.
.
.Jeno sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit, saat ini ia sedang berada di kamarnya, berdiri di samping jendela dengan ponsel di tangannya, tak lama ia mendial nomor seseorang dan mendapatkan respon dari yang dihubunginya.
"Hallo."
"Aku Jeno!."
"Jeno, akhirnya kau menghubungiku!."
"Kita persingkat saja, temui aku di Yogorino caffe nanti waktu makan siang!."
"Waw tidak berubah tanpa basa-basi-."
"Bisa tidak?!."
"Oh oke-oke aku akan menemuimu, sampai ketemu nanti Jeno~..."
"Hmm."
Jeno langsung melempar ponselnya ke tempat tidur lalu menghela nafas kencang. Ia mengusap perutnya lembut.
"Maaf melibatkanmu sayang!."
.
Jaemin tersenyum tipis melihat pemandangan di depannya ketika ia baru saja membuka pintu rumah, di sofa ruang tamu, terlihat Minjeong dan Jeno duduk berdua sambil berciuman mesra, lama Jaemin memperhatikan mereka, hingga Jeno melepaskan ciumannya pada Minjeong dan memandang Jaemin datar. Tak lama Minjeong ikut menoleh ke arah Jaemin dengan senyum mengejeknya.
"Oh hai Jaemin, lama tidak bertemu!."
Minjeong berdiri dari posisinya dan berjalan ke arah Jaemin dengan tas di tangannya. Ia memeluk Jaemin sambil membisikkan sesuatu pada telinganya.
"Akhirnya Jaem, aku mengambil sesuatu yang harusnya masih menjadi milikku!."
Setelah itu Minjeong melepaskan pelukannya pada Jaemin dan memandang Jeno yang masih setia duduk di sofa, masih dengan tatapan datarnya.
"Jen, aku pulang dulu ya...besok aku akan menjemputmu!."
"Hmm."
"Bye Jeno...bye Jaemin~..."
Lalu Minjeong berlalu keluar dari rumah mereka, menyisakan Jaemin dan Jeno yang saling bertatapan sejak tadi, Jeno mendecih dan berdiri dari posisinya hendak berlalu dari sana, tapi langkahnya terhenti karena suara Jaemin mengintrupsinya.
"Tunggu Jen!."
Jeno membalikkan tubuhnya dan menatap Jaemin lagi.
"Apa?!."
"Kau sudah ingat?!."
"Bukan urusanmu!."
Jeno berbalik lagi, baru beberapa langkah tapi suara Jaemin berhasil menghentikan langkahnya lagi.
"Kau sudah ingat, atau memang tidak pernah hilang ingatan sama sekali?!."
Jeno membeku di tempatnya mendengar perkataan Jaemin, ia memilih memunggungi Jaemin dalam keterdiamannya, hingga ia merasakan rengkuhan seseorang dari belakang, tentu saja itu adalah perbuatan Jaemin.
"Bahkan bila kau bermaksud untuk balas dendam kepadaku, tolong jangan libatkan dia!."
Jaemin mengelus perut Jeno lembut. Sadar dengan posisi mereka Jeno lantas membalikkan tubuhnya lalu langsung mencium Jaemin kasar, Jaemin tentu saja membalas ciuman Jeno. Mereka berciuman cukup lama hingga Jeno melepas paksa tautan mereka lalu memukul wajah Jaemin hingga tersungkur jatuh ke lantai. Jaemin memegang sudut bibirnya yang terluka hingga mengeluarkan darah lalu menatap Jeno tenang, membuat Jeno emosi karena merasa dipermainkan.
"Apa, kau ingin membalasku, ayo pukul aku sialan!!!."
Jaemin lantas berdiri dan berjalan ke arah Jeno lalu menggendongnya bridal menuju kamar, Jeno tentu saja meronta ingin diturunkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un Mauvais Amour (END)
FanfictionNa Jaemin yang mengetahui sang istri berselingkuh di belakangnya, akan tetapi tujuan utama dendamnya tertuju pada sang selingkuhan 'Lee Jeno' 21+ ☠ DLDR ⚠️ 🔞 a lot of violence and rape Minors are not allowed to come to read