Mémoire

8.6K 608 16
                                    

.
.
.

"Ayo buat kenangan indah!."

"Apa???."

"Kau tidak mau?!."

"Kenapa tiba-tiba?!."

Jeno terdiam lalu menatap Jaemin dalam.

"Aku sadar, ini tidak sepenuhnya salahmu!."

"Tidak, ini sepenuhnya salahku, maaf Jen!."

Jeno tersenyum kecil, lalu menangkup pipi Jaemin.

"Aku juga salah, maaf!."

Jaemin hanya mengangguk sambil memegang sebelah tangan Jeno yang ada di pipinya, lalu membawanya untuk dikecup dalam.

"Tapi Jaemin."

"Hemm."

"Kita tetap tidak bisa bersama!."

Jaemin mendongakkan kepalanya untuk menatap Jeno dalam.

"Kenapa?!."

"Hubungan ini...sudah salah dari awal!."

"Apa kau benar-benar ingin kembali pada Minjeong?!."

Jeno menggeleng pelan, membuat Jaemin menghembuskan nafas lega.

"Lalu kenapa?!."

"Aku takut, aku tidak siap, sejak awal memulainya kita berdua sama-sama salah, kita memulainya karena dendam, aku tidak mau kalaupun aku mau kembali padamu atau kau ingin memulainya dengan serius, ini hanya akan bertahan sementara!."

"Kau meragukanku?!."

Jeno tersenyum renyah dan menggeleng.

"Tidak, aku hanya ragu pada diriku sendiri!."

"Aku akan berusaha Jen, tolong beri aku kesempatan!."

"Tolong jangan begini!."

"Aku mencintaimu!."

Jeno langsung menangis dan memeluk Jaemin erat.

"Jadi tidak ada kesempatan untukku?!."

Jeno tidak menjawab dan hanya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jaemin, Jaemin menghela nafas pelan lalu mulai menggendong Jeno kembali tapi kali ini ala koala. Akhirnya mereka sampai di kamar, Jaemin mulai merebahkan Jeno di ranjang, tapi ketika ia ingin melepaskan pelukannya, Jeno seperti menahannya.

"Jen, lepas dulu ya, aku mau mandi!."

"Tidak!!."

"Aku bau, lepas dulu, aku janji tidak sampai sepuluh menit, aku sudah kembali!."

"Janji?!."

"Iya."

Jeno akhirnya melepaskan pelukannya dan langsung menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut, sementara Jaemin segera beranjak ke kamar mandi sebelum Jeno berubah pikiran. Sepuluh menit waktu yang dibutuhkan Jaemin untuk mandi akhirnya berlalu, dan kini ia sedang duduk di single sofa yang ada di kamar setelah memastikan Jeno sudah benar-benar tertidur. Lama ia pandangi jendela yang belum ia tutup dengan gordennya sampai tak menyadari Jeno yang bangun dari ranjang sedang menuju ke arahnya kini.

"Jaem."

Jaemin terlonjak kaget lalu menoleh ke samping mendapati Jeno yang tengah berdiri di samping sofa dengan muka cemberut.

"Kenapa bangun?!."

"Kenapa tidak menyusulku?!."

"Maaf."

"Ayo tidur!."

"Kau duluan saja ya!."

"Kenapa...apa karena perkataanku tadi, kau jadi tidak mau tidur bersamaku hiks..."

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang