Précieuses leçons

17.1K 1.2K 53
                                    

.
.
.

Plakk...plakk

"Aww..."

Jisung meringis ngeri melihat pemandangan di depannya, ia mengusap pipinya yang ikut nyeri melihat Jaemin menerima dua tamparan sekaligus dari kedua sahabat Jeno, Haechan dan Renjun.

"Kau...APA YANG KAU LAKUKAN PADA JENO?!!!."

"Kau bisa melihat sendiri di dalam!."

"Sialan...aku akan mengadukanmu pada Paman Donghae nanti!!!."

"Oh ya, apa kau seberani itu??!!."

"Na Sialan Jaemin!."

Haechan dan Renjun memandang tak percaya pada pria angkuh di depannya, bahkan Jaemin masih duduk tenang setelah mendapat tamparan dari keduanya.

"Bilang saja pada Paman Donghae, karena dia tidak akan punya pilihan lain selain menikahkanku dengan Jeno!."

"Sialan...kalau sampai terjadi hal yang buruk pada Jeno-."

"Bunuhlah aku."

Haechan mengernyit setelah ucapannya dipotong oleh Jaemin.

"Ya aku akan langsung membunuhmu kalau temanku celaka!."

Haechan menarik tangan Renjun dan Chenle untuk masuk ke dalam ruang rawat Jeno, meninggalkan Jaemin dan Jisung di luar.

"Sakit tidak hyung?."

"Masih tanya?!."

"Tidak...tapi mungkin kau akan menerima tiga pukulan lagi setelah ini!."

"Apa Papa akan bilang pada Paman Donghae?."

"Mungkin...emm jangan lupakan tamparan dari dua wanita cantik nantinya...kalau Papa juga bilang pada Mama dan Bibi Tiffany!."

"Ya aku akan menerimanya dengan senang hati tentunya!."

"Yah itu resikomu karena menyakiti kesayangan mereka!."

"Kurasa pukulan dari Jaehyun hyung dan Mark hyung tidak hanya sekali nantinya."

"Wah aku akan sangat mendukung mereka!."

"Sialan."

Jaemin merasakan sesuatu yang bergetar di dalam kantong celananya, ia lekas mengambil ponselnya yang bergetar tadi dan menerima pesan dari seseorang yang tak disangka-sangka.

'Temui aku di Incheon Airport sekarang."

Jaemin lekas memasukkan ponselnya lagi lalu berdiri membuat Jisung mengernyit heran menatapnya.

"Ji aku pergi dulu, jaga mereka berempat, kalau perlu hubungi Mark hyung dan Guanlin untuk kesini sekarang!."

"Kau mau kemana?."

"Aku pergi sebentar, kurasa setelah ini sesuatu yang besar akan terjadi!."

"Sesuatu...baiklah hati-hati."

"Ya."

Setelah itu Jaemin beranjak pergi dari rumah sakit, masih meninggalkan pertanyaan besar di benak Jisung tentang seseorang yang akan ditemui oleh Jaemin.

"Siapa sebenarnya yang ingin dia temui?!."

.

Haechan dan Renjun masing-masing menempati tempat duduk di kanan dan kiri Jeno, sementara Chenle berdiri di samping Haechan sambil sesekali mengusap bahunya menenangkan sebab sedari tadi Haechan tidak berhenti menangis sambil menggenggam tangan Jeno yang tidak terpasang infus, sedangkan Renjun tengah mengusap dahi Jeno sayang yang sampai saat ini belum sadar, Jeno membutuhkan transfusi darah yang karena lukanya yang cukup parah saat ini, beruntung Chenle mempunyai golongan darah yang sama dengannya.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang