27.

8.3K 819 58
                                    

Rumput yang hijau dengan lukisan langit biru.
'Udara disini sungguh sangat sejuk' pikir Aerin
Pohon yang berdiri disamping mereka menutupi cahaya matahari yang menyilaukan.

Aerin menolehkan kepala kesamping, menatap seseorang disampingnya yang tengah berbaring diatas rumput sama sepertinya.

Cowok itu memegang tangan Aerin, lalu mencium punggung tangan itu dengan lembut. Aerin membalas itu dengan senyuman tak kalah lembut.

Cowok itu lanjut memegang pipi Aerin, mengelus kulit itu lalu sedikit turun ke bawah untuk mengelus bibir Aerin.

Aerin memejamkan mata saat cowok itu beranjak dari posisi tidurnya menjadi tengkurap, sedikit menindih tubuh Aerin. Kepalanya mendekati Aerin yang tengah berbaring, hendak meraih bibir itu.

Aerin mengelus rambut cowok itu saat cowok itu melumat bibir Aerin lembut penuh perasaan. Keduanya menikmati cumbuan bersama seakan dunia hanya milik berdua. Bunyi decapan bersautan mengisi keheningan suasana disini.

Cowok itu perlahan melepaskan tautannya, matanya menatap intens kelopak mata Aerin yang perlahan terbuka.

"I love you Aerin"
Lirih cowok itu sambil mengelus lengan Aerin yang terbuka.

"I love you too.... Daffin"

Deg.

Aerin tiba-tiba terbangun. Cewek itu menghirup udara sebanyak mungkin lewat mulutnya. Peluh membanjiri pelipis dan wajahnya. Dirinya memegang dadanya yang berdegup sangat kencang.

Aerin shock. Dirinya perlahan beranjak dari posisi berbaringnya menjadi duduk, Aerin mencoba mengingat dan mencerna mimpi yang di alaminya tadi sebelum mimpi itu menghilang dari ingatannya.

'mimpi apa gue tadi omg?!?'
'gue mimpiin Daffin sama gue ciuman anjir'

Dirinya memegang dada nya kembali, degup itu masih Aerin rasakan. Terasa sedikit nyeri, dirinya seperti ikut merasakan euforia itu.

Aerin menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, masih sedikit linglung dengan apa yang ia alami di mimpinya.

Ternyata Aerin saat ini tengah berada di kamar yang Daffin tempati tadi, namun Aerin tak dapat melihat batang hidung cowok itu. Artinya ia sendirian.

"Daffin?" Aerin mencoba memanggil cowok itu.

Dirinya ingat tadi saat sedang membaca novel disamping Radit, tiba tiba matanya mengantuk, sepertinya ia tertidur disofa dan cowok itu mengangkatnya kesini.

Aerin menolehkan kepala lagi, ia kembali melihat salah satu buku yang dilihatnya tadi saat bersama Radit, buku yang mempunyai tempat khusus di rak khusus, tempat yang hanya ditempati buku itu sendiri.

Aerin menyipitkan mata, sedikit kesulitan melihat judul buku itu."N- ni-s-ce?" "N-nis-cent?"

Aerin menyipitkan mata lagi, cewek itu akhirnya menyerah untuk melihatnya, ia memutuskan untuk beranjak dari kasur menuju ke rak buku itu, masih sedikit kepo dengan judul buku itu dan juga tubuhnya seakan menyuruhnya untuk melihat itu.

"Reminiscent?" Bisik Aerin saat ia telah memegang buku itu.
"Reminiscent?" Ulangnya, dirinya tiba-tiba teringat dimimpinya tadi seseorang seperti berucap lirih kata itu kepadanya berulang kali.

Aerin membalik buku itu, dari tulisan yang Aerin lihat dibekalang buku itu, tak satupun mengindentifikasi kan bahwa itu novel dewasa seperti yang Radit katakan tadi.

Jiwa kepo Aerin makin meningkat kala ia melihat ada nama Aerin dan Daffin terpampang dibuku itu.

Aerin sedikit ragu untuk membuka buku itu, takut jika ternyata buku ini memang novel dewasa. Sedikit ragu, Aerin perlahan memberanikan diri membuka lembar pertama. Dirinya mengernyitkan kening saat melihat kertas kosong di lembar pertama buku itu. Lalu ia mencoba membuka lembar kedua dan seterusnya, tetap saja kertas itu kosong melompong, bahkan untuk sekedar coretan saja tidak ada.

Aerin menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia hendak menutup buku itu namun terhenti saat tak sengaja matanya menemukan sebuah tulisan pada lembar pertengahan buku itu.

Seperti tulisan seseorang, bukan tulisan yang di ketik pada komputer.
Ia membaca kalimat pada lembar pertengahan buku itu. Rentetan kalimat itu sama seperti kejadian yang persis seperti di mimpi Aerin.

Aerin makin mengeryitkan kening, bingung. Siapa gerangan yang menulis di buku ini. Kenapa tulisan disini bisa sama persis seperti kejadian dimimpi Aerin?

Aerin kembali mengamati tulisan itu, tulisan indah dengan lekukan indah pada setiap hurufnya.

Aerin tiba-tiba gelagapan saat mendengar jejak kaki seseorang perlahan mendekati kamar yang ia tempati ini.

Dirinya segara meletakkan buku itu ke tempat semula dan berbaring di kasur dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Ceklek.

Pintu terbuka, seseorang masuk dan mendekat ke arah Aerin. Aerin tak dapat mengetahui siapa itu, namun dari aroma tubuh orang ini, ia menyakini bahwa seseorang yang tengah mengelus pipinya ini adalah Radit.

Aerin tak bergerak sedikit pun saat jemari cowok itu menjelajah setiap inchi wajahnya, mulai dari kelopak mata, hidung, hingga bibirnya.

Aerin merilekskan wajahnya, mencoba terlihat seperti orang yang benar-benar sedang tertidur.

"I love you" lirih cowok itu.

Aerin sedikit tertegun mendengar itu, dirinya hampir saja tersendak ludahnya sendiri.
'Cowok ini suka sama gue?!?' batin Aerin terkejut.

Aerin sedikit terbawa suasana saat mendengar ucapan cowok itu, seperti benar-benar tulus diucapkan dari hati. Cewek itu tak sadar tengah tersenyum saat kepalanya kembali mengingat ucapan cowok itu tadi, namun senyumannya seketika luntur saat merasakan sesuatu tengah meremas dada nya.

'brengsek cowok ini, cari kesempatan dalam kesempitan!' maki Aerin dalam benaknya. 'dasar mesumm!'

Aerin perlahan menggerakkan badannya tak nyaman, seolah tidurnya tengah diganggu. Suasana haru tadi dengan cepat berubah menjadi menjengkelkan bagi Aerin.

___


Vote dong

Sad Ending -->

Happy Ending -->

Konflik Ringan -->

Konflik Berat -->

Kok aku lebih suka sad ending ya😌
Hayo, apakah ini hanya sebuah pernyataan biasa ataukah-- sebuah spoiler?
WAKAKAKA *ketawa setan

Btw, aku gapapa kalo ada yang plagiat karya ku. Tapi semoga diakhirat kita ketemu ya, dengan status kamu sebagai pencuri dan aku sebagai korban💃

20 Juli 2022

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang