33.

7.5K 762 8
                                    

Daffin menghela nafas, cowok itu menatap kearah kursi Radit dan Aerin. Sudah seminggu kedua orang itu tak masuk sekolah. Yang satu karena di sekap oleh seseorang, dan yang satunya lagi sudah pasti seseorang itu sendiri. Si sinting Radit.

Cowok itu memangku kepalanya dengan kedua tangan lalu menatap keluar jendela, mencoba mengabaikan seluruh pikirannya yang tengah bercabang kemana-mana. Saat tengah mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah, matanya tiba-tiba berhenti pada gerak gerik aneh seorang murid yang ia tahu bernama Galih.
"What the hell is he doing?" Tanya Daffin.

"He's weird" ucapnya lagi sambil mengangkat sebelah alis saat melihat Galih tengah mengambil sebuah kaca berukuran sedang dibelakang sekolah.

Daffin tetap menatap orang itu sampai cowok itu hilang ke dalam semak-semak. Jiwanya sebagai seorang penulis sangat kepo. Jujur Daffiin seringkali mendapat inspirasi saat menulis dari pengamatannya saat melihat seseorang atau sesuatu yang aneh.

Cowok itu dengan rasa penasaran yang tinggi memanjat keluar jendela, ia berjalan mengendap-endap ke arah semak-semak tempat menghilangnya Galih tadi. Dirinya menyibakkan daun-daun dan masuk kedalam sana, membelah semak menjadi dua agar dirinya bisa melewati kumpulan daun-daun itu.

Ia terus menyibak semak itu sampai hampir sekitar 2 menitan.
"Demi tuhan, ini semak menuju ke neraka kali. Dalem banget anjing" omel Daffin.

"Kenapa gue jadi agak takut ya?" Cowok itu bergidik ngeri saat merasakan perasaan sedikit tak enak. Semak ini terlalu dalam, Daffin sedikit merasakan sesak disini.

"Anjing, apaan tu" kaget nya saat melihat sedikit cahaya muncul dari luar semak menyinarinya, ia melangkahkan kaki mengintip cahaya tersebut.

Alangkah terkejutnya Daffin saat melihat cowok yang sedang ia ikuti ternyata tengah melakukan semacam- RITUAL? Dengan asap dari sebuah lilin dan benda-benda aneh lainnya yang mengelilingi cowok itu.

"WHAT THE FUCK?!?" pekik Daffin sedikit kencang. Dirinya benar-benar tak habis pikir melihat itu. Bisa-bisa nya seseorang tengah melakukan sebuah ritual di area sekolah!

Dirinya kembali mengintip dari balik dedauanan, mencoba sedikit maju melihat tersangka tersebut.

"Anjing! Dia mau nyantet orang apa gimana?"

"Lah itu bukannya buku gue" bingung Daffin saat melihat sesuatu yang tengah cowok itu genggam.

"Anjing bener buku gue"

"Kampret ni orang, buku gue dijadiin tumbal" maki Daffin.

"Bentar, buku gue kan di kamar sekarang"

"Dia dapet buku gue dari mana anjing! Maling kali ni orang"

"Anjinglah! pengen gue gebukin!" amuk cowok itu dan segera beranjak dari tempat persembunyiannya. Namun saat sedikit lagi hendak keluar, Daffin tiba-tiba berhenti saat nama Aerin di sebut oleh orang itu.

Cowok itu masuk lagi kedalam semak-semak dengan sedikit kesal dan menajamkan pendengarannya.

"Here's to all the place went, and all the place we'll go"
"Bring Aerin Sanariqa back"

Daffin mendengar cowok itu berulang kali mengucapkan kalimat itu didepan cermin sambil membuka buku berjudul 'reminiscent' milik Daffin.

Daffin menatap buku miliknya di genggaman cowok itu, sesaat setelah cowok itu mengucapkan kalimat itu. Isi didalam buku milik Daffin yang berada di tangan Galih semakin banyak. Tulisan-tulisan acak dikertas kosong perlahan muncul.

