Pénalité manquée

19.3K 1.2K 78
                                        

.
.
.

Jeno sudah telanjang sepenuhnya, ia berusaha menutupi kejantanannya dan memeluk tubuhnya sendiri karena hawa dingin malam yang menyapanya tidak ramah, sedangkan Jaemin masih berdiri dengan pakaian lengkap di depannya.

"Berbaringlah!."

"Kau gila...dimana??."

Jaemin tidak menjawab, hanya mengetuk-ngetuk tanah dengan sepatunya. Jeno mengerti dan memandang Jaemin tidak percaya.

"Jangan gila Jaemin, aku tidak mau!."

Jaemin jengah dan langsung menubruk tubuh Jeno membaringkannya paksa di tanah, Jeno tentu saja memberontak tapi seketika diam ketika Jaemin menampar wajahnya kasar, hingga wajahnya memaling ke samping. Setelah itu Jaemin merogoh celananya dan mengeluarkan sebuah tali untuk mengikat masing kedua tangan Jeno di masing-masing kakinya membuat kedua kakinya melebar ke samping.

"Na Jaemin kau gila lepaskan aku!!!."

Jaemin tidak menanggapi langsung beranjak ke mobil lagi untuk mengambil tiga buah vibrator lalu kembali pada Jeno dan memasukkannya sekaligus ke hole-nya. Jeno memekik kesakitan, padahal ia sudah beberapa kali disiksa seperti ini oleh Jaemin, tapi kenapa rasanya masih saja menyakitkan. Jaemin menyetel vibratornya dengan kecepatan maksimal membuat Jeno melenguh pelan sekaligus mendesah.

"A-apa hahh lagihh k-kesalahankuhh hahh ahh..."

"Karena kau menyebut nama wanita sialan itu!."

"Ahh ahh Minjeong-..."

Plakk

Jaemin kembali menampar Jeno, air mata seketika keluar dari kedua mata Jeno diikuti isakan lirih jangan lupa desahan nikmat dan sakit yang beradu menjadi satu. Jaemin beranjak dari duduknya menuju mobil dan kembali membawa sebuah gag ball lalu memasangkannya di mulut Jeno. Lalu berlalu ke mobil kembali, menyalakan mesinnya dan berlalu dari sana meninggalkan Jeno yang masih dengan posisi yang sama, menangis tidak menyangka Jaemin akan meninggalkannya dengan posisi seperti ini, bagaimana kalau ada orang yang melihat, ya kalau ditolong bagaimana kalau dia malah dilecehkan lebih dari ini.

Beberapa saat kemudian, hal yang ditakutkan Jeno benar terjadi, ada sekelompok pria muda yang berjalan ke arahnya, mereka sepertinya tengah mabuk dan seketika senang melihat mangsa di depannya.

"Hei hik siapa ini hik??."

"Hei kenapa kau telanjang hik??."

"Dia pria hik tapi wajahnya manis."

"Bukankah sekarang sangat dingin hik??."

"Ya kita butuh kehangatan bukan hik?!."

"YA."

"MARI MAKAN!!!."

Sekelompok pria tadi yang ternyata berjumlah empat orang mulai mendekati Jeno, Jeno semakin menangis dan berusaha memberontak meskipun tidak menghasilkan apa-apa, pria-pria tadi ada yang memilin nipple Jeno, meremas kejantanannya, memasukkan jarinya ke dalam hole Jeno, sedangkan seorang lagi memangku tubuh Jeno sambil asik menciumi wajah dan dadanya. Jeno sudah tidak tahan lagi, nafasnya kembali tidak beraturan, tangisannya mulai kencang walau teredam oleh gag ball. Pria yang memasukkan jarinya ke dalam hole Jeno tadi akan  beranjak membuka celananya untuk mulai memasukkan kejantanannya pada hole Jeno tapi sebelum itu terjadi, pria tadi sudah jatuh tersungkur pingsan. Ternyata Jaemin datang dan memukul pria itu dengan balok kayu di tangannya. Melihat temannya pingsan ketiga pria yang masih dalam posisinya beranjak berdiri setelah melempar tubuh Jeno yang sudah pingsan ke tanah, mereka mulai menghajar Jaemin tapi karena kondisi mereka sendiri sedang mabuk jadi serangan-serangan itu terasa lemah dan tidak sampai sasaran. Keempat pria itu akhirnya pingsan dan Jaemin segera beranjak ke tempat Jeno, ia membuka gag ball dan ikatan di tubuh Jeno lalu mulai melakukan CPR dan nafas buatan. Beberapa kali usahanya belum membuahkan hasil ketika ia ingin beranjak untuk menggendong Jeno ke mobil, seketika Jeno sadar dengan nafas terengah-engah lalu memeluk Jaemin erat sambil menangis.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang