Sorry ngilang,
muehehe/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\___
Aerin yang tengah melamun menatap plafon kamar Radit tiba-tiba tersentak saat mendengar ketukan dijendela kamar Radit. Dirinya sudah kembali ke rumah Radit agak malam karena mama nya menyuruh Aerin untuk kembali ke rumah cowok itu.
"Woi dit, main yuk" ucap seseorang diluar sana sedikit berbisik.
Aerin menghampiri jendela kamar Radit dengan ragu-ragu, dirinya menyibakkan sedikit tirai yang menutupi arah pandang jendela itu.
Saat mengintip sedikit, Aerin terkejut bukan main saat menatap pelaku yang mengetuk-ngetuk kaca jendela kamar Radit itu, pelaku tersebut juga terkejut menatap Aerin yang berada dihadapannya.
"Aerin?" Ujar seseorang itu masih dengan raut terkejut. Cowok itu menatap Aerin dari atas kebawah, sedikit menatap tubuh Aerin yang hanya mengenakan tanktop dan rok sepaha.
"Daffin?"
"Lo ngapain disini?! hayo! Lo melakukan hal yang tidak-tidak ya dengan Radit?" Tanya cowok itu dengan muka menyebalkan sambil menunjuk-nunjuk Aerin.
"Yang tidak-tidak?" Cengo Aerin.
"Inget kalian belum nikah, belom sah"
Aerin tambah cengo mendengar penuturan cowok itu.
"T-tapi gue sama Radit-" Aerin menghentikan ucapannya, mungkin orang-orang belum mengetahui ia dan Radit sudah menikah? Apakah pernikahan mereka dirahasiakan?
"Buka bisa kali, malah bengong"
"Ah iya" Aerin secara refleks langsung membuka pintu jendela itu.
"Eh, Lo kenapa masuk dari sini?" Tanya Aerin bingung saat sadar keanehan sedang terjadi.
"Biar kerenlah, masuk lewat pintu udah mainstream" ucap cowok itu sambil mendudukkan dirinya dengan santai di sofa Radit.
Aerin menatap cowok itu aneh sambil memutar bola matanya, dirinya berjalan menuju ke pintu kamar lalu membukanya sampai terbuka lebar. Sedikit was-was saat tau bahwa hanya ia dan daffin berdua yang berada disini
Cowok itu yang melihat tingkah Aerin hanya diam menatap cewek itu.
"Mau gue panggilin Radit?" Tanya Aerin diujung pintu.
"Gausah, bentar lagi juga pasti kesini anaknya" ujar cowok itu sok tau.
"Ya pasti kesinilah, wong ini kamarnya" Aerin memutar matanya lagi. Sesaat mengatakan itu, Aerin merasakan seseorang berada disampingnya.
"Ngapain?" Tanya Radit bingung, melihat Aerin yang tengah berdiri di ujung pintu.
"Woi dit, main" ujar Daffin saat melihat cowok itu disamping Aerin
Radit yang mendengar suara seseorang yang sangat di kenalnya segera masuk ke kamarnya. "Ngapain Lo sinting?" Tanya cowok itu. Saat melewati Aerin, Radit tak sengaja menatap baju yang cewek itu kenakan. Cowok itu sedikit mengeram lalu segera membuka jaket kulitnya dan memasangkannya ketubuh Aerin. Aerin sedikit mengernyitkan kening melihat tingkah cowok itu.
"Main yok"
"Masuk darimana Lo?"
"Jendela wakaka" jawab cowok itu sambil tertawa.
"Sinting" Radit berjalan menuju ke arah Daffin yang tengah duduk di sofa kamarnya itu.
"Ayo main, harus berapa kali sih gue ngulang" eluh cowok itu.
"Kemana?"
"Ikut dong," ucap Aerin tiba-tiba ikut menghampiri mereka. "Mau kemana?" Tanya cewek itu lalu menatap Radit dan Daffin bergantian.
"Eee.. sebenernya ini boys time Rin" ucap Daffin ragu sambil menatap Radit, mengkode cowok itu.
"Mau ngapain kalian?! Mabok ya?" Tuduh Aerin menunjuk ke muka Radit dan Daffin.
"Jaga bibir seksi Lo itu, enak aja mabok, orang kita minum 3 botol aja ga mabok" ucap cowok itu dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.
"Sinting" maki Aerin. "Jujur kalian mau kemana?" Lanjut cewek itu.
"Sebenernya mau ke panti asuhan rin hehe" ujar cowok itu sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Yang bener?!?!" Tanya Aerin sedikit tak percaya.
"Iya, emang mau ke panti asuhan, ya kan dit? mau ikut hah?"
Aerin menatap cowok disamping Daffin yang sedari tadi diam sambil memainkan ponsel, merasa ditatap, cowok itu ikut menoleh menatap ke arah Aerin. "Kenapa?"
"Kalian mau ke panti asuhan?" Tanya Aerin sedikit tidak percaya.
Radit menoleh ke arah Daffin, mereka terdiam sebentar sebelum cowok itu menjawab "iya"
"Yaudah gue ikut"
"Lo dirumah aja, udah malem" ucap Daffin saat menatap jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul delapan malam.
"Ya maka nya udah malem, gue sangsi panti asuhan masih nerima tamu" Aerin menyipit, meragukan cowok itu.
"Yaudah kalo Lo mau ikut, boleh kan dit?"
Cowok itu mengangguk, lalu menyimpan ponselnya dan menatap Aerin intens.
"Yaudah ayo caw" ajak Aerin sambil beranjak dari duduknya.
Daffin dan Radit menatap satu sama lain dalam diam saat melihat Aerin yang benar-benar akan ikut dengan mereka.
____
27 Juni 2022
Jangan lupa vote bestie
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in Neverland [Revisi]
Fantasía[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Debut story/ karya pertama, maaf kalo bacanya agak geli🤌🏻 [WARNING!!! : YOUNGADULT 17+ HARSH WORDS, KISSING, SMOKING, VIOLENCE] "Here's to all the place we went and all the place we'll go. Somewhere i...