Semakin banyak kalimat yang cowok itu ucap, sebanyak itu pula isi tulisan di dalam buku itu muncul.

"G-gimana bisa?" Cengo Daffin.

"Dia-- sebenernya siapa?" lanjutnya, dirinya benar-benar shock sekarang.

A-apa yang sebenarnya cowok itu inginkah? apa yang membuat cowok itu sampai melakukan ritual ini? --tunggu-tungu apakah artinya Galih tau tentang rahasia buku miliknya dan kemunculan Aerin dari dalam novel?!

Daffin sunguh bertanya-tanya dalam benak nya, dia ingin segera keluar dari tempat persembunyiannya dan meninju cowok itu lalu memaksanya mengakui apa yang tengah diperbuatnya saat ini. Tapi sepertinya hal itu akan sia-sia.

Daffin lalu mendapat ide untuk mengacaukan ritual cowok brengsek itu. Dirinya mengambil sebuah batu yang berukuran sedikit besar lalu melemparkannya ke arah cowok itu.

Sebuah batu mengenai kepala cowok itu, Daffin terkekeh seraya bergumam "mampus Lo"

Namun Daffin kembali dikejutkan saat Galih mengambil batu itu lalu melemparkannya ke arah cermin dengan kesal. Tidak- tidak, bukannya ia terkejut dengan reaksi Galih yang terlihat kesal, namun ia terkejut saat melihat batu yang dilempar cowok itu masuk kedalam cermin dan menghilang menjadi debu.

Daffin menganga melihat itu, "I-itu?"

"Siapa itu?" Berang Galih, membuat Daffin sadar dan segera bergegas meninggalkan tempat itu dengan pelan.

____

"Ayo makan lagi non" bi Ratih kembali mengangkat sesendok penuh makanan ke depan mulut Aerin.

"Udah bi kenyang" tolak Aerin, demi tuhan perutnya sudah benar-benar penuh sekarang.

"Nanti dimarahin den Radit"

Aerin menghela nafas, dia selalu tak tega saat bi Ratih sudah bilang begitu, ia kasihan jika melihat wanita tua ini akan terkena masalah karena dirinya.
"Yaudah, sekali lagi aja ya bi?" pinta Aerin dengan memelas.

"Iya non, ayo"

"Saya aja bi" ucap Aerin sambil mengambil alih sendok ditangan wanita tua itu dan menyuapkan ke dalam mulutnya sendiri.

Aerin sebenarnya bisa saja kabur saat wanita tua itu lengah, lagi pula dia wanita tua dengan tenaga yang tak banyak.

Tapi entahlah, Aerin selalu merasa tak tega jika memikirkan kemungkinan wanita tua itu yang akan terkena dampaknya karena ulah Aerin.
Oke--  sebenarnya Aerin sedikit berbohong untuk itu, dirinya sebenarnya lebih memikirkan akan kemana tujuannya nanti jika sudah keluar dari apartment ini, ia tak punya siapa-siapa di dunia ini, ia juga tak tahu bagaimana caranya kembali kedunia nya, ia sebenarnya sangat takut.

Dan tidak buruk juga menjadi seorang tawanan. Dirinya yang memang seorang anak rumahan, dengan senang hati mengahabiskan waktu dengan bermalas-malasan dikamar. Meskipun awalnya ia sering menangis karena takut berada sendirian disini, untungnya selalu ada bi Ratih.

Lagipula dirinya juga masih bisa membaca, melihat pemandangan indah di sore hari dari jendela apartment lantai 30 milik Radit, melukis, menonton TV, makan makanan enak, dan berceloteh dengan bi Ratih.

Yang Aerin sangat sayangkan adalah sekolahnya, sudah seminggu ini dia bolos sekolah. Pasti banyak sekali perlajaran yang tertinggal, pikir Aerin sedih.

1 Agustus 2022

____

Ett, Batas wajib vote!🏌️

Jangan lupa ketuk bintang dipojok kiri bawah bestie🍻

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang