36.

10.5K 847 35
                                    

Sorry up nya lama, mentok bestie😩

____

Daffin menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, memastikan orang lain tak melihat aksi nya saat ini. Dirasa sudah aman, dirinya kembali mengandap-endap masuk ke dalam semak-semak di belakang sekolah, tempat saat ia melihat Galih tempo lalu.

Perlahan tapi pasti, ia menyusuri semak-semak itu sambil tangannya sesekali menebas-nebas daun yang mengenai wajahnya atau sekedar mengenai kulit kaki nya.

Cowok itu bernafas lega saat melihat sedikit cahaya menyinari dirinya yang berada dibalik semak gelap ini. Ia menyibak daun terakhir sebelum kembali bernafas lega dan keluar dari dalam situ.

Tempat itu masih sama seperti saat ia melihat terakhir kali, juga dengan benda-benda ritual? yang masih lengkap berada disitu.

Daffin dengan langkah pasti, langsung mendekat ke arah cermin yang sungguh sangat membuatnya penasaran setengah mati, saat kemarin ia melihat sebuah batu yang mendadak hilang setelah dilemparkan Galih kedalam cermin itu.

Dan setelah kemarin seharian berfikir panjang, ia kini sangat menyakini jika cermin ini merupakan sebuah portal penyambung antara dunia nya dan dunia Aerin, atau bisa ia sebut dunia novel?

Cowok itu berdiri didepan cermin itu, menatap dengan seksama detail pada bingkai kayu itu. Ia jadi teringat saat Aerin memberitahunya bahwa cewek itu berpindah dunia setelah melihat sebuah cermin dan membaca tulisan pada cermin itu.

Namun ia mengernyitkan kening saat tak melihat satu kata pun tertulis disitu. Cowok itu berusaha mencari lagi, mungkin tulisan tersebut sangat kecil dan terletak acak.

Tengah fokus mencari, tiba-tiba ia dikejutkan saat sebuah nyamuk hinggap dikelopak matanya.

"Anjing" dengan reflek cowok itu segera mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah dengan mata sedikit menyipit, melindungi bola matanya agar nyamuk itu tak masuk hinggap pada bola matanya.

Hal tak terduga tiba-tiba terjadi, cowok itu tak sengaja melihat sebuah tulisan dibingkai cermin itu saat sedang menyipitkan mata tadi. Sebuah tulisan berukuran sedang yang terletak di atas bingkai bagian atas.

Dirinya mencoba membuka matanya lebar, kemudian menyipitkan mata lagi. Tulisan itu justru terlihat mengecil saat ia membuka mata lebar, dan justru terlihat membesar saat ia menyipitkan mata.

"Weird" seru cowok itu.

Jarinya menyusuri tulisan itu, dengan masih menyipitkan mata tentunya. Bisa kalian bayangkan wajah cowok itu akan sekecut apa.

Dirinya mencoba mengambil sebuah batu, kemudian melemparkannya kedalam cermin itu, namun yang membuat cowok itu bingung, batu itu justru memantul dan jatuh ke tanah. Tidak seperti kemarin, saat ia melihat Galih melemparkan batu itu dan masuk menghilang ke dalam cermin itu.

Daffin lalu mencoba membaca tulisan itu dengan sedikit ragu, jika malah dirinya yang masuk kesana setelah membaca itu bagaimana? Pikirnya cemas.

Akhirnya, setelah berfikir panjang, cowok itu melangkahkan kaki nya ke arah belakang, sebisa mungkin mejaga jarak dari cermin itu sambil menggenggam sebuah batu di tangannya.

"Here's to all the place we went and all the place we'll go" ucap cowok itu yang kemudian dengan cepat melempar batu itu ke arah cermin dan...

blushhh.

Batu itu hilang.
Masuk kedalam cermin itu.

Daffin menutup mulutnya dramatis, demi tuhan baru kali ini ia melihat sebuah magic seperti ini. Dengan rasa penasaran yang tinggi, ia mendekat ke arah cermin itu dan memasukkan sedikit tangannya kesana.

Blushhh.

Ia melihat tangannya sendiri yang menghilang setengah, seperti termakan oleh cermin itu. Lalu Ia mencoba menarik tangannya lagi, dan tangannya kembali keluar dari cermin itu.

Cowok itu menatap cermin itu dengan takjub.

"Gue harus amanin ini anjir" gumam cowok itu, sambil mengangkat cermin itu dan keluar dari situ menuju ke parkiran sekolah dimana mobilnya terparkir.

___

Aerin tiba-tiba terbangun pukul 3 dini hari dengan nafas memburu, dirinya mengusap peluh di dahinya, demi tuhan semua ingatannya telah kembali. Cewek itu menatap ke arah Radit disampingnya, air mata perlahan turun tanpa ia sadari.

"I'm sorry" gumam Aerin sambil mengelus pipi cowok itu lembut.

Aerin terus mengusap pipi cowok itu, lalu perlahan mendekatkan kepalanya untuk mengecup bibir cowok itu yang tengah terlelap. Tiba-tiba Aerin dikejutkan dengan rengkuhan tangan seseorang dipinggangnya. Aerin melepaskan tautan bibirnya pada cowok itu lalu mendongak menatap cowok itu yang ternyata telah membuka mata sambil menatap Aerin sayu dengan senyum terukir di bibir cowok itu.

"you don't sleep?" Bisik cowok itu dengan suara serak tepat di depan bibir Aerin.

"I'm sorry, forgive me please Radit" gumam Aerin tiba-tiba sambil menatap ke mata hitam pekat cowok itu.

"Whats wrong?" Tanya cowok itu.

"I remember anything"

Cowok itu menatap Aerin intens, binar kebahagian memancar dari bola mata indah itu.
Radit mengecup bibir itu singkat.

"You do?" Seru cowok itu bahagia.

"I do"
"I'm sorry, forgive me Radit" lirih Aerin.

Cowok itu menangkup pipi Aerin
"I'll always forgive you Aerin, no matter what you've done to me"

"Aku ga pantes untuk kamu"
Ucap Aerin sambil mengusap air matanya yang mengalir deras.

Cowok itu sedikit terkekeh melihat Aerin mengusap mata cewek itu sendiri dengan lucu.
"Aku udah milih kamu, berarti ga ada yang lebih pantes dari kamu"

"Tapi aku jahat sama kamu" balas Aerin sedikit terisak.

"Never say that, kamu orang baik" cowok itu mengelus rambut Aerin lalu ikut mengusap air mata cewek itu yang kian mengalir deras.

"Maaf aku ngelupain kamu" lirih Aerin sambil menunduk, merasa bersalah saat menatap mata cowok itu yang tengah melihatnya dengan lembut.

"Hey, look at me. Saat pertama kali aku ngeliat kamu kembali kesini dalam keadaan ga inget apapun, saat itu Aku janji bakal membuat kamu jatuh cinta yang kedua kalinya padaku.
I did it before, I can do it again."
Cowok itu mengangkat wajah Aerin untuk menghadapnya, lalu melumat bibir itu sebentar sebelum bangkit dengan tiba-tiba dan mengurung Aerin dibawahnya.

"You still into smart guy right?"

Aerin tertawa, lalu mengangguk.

"Mau lagii" ucap cowok itu serak sambil menggesek bagian bawah tubuhnya yang tak tertutup apapun ke bagian bawah Aerin yang juga tak tertutup sehelai kain pun.

"I'm yours" Aerin mengalungkan tangannya dileher cowok itu yang langsung dibalas cowok itu dengan melumat bibir pink Aerin dengan lembut.

____

Anyways, kayaknya aku udah nemu deh minat nulis ku digenre mana!
Di Fantasy-Adventure! Omg aku suka bgt pas nulis adegan Daffin di bab ini! Hope u like it too❤️

11 Agustus 2022

Somewhere in Neverland [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang