21.

15.2K 942 8
                                    

Aerin mengumpat dalam hati, sudah dua jam lebih mereka latihan untuk pementasan dirumah kak Galih, dan selama itu juga dirinya bergerak tak nyaman disamping cowok itu.

Radit, cowok itu memaksa untuk ikut dengan Aerin tadi saat mengetahui teman yang dimaksud Aerin adalah kak Galih. Aerin melirik-lirik, alasan dirinya bergerak tak nyaman adalah karena cowok itu, yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Aerin, membuat dirinya gerogi, ditambah semua anggota sekarang tengah memperhatikannya dan kak Galih.
'Sial, jiwa introvert ini mau mati aja rasanya' umpat Aerin dalam hati.

"Rin lo coba pegang leher gue pas dialog ini, ntar gue pegang pinggang lo" Ujar kak Galih

"Rin?" Ulang cowok itu.

"Hah? Ohiya kak" Aerin gelagapan, cewek itu benar-benar tak fokus di tatap intens oleh mata elang Radit dan orang-orang sekitar.

Aerin memegang canggung leher kak Galih, dirinya kembali melirik-lirik ke arah Radit. Cowok itu terlihat santai, namun Aerin rasa sebaliknya, cowok itu seperti tengah menahan amarah? Karena Aerin tak sengaja melihat tangan cowok itu yang tengah mengepal erat mengeluarkan urat-uratnya.

"Em, kak sorry" Aerin sedikit memundurkan badannya tak nyaman, entah mengapa Aerin merasa kak Galih sengaja menarik dirinya erat kepelukan cowok itu.

"Ah, sorry gue kebawa suasana" ucap cowok itu, "sorry bro" ulangnya sambil menatap Radit. Aerin juga ikut menatap Radit, cowok itu hanya mengangguk membalas ucapan kak Galih.

Saat Aerin mengalihkan tatapannya kembali, dirinya tak sengaja melihat sedikit seringai diwajah kak Galih, hanya sebentar sebelum cowok itu kembali membuat raut riang seperti biasa.

Aerin bergidik ngeri, demi tuhan seringai itu benar-benar mengingatkannya akan kejadian lalu, saat ia baru pertama kali menginjakkan kaki di dunia cermin ini dan bertemu kak Galih.

Aerin perlahan menurunkan kedua tangannya yang tengah memegang leher kak Galih, dirinya ikut melepas rangkulan cowok itu di pinggangnya.

"Kenapa rin?" Tanya kak Galih.

"Kak, sorry latihannya udahan dulu ya, gue tiba-tiba sakit perut" Aerin menatap cowok itu dan anggota lain sambil memegang perutnya, mencoba terlihat seperti orang kesakitan.

"Rin Lo gapapa?" Cecil menghampiri Aerin yang sedikit membungkukkan badannya sambil memegang perut.

"Gue gapapa, cuma sakit perut aja"

"Yaudah Lo udahan aja, udah lumayan bagus juga tadi" ucap Cecil mencoba menenangkan Aerin. Aerin yakin cewek itu hanya ingin membuat Aerin terlihat baik-baik saja, karena sedari tadi ia hanya mengacau jalannya latihan ini.

"Lo udahan aja" timpal kak Galih, cowok itu menatap Aerin khawatir.

Aerin mengangguk, dirinya menatap ke sekitar "sorry ya gue udahan dulu" ucap Aerin kepada yang lainnya.

Semua mengangguk, namun Aerin yakin mereka mengumpati dirinya didalam hati. 'Persetan dengan semuanya! Ia tak ingin lagi dipaksa bermain peran!' Jerit Aerin dalam benaknya.

Radit menghampiri Aerin, cowok itu merengkuh pinggang Aerin seraya berjalan keluar dari rumah kak Galih.

Aerin melirik-lirik cowok itu lagi yang sedari tadi nampak bergeming. Bahkan saat mereka sedang dimotor dalam perjalanan pulang pun cowok itu tetap bergeming.

"Mau kemana?" Tanya Aerin saat tau motor cowok itu melaju bukan kearah rumahnya melainkan kearah lain. Cowok itu tetap diam, tak menjawab pertanyaan Aerin. 'hey apa salah Aerin?!'

Beberapa menit dalam keterdiaman, akhirnya mereka sampai disalah satu warung nasi goreng pinggir jalan.

Cowok itu langsung turun dari motor meninggalkan Aerin. Aerin tercengang menatap cowok itu yang meninggalkan dirinya tanpa membantu tubuh pendeknya turun dari motor sialan ini.

Aerin memicingkan mata kearah Radit, perlahan dirinya menggeser tubuh nya kedepan agar ia bisa memegang stang motor, kemudian ia coba untuk turun dengan masih memegang erat stang motor itu.

Hap!

Dirinya berhasil turun dengan selamat. Aerin mengampiri Radit sambil mengumpati cowok itu. Cowok itu sedari tadi menatap Aerin yang tengah kesusahan untuk turun dari motor sambil dengan santai menghisap puntung rokoknya.

'brengsek' umpat Aerin lagi dengan suara kecil.

Dirinya duduk sedikit menjauh dari cowok itu yang tengah mengeluarkan asap rokok dari bibirnya.

"Bang nasi goreng 1 super pedas pakai micin dikit aja, terus sama es teh" ucap Aerin sedikit berteriak kearah Abang nasi goreng itu.

"Udah gue pesenin tadi" cowok itu akhirnya berbicara.

"Loh? eh bang ga jadi, yang saya tadi dipesenin dia" Aerin menunjuk kearah Radit disampingnya.

"Siap neng"

"Pesen nasi goreng pedes kan?" Tanya Aerin ke cowok itu

Cowok itu kembali bergeming. 'Sial, gue kayak lagi ngomong sendiri'

Tak lama abang nasi goreng mendekat kearah mereka dengan membawa satu piring nasi goreng.

"Loh? Lo ga mesen?" Tanya Aerin saat tau ternyata itu nasi goreng miliknya.

Cowok itu menggeleng.

"Rokoknya boleh matiin?" Pinta Aerin lagi.

Cowok itu menatap Aerin sebentar, sebelum menghembuskan asap rokoknya lagi.

Aerin menatap canggung cowok itu, ia mengambil hand sanitizer dari dalam tas kecilnya kemudian membalurkannya ke seluruh telapak tangan.

Cewek itu menyuapkan makanannya sambil menatap Radit yang belum juga mematikan rokoknya.

"Suapin" ujar cowok itu tiba-tiba, terlihat cowok itu mematikan rokoknya dan membuang puntungnya kebawah kaki.

"Eh?" Tanya Aerin bingung.

Cowok itu menarik pinggang Aerin untuk mendekat.
"Aaaa" mulut cowok itu terbuka, siap menerima suapan Aerin.

Aerin mengernyit menatap cowok itu
"Bentar, gue minta sendok dulu"

"Punya lo, cepet"

"Ha?"

Cowok itu menarik tangan Aerin yang tengah memegang sendok yang sudah berisi nasi goreng lalu mengarahkannya ke mulut cowok itu sendiri.

Aerin menatap datar cowok itu yang tengah mengunyah nasi goreng sambil memainkan game diponsel cowok itu.

"Lagi" ucap cowok itu lagi tanpa menengok ke arah Aerin saat Aerin hendak memasukkan suapan kemulut.

Sendok cewek itu berhenti di udara.
"Kenapa ga beli dua sih?" Protes Aerin.

"Lagii" kekeh cowok itu.

Aerin berdecak, ia menyuapkan satu sendok nasi goreng lagi ke mulut cowok itu, kemudian menyuapkan ke dirinya sendiri.

Hal itu terus berulang hingga nasi goreng Aerin habis, dan bisa dipastikan jika cowok itu yang paling banyak menghabiskan.

_____

TBC

Maaf ya kalau aku belum bisa untuk double/triple up karena sibuk kerja:( Aku kadang nulis malam hari kalau lagi ada ide aja dan lagi ga capek:(

Semoga kalian masih nungguin ceritanya!🥂

15 Juni 2022

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang