Avertissement

12.7K 925 55
                                    

.
.
.

Chenle termenung di ranjang kamarnya, tubuhnya masih telanjang terbalut selimut setelah bercinta dengan Jisung tadi, sedangkan sang kekasih sendiri sedang berada di kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena harus segera kembali ke kantor. Beberapa saat kemudian, Jisung keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang basah juga sudah terbalut pakaian kantor minus jas dan sepatunya yang belum terpakai, ia menuju ke cermin besar yang ada di kamar itu, pergerakannya tentu saja terpantau oleh Chenle yang saat ini sedang menatapnya penuh amarah.

"Ini ulah kakakmu kan?!."

Jisung diam dan masih setia dengan kegiatannya tadi, mengacuhkan Chenle yang sudah diliputi rasa marah karena diabaikan.

"Jawab Park Jisung!!."

"Iya."

"Dan kau hanya diam saja?!."

"Bukankah aku sudah menolongmu tadi?!."

"Brengsek, kalian berdua sama saja!."

"Aku pergi!."

"Yakkk."

Jisung memakai sepatunya dan mengambil jasnya yang tersampir di lengan sofa kamar lalu berjalan keluar, tapi sebelum mencapai kenop pintu untuk membukanya, perkataan Chenle menghentikannya sekaligus membuatnya marah.

"Aku ingin putus!!."

"Ucapkan sekali lagi!."

"AKU INGIN PUTUS!!!."

BRAKK

Jisung menendang pintu di depannya lalu berbalik berjalan cepat ke arah Chenle lalu mencekik lehernya kuat.

"Argh Jisung lepaskan!!."

"Ucapkan sekali lagi Park Zhong Chenle, lalu aku akan benar-benar membunuhmu sekarang!."

"Putus hahh hahh a-aku i-ingin pu-tuss hah hah!."

"Baiklah, tapi sebelum itu..."

Jisung melepaskan cekikannya lalu beralih menjambak rambut Chenle sambil tangan satunya berusaha membuka resleting celananya, setelah terbuka, ia langsung mengarahkan jambakannya ke arah kejantanannya, memaksa Chenle melakukan blowjob padanya.

"Argh Jisung ukh~..."

Bunyi kecipak halus serta desahan Jisung tercipta seiring dengan permainan Chenle saat ini. Beberapa saat kemudian Jisung menjauhkan kepala Chenle dan menamparnya hingga terjatuh di ranjang. Tamparan itu ternyata menghasilkan luka di sudut bibir Chenle. Jisung memperbaiki resletingnya lalu mengambil ponsel untuk menelepon seseorang.

"Hallo."

"Aku punya mainan untuk kalian!."

Chenle melebarkan matanya lalu mendudukkan dirinya di ranjang langsung memeluk Jisung erat sambil menangis dan memohon.

"Jangan hiks jangan Ji, kumohon hiks!."

Jisung berusaha melepaskan pelukan Chenle di pinggangnya tapi tidak bisa karena saking eratnya.

"Lepas!!."

"Tidak hiks...kumohon jangan lakukan itu hiks..."

"Kau tadi yang minta putus Chenle-ya..."

"Tidak hiks maafkan aku hiks Jisung...aku hiks tidak akan mengatakannya lagi hiks..."

Jisung mematikan ponselnya dan melemparnya di sofa kamar. Ia menarik bahu Chenle yang masih bergetar akibat menangis lalu memeluknya.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan untuk mendapatkan maafku kan Chenle-ya??."

Chenle menegang lalu menganggukkan kepalanya. Ia lalu melepaskan pelukan Jisung dan membuka selimutnya, meraih sesuatu di meja nakas lalu meminumnya sekali teguk tanpa air sedikitpun, menidurkan tubuhnya kembali serta mengangkang lebar, mulai menggoda Jisung yang masih duduk di ujung ranjang sambil sesekali mendesah.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang