Une surprise

11.2K 835 39
                                    

.
.
.

'Sewaktu dibawa kemari, Tuan Lee memang sudah dalam diagnosis cedera kepala berat, itu juga yang menjadi penyebab kondisinya saat ini Nyonya!."

'Apa tidak ada upaya untuk dapat mengembalikan ingatannya kembali dok?!!."

'Ada, tapi itu tergantung dari kondisi psikis Tuan Lee sendiri, tapi untuk saat ini sebaiknya kita membiarkannya seperti ini dulu, Tuan Lee baru saja sadar, dan  dalam keadaan mengandung, jadi menurut saya, kita harus fokus untuk memberikan penjelasan mengenai kondisinya kini, baru setelah ia menerima keadaannya, kita memulai untuk terapi pemulihan cedera kepalanya!!."

'Baik dok, lakukan apapun yang penting Jeno dapat kembali sehat seperti semula!.'

'Iya Nyonya kami akan melakukannya semaksimal kami!.'

"Mom...Mommy...Mommy!!!."

"Eh iya Jen...ada yang sakit sayang?!."

"Mommy kenapa melamun?!."

"Tidak sayang...tidak apa-apa...kau mau makan...akan mommy ambilkan sekarang!."

Jeno menggeleng, selepas sadar tadi dan sudah diperiksa oleh dokter, Tiffany sedikit demi sedikit mulai menjelaskan mengenai kondisi Jeno, dari cedera kepalanya hingga kehamilannya. Yang aneh adalah Jeno terlihat tidak kaget tentang kehamilannya, ia terlihat senang dan senantiasa mengelus perutnya sambil sesekali mengajak bayinya berbicara, membuat Tiffany luar biasa kaget tadi.

"Nanti saja Mom, eh Mom emm...aku boleh tanya sesuatu?!."

"Hmm apa sayang?!."

"Bukankah bila aku sekarang sedang hamil, aku seharusnya memiliki...suami atau istri...bisakah Mommy jelaskan padaku siapa orang itu dan dimana dia sekarang?!."

Tiffany terdiam sebentar, ia bimbang, akankah ia katakan sesuatu tentang Jaemin sekarang. Bagaimana kalau itu mengganggu proses pemulihan Jeno.

"Mom...Mommy!."

"Eh iya sayang!."

"Jadi bagaimana, siapa orang itu Mom?!."

"Emm namanya-."

Ucapan Tiffany terputus ketika ponselnya yang berada di atas meja bergetar sambil menampilkan nada dering tanda ada panggilan masuk. Ia meraih ponselnya dan melihat siapa yang menelfon.

"Sayang Mommy angkat telfon sebentar ya!."

"Oh oke!."

Tiffany tersenyum dan beranjak dari duduknya untuk keluar dari kamar rawat Jeno. Ketika ia sedang duduk di kursi di koridor depan kamar sambil menerima telfon, seseorang mengintip melalui kaca kecil di pintu ruang rawat Jeno, seseorang itu mengintai dan mengawasi apa yang Jeno lakukan di dalam tanpa sepengetahuan Tiffany.

.

Haechan baru saja menyelesaikan pekerjaannya di sebuah tempat pengisian bahan bakar pada jam sepuluh malam ini, ia segera memakai mantelnya dan berjalan keluar dari ruang karyawan, tak lupa ia menyapa dan pamit kepada beberapa rekan kerjanya disana, sekarang ia sudah berada di halte untuk menunggu bus terakhir yang akan lewat malam ini, Haechan mendudukkan dirinya di bangku lalu mulai mengelus perutnya lembut dan beberapa kali menyapa kedua bayinya di dalamnya.

"Tahu tidak, hari ini Mommy senang sekali, coba kalian tebak kenapa, ya Mommy dapat pekerjaan baru lagi, kalian senang hmm, sayang-sayangnya Mommy harus kuat ya kalau Mommy ajak kerja, semangat kita pasti bisa, iya kan baby?!."

Haechan memandangi sekitar halte, dan pandangannya menemukan sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya kini, ia terkejud karena memang mengenali siapa pemilik mobil itu.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang