue bilang didalem rumah?" Radit menatap Aerin dibawahnya yang sedang melompat-lompat untuk menggapai bungkus rokok itu, jelas cewek itu tak sanggup mencapainya, ukuran tubuh Aerin jauh lebih pendek dari Radit.

"Gue keluar, Gue aduin Lo" Cewek itu memutuskan berhenti melompat karena lelah lalu bergegas keluar toilet.

Radit hanya menatap Aerin sekilas, kemudian mengeluarkan sebatang rokok dan menghidupkannya, ia menghisap puntung rokok itu pelan.
"Try then"

Aerin menatap Radit tajam.

'Brengsek cowok ini!'

Aerin menghela nafas, ia lalu menutup hidungnya agar tak terhirup asap rokok sialan ini. Ingat, ia masih membutuhkan Radit disini.

"Kenapa? Ga jadi?"

Cewek itu memicingkan mata kearah Radit, lalu sedikit berteriak geram didepan muka cowok itu "NGGA"

Radit menyeringai mendengar itu.

"Minggir, gue mau keluar" Usir Aerin, pasalnya tubuh cowok itu sekarang sedang menghadang pintu keluar toilet yang tertutup.

"Lo kenapa tadi? Ada yang gangguin?"
Radit bertanya seraya menghembuskan asap rokoknya. Cowok itu tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

Aerin yang sedari tadi menutup hidungnya dengan tangan sudah tak tahan.
'Sialan, gue bisa mati kehabisan oksigen'

"A-asep rokok, gue ga bisa napas" Ucap Aerin tersendat-sendat.

"Oh, sorry" Ucap cowok itu meminta maaf tak minat namun tetap mematikan rokoknya. Aerin mengibas-ngibaskan tangannya di udara, mengusir asap rokok yang masih tersisa.

"So?"

"Diluar aja bisa ga si ngomongnya?"

"Ah, oke"

Radit menarik pergelangan tangan Aerin untuk keluar dari toilet perempuan, cowok itu berjalan dengan santai namun sungguh sangat amat tak santai bagi Aerin, ia kesusahan mengimbangi langkah besar cowok itu!

"Kenapa kesini? Udah mau masuk!" Ujar Aerin meninggi.

Mereka sedang diparkiran sekarang, cowok itu mengernyitkan dahi mendengar pernyataan Aerin "Udah bel masuk dari tadi"

Aerin membelalak matanya, J-jadi ia membolos sekarang? Tidakkk!

"Biasa aja tu mata"

"Gila! gue bolos lagi Radit!" Ucap Aerin dramatis tak percaya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang