.
.
.
Jaemin masih berkutat dengan laptopnya saat ini, padahal sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Jisung yang baru masuk ke dalam ruangan hanya bisa menghela nafas lelah melihat kebiasaan buruk hyungnya semenjak kurang lebih satu bulan ditinggal oleh Jeno. Dalam kurun waktu sebulan ini, Jaemin selalu pulang malam kadang juga tidur di kantor, tidak mempedulikan kesehatan dan istirahatnya. Jisung berjalan mendekat dan duduk di sofa ruangan itu.
"Pulang hyung!."
"Kalau kau mau pulang, pulang saja sendiri Jisung!."
"Kau sudah seperti ini selama sebulan hyung!."
"Apa pedulimu?!."
"Sebrengsek apapun dirimu, kau tetap hyungku, dan aku tau kau sudah tau dimana keberadaannya!."
Jaemin diam tidak menjawab dan masih meneruskan pekerjaannya di laptop. Jisung berdecak kesal.
"Selain brengsek kau juga pengecut ya, sudah jelas kau tau dia ada dimana, kenapa kau tidak berangkat untuk menjemputnya, dimana Jaemin yang pemberani, dimana Jaemin si brengsek yang tidak tau diri sampai menghancurkan hidup orang lain untuk kesenangannya sendiri, dimana Jaemin yang pemaksa??!!!."
Jaemin berdiri dan berjalan menghampiri Jisung lalu menariknya berdiri dengan menarik kerah bajunya.
"Diam...kau tidak tau apa-apa Na Jisung!!!."
"Ya aku tidak tau apa-apa, jadi beritahu aku apa rencanamu!!."
Jaemin melepas pegangannya pada Jisung lalu mengalihkan pandangannya.
"Hyung kau tidak sendiri, ada aku, ada Papa dan Mama, kami bisa membantumu!."
"Keluarlah, aku ingin sendiri!!!."
Jaemin menuju ke kursi kerjanya dan mulai berkutat ke pekerjaannya lagi. Sedangkan Jisung mendudukkan dirinya di sofa ruangan itu sambil memainkan ponselnya, tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.
'Aku memang tau, dan aku tidak ingin mengganggunya...dulu!'
.
Seorang pria manis dengan perut buncit yang sudah lumayan besar sedang berkutat dengan masakannya di sebuah restoran sederhana, restoran itu menjual segala jenis masakan seperti jajangmyeon, kimci jjigae, bibimbap dan segala jenis masakan korea lainnya.
"Haechan-ah istirahatlah dulu!."
"Iya bi sebentar lagi, nanggung sebentar lagi akan selesai!."
"Sudah itu biar diurus Jongin saja, kau makanlah dulu!."
"Bi seben-."
"Tinggalkan atau aku tidak akan mengijinkanmu untuk bekerja disini lagi?!."
Haechan, pria manis dengan perut buncit tadi mempoutkan bibirnya lalu mulai mengecilkan api di kompor dan memandang Jongin yang berada di belakangnya. Jongin tersenyum balik dan menepuk pundak Haechan lembut.
"Sudah sana istirahat, kau tidak ingin membuat ibuku marah kan?!."
Haechan mengangguk dan mulai berjalan ke kursi yang ada di dekat pintu dapur, sedangkan masakannya tadi segera dilanjutkan oleh Jongin.
"Nah begitu dong dari tadi, nurut kata bibi!."
Haechan hanya bisa menghela nafas pasrah sambil tersenyum kecil ke arah Jongin dan ibunya. Setelah kurang lebih sepuluh menit, masakan Haechan selesai, Jongin menghidangkan masakannya di meja makan dan memanggil ibu dan adik sepupunya untuk segera makan, mereka bertiga duduk dan sarapan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un Mauvais Amour (END)
FanfictionNa Jaemin yang mengetahui sang istri berselingkuh di belakangnya, akan tetapi tujuan utama dendamnya tertuju pada sang selingkuhan 'Lee Jeno' 21+ ☠ DLDR ⚠️ 🔞 a lot of violence and rape Minors are not allowed to come to read
