Aerin berjalan sedikit terburu-buru memasuki minimarket saat kembali merasakan kram diperutnya.Ia tadi sedikit melupakan kram diperutnya. Ada banyak hal yang harus ia pikirkan termasuk ujian akhir tentunya.
Selesai dengan barang yang dibutuhkan, Aerin segera menuju ke kasir dan meletakkan barangnya dimeja kasir, kemudian merogoh mencari dompet didalam tas bagian depan.
deg.
Aerin membeku sebentar, dirinya tak menemukan dompetnya didalam tas. Dengan gelagapan Aerin mencari dompet itu dibagian tas lain. Sedikit memberantaki isi dalam tas tersebut.
Tepat dari arah belakang, Aerin merasa seseorang ikut mengantri. Dirinya sedikit melirik-lirik kearah belakang. Ternyata seorang laki-laki.
'ada orang lagi, dompet gue kemana sih, mau nangis' ringis Aerin sambil masih sibuk mengobrak-abrik tasnya.
Tak lagi terdengar suara piip kasir makin membuatnya gelagapan.
"Totalnya 80ribu ya mba" ujar mba kasir.Aerin menghentikan pencarian dompetnya yang hilang kemudian mendongak menatap mba kasir minimarket tersebut.
"Mba maaf saya ga jadi mba, dompet saya ketinggalan" Ujar Aerin sedikit merasa bersalah.
Mendengar itu, raut wajah kasir tersebut langsung keruh.
"Sekalian sama ini" Seorang cowok menjulurkan tangannya kedepan, menaruh beberapa eskrim dimeja kasir.
"Eh" Aerin spontan bergeser, ia refleks menoleh menatap wajah seseorang disampingnya.
Cowok dengan rahang yang menonjol, hidung mancung dan rambut sedikit acak-acakan.
Aerin terdiam beberapa detik, terpukau menatap paras menawan laki-laki dihadapannya. Dirinya lalu segera tersadar saat cowok tersebut kembali memundurkan badannya ke belakang.
Mba kasir didepan Aerin pun ikut terpukau sambil melirik-lirik kearah cowok itu.
"Mas?"
Aerin bingung, cowok ini menaruh barang belanjaannya di barang Aerin.Dirinya tak mau terlalu geer, menganggap cowok ini ingin membayari belanjaan Aerin.
"Duit lo ga ada kan? Sekalian gue bayarin?
Mendengar itu, Aerin akhirnya menolehkan wajah ke belakang, menatap cowok itu.
Cowok itu juga menatap Aerin, sedikit meneliti wajah itu.
"Gapapa mas?"
"Gapapa" Balas laki-laki itu.
"Baik kak, totalnya jadi 150 ribu ya" Mba kasir tersebut berujar sedikit gelagapan.
Aerin menggeserkan badannya sedikit ke samping agar cowok tersebut dapat maju.
Cowok itu maju ke samping Aerin dan menyerahkan uang 50 ribuan 3 lembar dari dalam dompetnya ke mba kasir tersebut.
"Uangnya pas ya kak"
"Ini struk nya, terima kasih. Silahkan datang kembali"
Dengan wajah memerah, mba kasir tersebut menyerahkan 2 kantung belanjaan kepada cowok itu.Cowok itu mengambilnya, lalu berjalan keluar pintu, diikuti Aerin yang mengekori di belakang sana.
Setelah mereka keluar, cowok itu lalu memberikan satu kantung belanjaan kepada Aerin.
"Makasih mas."
Aerin segera menyambutnya dan berterima kasih dengan sedikit menundukkan kepala.Namun saat Aerin akan menarik kantung tersebut, cowok itu tampak menahannya sambil menatap punggung tangan Aerin dengan intens.
Aerin mengernyitkan dahi, lalu ikut menatap punggung tangannya yang terdapat goresan tipis agak panjang dan sedikt bercak darah mengering disana. 'Kapan gue luka?' Tanya Aerin dalam benaknya.
Refleks cewek itu menutup luka di punggung tangannya menggunakan tangan yang satunya, lalu dengan canggung menarik kantung plastik itu lagi, sebelum kembali mengucap terima kasih sambil menundukkan sedikit kepalanya.
"Em duluan ya mas" ucap Aerin gugup saat ditatap intens oleh cowok itu.
Aerin laku berjalan dengan tergesa, namun dirinya tiba tiba menepuk dahinya dan berbalik kembali saat teringat bahwa ia belum meminta kontak cowok itu untuk mengembalikan uangnya.
Beruntung cowok itu masih berada disana. Aerin menepuk sedikit bahunya saat cowok itu sedang memasang helm diatas motornya.
Cowok itu menoleh merasakan tepukan dibahunya. Kemudian melirik Aerin dengan tatapan bertanya.
"Mas, gue boleh minta nomor rekeningnya?" Ujar Aerin, melirik mata cowok itu dibalik helm fullface miliknya.
"Buat ganti ini" Lanjut Aerin seraya menggangkat kantung belanjaannya yang dibayarkan oleh cowok itu tadi.Aerin segera mengambil ponsel dikantung seragamnya dan menyodorkan ponsel yang sudah terbuka aplikasi note kearah cowok itu.
Cowok itu terdiam sesaat, seperti terngah berpikir.
Tapi tetap mengambil uluran ponsel Aerin dan menulis sesuatu disana.
Aerin sedikit melirik-lirik kearah cowok itu yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Tatapannya tak bisa berpaling saat melihat otot-otot disekitar lengan cowok itu saat sedang menulis.
Tak lama, cowok itu menyerahkan ponsel Aerin, membuat Aerin yang fokus melihat lengan cowok itu seketika tergugup.
Dengan gerogi Aerin langsung menerima ponselnya dan segera mematikan lockscreen, sebelum mengembalikan ponsel iti kekantung seragamnya tanpa mengecek apapun.
Aerin arahkan pandangannya kembali kearah cowok itu.
"Terima kasih ya mas, hati hati dijalan" Ujar Aerin sopan.
Cowok itu hanya berdehem dengan cuek membalas ucapan Aerin.
Setelah selesai, ia menghidupkan motor sport nya dan pergi meninggalkan minimarket.
_____
TBC
Yang abis ngeluarin dompet buat bayar jajanan Aerin :
See you di bab selanjutnya👋14 Maret 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in Neverland [Revisi]
Fantasi[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Debut story/ karya pertama, maaf kalo bacanya agak geli🤌🏻 [WARNING!!! : YOUNGADULT 17+ HARSH WORDS, KISSING, SMOKING, VIOLENCE] "Here's to all the place we went and all the place we'll go. Somewhere i...