Processus de mort

28.3K 1.5K 85
                                    

.
.
.

"Jangan k-kumohon Jaem...s-sudah cukup hhah hahh..."

"Tapi untukku belum Jeno..."

"S-sampai kapan hah hah...k-kumohon lepaskan akuuhh..."

Jaemin menghentikan gerakannya lalu menatap Jeno dalam sambil mengelus perutnya.

"Sampai kau hamil anakku...Lee Jeno hahahaha."

"T-tidak...dasar gila..."

"Ahh bukan Lee Jeno...tapi Na Jeno hahahahaha..."
.

"TIDAKKK..."

"Jen...kau sudah sadar???."

Jeno terbangun dari tidurnya dengan posisi terduduk lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah hingga menemukan sang kakak ada di samping ranjangnya, memandangnya khawatir, lalu ia merintih kesakitan sambil memegang perutnya.

"Argh~...Mark hyung..."

"Kenapa...ada apa dengan perutmu...oh mungkin bekas operasinya belum kering...ayo istirahat lagi..."

Mark membantu Jeno berbaring lagi, Jeno masih mengusap perutnya akan tetapi ia merasa ada yang aneh, perutnya yang sakit adalah perut bagian bawah dekat selangkangannya, apa jangan-jangan.

"Mark hyung...aku dioperasi??."

"Iya...kau mengalami kecelakaan empat hari yang lalu, lukamu cukup parah hingga harus dilakukan operasi!."

"Kecelakaan...a-aku o-operasi??."

"Kau tidak mengingatnya, seseorang bernama Na Jaemin yang menolongmu saat itu-."

"N-na J-jaemin..."

"Hmm...ternyata dia anak rekan bisnis Daddy mereka juga berteman begitupun juga Mommy dan ibunya Jaemin!."

"J-jaemin...Na JAEMIN...TIDAK HIKS..."

"Jen kau kenapa...Lee Jeno???!!!."

Jeno mengingat semuanya, mimpi tadi bukan hanya sekedar mimpi tapi ia benar-benar mengalami itu semua,  pemerkosaan dan penculikan yang dilakukan oleh pria bernama Na Jaemin. Jeno seketika memegang kepalanya ia berteriak histeris sambil memberontak di atas tempat tidur. Mark yang bingung segera menekan tombol darurat yang ada di atas ranjang rumah sakit Jeno lalu memeluk adiknya agar tidak terlalu memberontak.

"Jen tenang...kau kenapa??."

"Hiks...rusak...hiks bajingan itu hiks..."

Tak lama seorang dokter dan dua orang  perawat masuk ke dalam ruangan Jeno,  dokter tersebut langsung menyuntikkan sesuatu di infusan Jeno. Jeno langsung tenang dan tidak memberontak lagi lalu tertidur.

"Tuan Mark bisa ikut saya keluar sebentar, ada yang harus saya jelaskan pada anda terkait kondisi Tuan Jeno!."

"Kami saja dok, kami orang tuanya Jeno, Jae Mark kalian jaga Jeno ya!."

"Iya Mom."

"Yasudah kalau begitu, mari ikut ke ruangan saya saja!."

"Baik dok."

.

Jeno termenung sendirian di kamarnya menunggu sang ibu yang sedang mandi di toilet kamar rawatnya. Jeno masih tidak habis pikir, Na Jaemin benar-benar berniat membunuhnya, secara perlahan dan menyakitkan.

"Jeno...kenapa lagi sayang??."

Tiffany keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan wajahnya basahnya lalu menghampiri Jeno. Ia menggenggam tangan Jeno lembut melihat kegelisahan di wajahnya.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang