Énigmes

9.3K 622 16
                                    

.
.
.

Saat ini Haechan, Chenle, dan Minjeong duduk saling berhadapan di meja kafetaria rumah sakit, pandangan Haechan lurus menatap ke arah Minjeong dengan lekat, membuat yang ditatap gugup seketika.

"Jangan menatapku seperti itu Lee Haechan!."

"Kenapa kau kembali?!."

"Sama seperti dulu, tidak ada basa-basi sama sekali!."

"Jawab saja!."

"Iya-iya, aku kesini untuk bertemu Jeno!."

"Ada urusan apalagi, jangan mengganggunya, dan dari mana kau tau dia dirawat di rumah sakit ini?!."

"Itu...tidak penting, yang pasti aku harus bertemu dengan-."

"Apa kau tuli, tidak dengar apa yang kukatakan tadi, jangan ganggu Jeno lagi, dia sekarang-."

"Apa maksudmu dengan keberadaan Jaemin sekarang bersamanya, aku tidak perduli, dan ini tidak ada hubungannya dengan itu, sudah aku pergi dulu!."

Tanpa menunggu balasan Haechan ataupun Chenle, Minjeong beranjak pergi dari hadapan mereka. Chenle yang hendak mengejar Minjeong tapi dihentikan oleh Haechan.

"Tunggu-."

"Jangan Chenle'ya~."

"Tapi Mom-."

"Sudah biarkan saja dulu!."

"Baiklah."

Haechan termenung kembali dengan perkataan Minjeong tadi, ia takut Jeno berubah kembali saat ingatannya kembali, bagaimanapun yang dilakukan Jeno dulu tetaplah salah.

.

Jeno duduk bersandar di kepala ranjangnya sambil memandang keluar jendela kamar, ia setengah melamun saat ditinggal Jaemin tadi untuk ke kantor. Hingga ia bahkan tidak menyadari seseorang yang masuk ke dalam kamarnya lalu memeluknya, ia tersentak kaget lalu memandang seseorang yang sudah menyerukan kepalanya di lehernya.

"S-siapa???."

Seseorang tadi yang ternyata adalah Minjeong, mendongakkan kepalanya menatap Jeno heran. Ia menangkup wajah Jeno gemas.

"Jen, kau tidak mengenalku, tunggu, kenapa kau tambah gembil, apa karena ini?!."

Tangan Minjeong membelai perut bulat Jeno dan mengusapnya sayang.

"Ini...benar anak Jaemin?!."

Jeno menjauhkan tangan Minjeong dari perutnya lalu menangkup perutnya, membuat gestur melindungi.

"Siapa kau?!."

"Jen, aku Minjeong, kekasihmu ah maaf maksudku mantan kekasihmu, walaupun sebenarnya tidak ada kata putus diantara kita dulu, bagaimana apa kau mengingatku?!."

Jeno mengernyit, berusaha mengingatnya.

"Pelan-pelan saja, tapi aku ingin memberitahumu kalau aku bukan hanya mantan kekasihmu saja tapi juga...aku adalah mantan istri Jaemin!."

Jeno terkejut bukan main mendengar pernyataan dari Minjeong tadi.

"A-apa??."

"Mau mendengar lebih banyak lagi, jadi begini..."

Minjeong terus menjelaskan apa yang sudah terjadi di masa lalu mereka antara dirinya, Jeno, dan Jaemin. Terakhir ia mengusap mata Jeno yang terus mengeluarkan air matanya sambil terisak pelan.

"Jen jangan menangis, aku bisa membantumu untuk balas dendam dengan Jaemin!."

Minjeong juga mengusap perut Jeno pelan.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang