La peine la plus lourde

12.3K 907 53
                                    

.
.
.

"Aku membencimu Lee Jeno!."

"Hiks Chan-."

"Dimana Renjun???!!!."

"A-aku ti-tidak tahu hiks!."

"Bagaimana mungkin kau tidak tau, bukankah kau yang membuatnya menghilang?!."

"A-aku sungguh tidak tau hiks!."

"Apa yang kau lakukan hingga membuat kami menjadi seperti ini hiks, pertama rumahku dirampok dan aku dipukuli, chenle hampir diperkosa, dan sekarang Renjun menghilang, apa yang sebenarnya kau lakukan Lee Jeno jawab aku!!!."

Haechan menarik kerah baju yang digunakan Jeno setelah itu menghempaskannya kasar hingga Jeno jatuh terjerembab ke bawah. Mark sendiri langsung menahan Haechan yang akan mulai menyerang Jeno lagi. Tak lama Jisung dan Chenle datang dari arah mobil mereka dan langsung mendekati Haechan dan Mark. Mark menyerahkan Haechan pada Chenle untuk dibawa ke mobil sedangkan ia mendekati Jeno untuk membantunya berdiri.

"Ada apa...bilang pada hyung...kenapa Haechan sampai semarah itu hmm??."

"Hiks hyung hiks~."

Mark tau Jeno masih terguncang dan tidak dapat bercerita saat ini, ia lalu memeluknya dan menggiringnya menuju mobilnya yang terparkir. Memasukkan Jeno ke dalamnya lalu berpesan pada Jisung untuk mengantar Haechan dan Chenle ke apartemennya. Setelah disanggupi Mark masuk dan melajukan mobilnya pergi.

"Maaf Jeno hyung!."

Gumam Jisung sambil melihat mobil Mark yang hilang dipersimpangan jalan.

.

Mark masih merangkul Jeno yang masih menangis di lehernya, badan Jeno hangat, mungkin demam juga syok karena kejadian tadi, ia masuk ke apartemen Jeno dan mendapati Jaehyun dan Taeyong di dalamnya. Taeyong lalu menyuruh Mark menidurkan Jeno di kamarnya. Taeyong sedang memeriksa Jeno sedangkan Mark dan Jaehyun menunggu di luar. Taeyong lalu meminumkan obat penurun panas dan memakaikan plester demam pada dahi Jeno.

"Jen."

"H-hyung hiks."

"Tenanglah...kau bisa bercerita padaku pelan-pelan...ayo ada apa Jen??."

Jeno menggeleng pelan lalu berbalik memunggungi Taeyong sambil menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Taeyong maklum, sepertinya Jeno memang butuh waktu untuk sendiri, ia mengusap lembut gundukan selimut itu lantas berdiri.

"Kapanpun kau siap untuk bercerita, bilang hyung oke!."

Jeno tidak menjawab tapi Taeyong tau Jeno mendengar perkataannya. Lalu ia keluar dari kamar dan mendapati Mark dan Jaehyun yang duduk di sofa, ia lalu mendudukkan tubuhnya di samping Jaehyun.

"Bagaimana sayang??."

Taeyong menggeleng pelan.

"Dia demam mungkin karena syok dan kelelahan, tapi dia belum mau bercerita padaku!."

"Aku akan bicara pada-."

"Jangan Mark jangan dulu, Jeno butuh waktu, kau pulanglah dulu tenangkan Haechan, besok kau bisa kembali lagi kesini!."

"Ya, aku dan Taeyong akan menginap disini menemani Jeno!."

Mark terlihat memikirkan ucapan Jaehyun lalu ia mengangguk dan beranjak berdiri.

"Jaga Jeno ya hyung!."

"Pasti!."

.

Saat ini Jaemin sedang berada di depan sebuah kamar inap rumah sakit sambil menunggu dokter yang sedang memeriksa pasien di dalamnya. Tak lama dokter tadi keluar dan membungkuk hormat pada Jaemin.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang