26.

8.8K 856 50
                                    

"wanna try?"

Demi tuhan Aerin meremang mendengar suara berat cowok itu.

"Thank you, but no" dirinya mengambil tangan Radit yang berada dipinggangnya, mencoba melepas rangkulan cowok itu.

"Stay here" pinta cowok itu menghentikan pergerakan Aerin yang hendak melepaskan diri. Cowok itu lalu mencondongkan badan mendekat kearah Aerin, hendak mengambil gelas alkohol yang terletak di meja, ingin meminumnya sebelum tangan cewek itu menghentikannya.

"No alcohol, Lo nyetir"

"One glass of vodka won't make me drunk"

Aerin mendengus, ia lalu mengedarkan pandangan "Daffin kenapa keluar?"

"Mau nyari cewek"

"Lo ga mau nyari juga?"

"Udah ada Lo" balas cowok itu sambil mengelus paha Aerin.

"Kalo ga ada gue mau nyari?"

"Engga"

"Kenapa?"

Cowok itu tidak menjawab, Radit hanya menghembuskan asap rokok sebagai jawaban.

Uhuk uhuk

"Jangan ke gue asepnya" pinta Aerin masih sedikit terbatuk.
"Mau turun"

Ceklek

Aerin menengok ke belakang, kearah pintu yang baru saja dibuka. Daffin masuk bersama seorang wanita dengan pakaian kurang bahan, tangan cowok itu melingkar di pinggang wanita itu sambil melangkah sempoyongan ke arah sofa.

"Dia ga kuat alkohol" jawab Radit sebelum Aerin bertanya.

"ck, tadi katanya 10 botol ga mabuk"

"He's lying"

Hoekk.

Aerin menengok ke asal suara.

"Shit, dia mau muntah" ucap cewek di samping Daffin sambil mengernyit jijik, cewek itu segera menjauh dari Daffin. "Disgusting ew"

Hoekkkk.

Daffin dengan sempoyongan beranjak ke kamar mandi.

"Lepas, gue mau bantu dia bentar"

Radit melepaskan tautannya di pinggang Aerin, cewek itu segera turun dan memapah Daffin menuju ke toilet.

Hoeek.

Aerin terus memijit tengkuk Daffin yang tengah berjongkok di closet.

"makanya ga usah aneh aneh mau minum segala" omel Aerin sambil mengelus-elus punggung cowok itu saat cowok itu sudah selesai muntah.

"Didepan gue kok ada Aerin?" Tanya cowok itu sambil tertawa tak jelas.

"Lo pikir gue hantu"

"Haha Lo emang Aerin" tunjuk cowok itu didepan muka Aerin.
"Suami Lo bakal bunuh diri lagi kalo Lo ngilang lagi" ucap cowok itu tak jelas.

Aerin mengernyitkan kening.
"Maksud Lo? Suami gue?"

"Iya Radit-- hueekk"
Ucapan cowok itu terhenti saat cowok itu kembali memuntahkan isi perutnya

Aerin memijit-mijit kembali tengkuk cowok itu. Cowok itu berhenti muntah lalu menyandar di dinding dengan lemas.

"Maksud ucapan Lo tadi apa?" Cecar Aerin sambil menggoyang-goyangkan lengan Daffin.

"Ha? Apa?" Ucap Daffin tak jelas.

"Yang tadi pas Lo ngomong" desak Aerin.

"Emang gue ada ngomong ya? Haha" cowok itu menatap Aerin sambil menunjuk dirinya sendiri. "Ngantuk, mau tidur ah" cowok itu tiba-tiba beranjak lalu merebahkan tubuhnya di bathtub dan meringkuk didalam sana layaknya bayi.

"Daffin, jangan tidur dulu"
Aerin menggoyang-goyangkan lengan Daffin lagi. "Fin, fin"

"Ck ganggu" Daffin menepis tangan Aerin yang tengah menggoyang-goyangkan lengannya.

Aerin keluar dari toilet hendak mememinta tolong Radit memapah Daffin, namun dirinya sedikit terpaku saat menatap Radit yang tengah duduk berdekatan dengan cewek tadi, cewek itu terlihat sedang menggoda Radit dengan memeluk lengan cowok itu dan mengelus pahanya naik turun.

Aerin menormalkan raut wajahnya lalu berdehem sejenak. "Itu.. Daffin tidur di bathtub"

Mereka menoleh kearah Aerin. Radit menyingkirkan wanita itu kemudian beranjak dari kursi, meninggalkan cewek tadi yang sedikit cemberut karena kegiatannya diganggu.

"Lo keluar" ucap Radit pada cewek itu.

"Ck" decak cewek itu, lalu keluar ruangan.

Radit melangkah ke kamar mandi sedangkan Aerin masih sedikit terpaku didepan pintu kamar mandi. Tak lama cowok itu keluar dengan memapah Daffin.

"Tolong buka pintu itu" pinta Radit pada Aerin sambil menunjuk sebuah pintu.

Aerin segera melangkah ke pintu yang ditunjuk Radit lalu membukanya. Dirinya sedikit tekejut bahwa ada sebuah kamar disini. Radit memapah Daffin masuk dan meletakkan cowok itu di atas kasur.

"Ini kamar Lo?" Tanya Aerin sambil meneliti kamar tersebut.

Radit berdehem.

Aerin mengangguk-nganggukkan kepalanya. Aerin terdiam sejenak. "Terus gimana?"

"Apa?"

"Gue mau pulang"

"Disini dulu temenin minum" cowok itu mengambil selimut kemudian menyelimuti Daffin.

"Kenapa ga sama cewek tadi?"

Radit terdiam, cowok itu tiba-tiba menatap Aerin. "Lo cemburu?"

"Ha? Engga. Siapa tau Lo mau ditemenin dia kan" ujar Aerin skeptis.

Cowok itu tak menjawab, namun bibirnya sedikit menyunggingkan senyum.

"Em, gue pesen gojek aja deh"

"Itu ada buku. Baca" cowok itu menunjuk ke rak buku disamping Aerin.

Aerin menoleh kearah yang ditunjuk cowok itu dan benar saja, terdapat rak dengan banyak buku disana. Mengapa ia tidak melihatnya tadi?
Aerin melihat lihat isi rak tersebut, banyak sekali buku disini. Dari novel, buku ensiklopedia, komik, buku bisnis dll.

Aerin mengambil salah satu buku disana, buku novel dengan judul tulisan Korea. Ia pernah membaca ini, novel tentang percintaan anak muda. Apa Radit membaca ini juga? Aerin sedikit terkekeh geli.

Kemudian matanya melirik ke arah rak lain, rak kaca yang letaknya sedikit terpencil, dengan satu buku didalamnya.

"Itu apa?" Tanya Aerin, menunjuk rak tersebut.

Radit menatap rak yang ditunjuk Aerin kemudian terdiam sejenak.
"Punya Daffin, novel adult"

Aerin sedikit menganga, dirinya menggaruk kening canggung.

"Eng yaudah gue baca ini" ucap Aerin sambil membawa salah satu novel kemudian beranjak keluar kamar dengan sedikit canggung.

____

Btw gais, ini aku serius. Kalo ketahuan sama aku ada anak dibawah umur baca cerita ini, aku ga segan segan bakal hapus lagi ceritanya.

Tolong bijak dalam membaca💃

14 Juli 2022

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang