.
.
.Terdengar tangisan lirih dari sesosok bayi mungil di ranjang tempat ia tidur, tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seorang pria dengan balutan piyama tidur segera membawa bayi tadi ke dalam gendongannya.
"Jaeno sayang, kenapa nak haus ya."
Tangisan bayi tadi lama kelamaan makin keras, membuat pria tadi berjalan mengelilingi kamar dengan menimangnya. Tak lama sesosok pria lain datang menghampiri pria yang menggendong tadi sambil membawa botol susu di tangannya.
"Ini sayang susunya, Jaeno haus ya sayang sabar ya."
"Makasih pa, duh anak mama haus banget kayaknya ini."
Ujar pria yang menggendong tadi yang ternyata adalah Jeno, sedangkan pria yang memberikan susu adalah Jaemin. Melihat Jaeno yang sudah mulai tenang, Jaemin menggiring Jeno untuk duduk di sofa yang ada di kamar tersebut.
"Papa tidur aja, besok kan ke kantor pagi banget."
"Nggak ah ma, aku mau disini aja nemenin kamu sampai Jeano tenang."
"Nanti ngantuk loh pa, udah tidur gih, bentar lagi juga Jeano tidur, nanti aku susul ke kamar."
"Beneran nggak pa-pa aku ke kamar duluan?."
"Iya papa~."
"Yaudah kalau gitu, papa ke kamar duluan ya ma."
Cup
Setelah memberikan ciuman pada pipi Jeno, Jaemin beranjak ke kamar, sementara Jeno hanya tersenyum sambil perlahan berdiri untuk meletakkan Jeano kembali ke ranjang bayinya, di kecupnya kening Jeano yang sudah tertidur lalu segera keluar dari kamar sang anak.
.
Pagi menjelang, Jeno tengah berkutat di dapur dengan sewajan nasi goreng yang tengah ia buat. Jaemin sendiri baru turun dari lantai atas dengan jas yang menenteng jas di tangannya. Ia lalu mendudukkan dirinya di kursi meja makan menemani sang bayi yang sudah lebih dulu ada di sana, sedang duduk di kursi bayinya sambi mengunyah bubur pisang yang Jeno sediakan. Jaemin kecup kening sang anak lalu meminum kopi yang sudah disediakan oleh sang istri di meja, tak lama Jeno datang dengan semangkok besar nasi goreng.
"Lama ya pa, maaf tadi mama telat bangunnya."
"Nggak kok ma, meetingnya ditunda sampai nanti siang, tenang saja."
"Syukur deh kalo gitu, papa mau sarapan apa, nasi goreng, roti, atau sereal?."
"Nasi goreng aja ma, pengen makan berat ini."
"Oke bentar."
Segera Jeno mengambilkan nasi goreng untuk Jaemin dan untuk dirinya sendiri, mereka bertiga dengan si kecil menikmati sarapannya dengan penuh suka cita, hingga saatnya Jaemin untuk pergi ke kantor.
"Papa pergi dulu ya ma."
"Hati-hati pa, Jean papa mau kerja itu, ayo ucapin selamat jalan buat papa."
Karena Jeano masih kecil dan belum terlalu mengerti ia hanya tertawa saja di gendongan sang papa, membuat orang tuanya memekik gemas.
"Yaudah papa berangkat ya nak, jangan rewel ya, nanti papa usahain pulang cepet."
"Iya papa, hati-hati."
Jeno meniru suara anak kecil untuk menjawab perkataan Jaemin terhadap Jeano.
"Papa pergi dulu ya ma, inget kalau kerja di rumah jangan sampai kecapekan."
"Iya papa siap~."
Jaemin memberikan kecupan pada bibir Jeno dan juga pipi pada Jeano lalu beranjak menuju mobil. Mobil yang dikendarai Jaemin telah keluar dari gerbang rumah membuat Jeno dan Jeano masuk ke dalam rumah, memulai aktivitas mereka untuk hari ini, selagi menunggu Jaemin pulang dari bekerja.
Tau dah buat apa ni gue
Kangen sama ni wp
Sekaligus gabut pengen buat bonchap hehe
Nggak ada see yaa~
Soalnya nggak tau ini bakal dilanjut bext chap apa tidaakkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Un Mauvais Amour (END)
FanfictionNa Jaemin yang mengetahui sang istri berselingkuh di belakangnya, akan tetapi tujuan utama dendamnya tertuju pada sang selingkuhan 'Lee Jeno' 21+ ☠ DLDR ⚠️ 🔞 a lot of violence and rape Minors are not allowed to come to read