Je veux mourir

11.9K 1K 111
                                    

.
.
.

Sudah hampir seminggu dan keadaan Jeno tidak berubah sama sekali, ia masih diabaikan Jaemin sewaktu di rumah, otomatis juga belum mendapat maaf dari Mommy-nya, juga Renjun, Haechan, dan Chenle seakan menjauh darinya, kegiatannya saat ini hanya di rumah, mengurus dan membersihkan rumah, memasak sarapan, makan siang, dan makan malam untuk Jaemin. Khusus makan siang, Jeno sendiri yang langsung mengantarnya ke kantor Jaemin. Untuk pekerjaannya di Lee Corp juga masih ia handle, walaupun ia tidak setiap waktu berada di kantor, saat ini ia sedang berada dalam perjalanan dengan sekotak bekal makan siang di sampingnya, Jeno menyetir sendiri dengan mobilnya, karena Jaemin sudah tidak melarangnya apa-apa lagi. Setelah sampai di kantor Jaemin, Jeno langsung menuju ke ruangan Jaemin berada, dengan senyum senang, ia menyapa beberapa karyawan yang ditemuinya di koridor kantor, setelah keluar dari lift lantai 30, ia berjalan ke arah ruangan Jaemin, tapi sebelum itu ia bertanya pada Xiaojun, sekretaris Jaemin di kantor.

"Ojun ge, Jaemin ada??."

"Tuan Jeno, Tuan Jaemin masih ada rapat, mungkin sebentar lagi selesai, Tuan bisa menunggu di dalam!."

"Baik Ojun ge, ge jangan panggil aku Tuan, panggil Jeno saja!."

"Ini kan masih di kantor Tuan!."

"Hiih gege memang tidak bisa dibantah, yasudah aku masuk dulu!."

"Hem...kalau bosan panggil saya saja Tuan!."

"Oke ge."

Jeno akhirnya masuk ke dalam ruangan Jaemin. Mata Jeno menelusuri seluruh sisi dari ruangan itu, ia duduk di kursi kerja Jaemin melihat-lihat berkas yang ada di meja, membuka laci meja kerja itu, saat ia ingin menutup laci itu, ia menemukan sebuah buku kecil, yang bentuknya berbeda dari barang lainnya, Jeno mengambil buku itu, ia mengamati buku itu dan saat ingin membukanya, tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil, ia meletakkan kembali buku itu di meja kerja Jaemin dan bergegas ke toilet di ruangan itu, kurang lebih lima menit Jeno habiskan di toilet dan ketika ia ingin membuka pintu toilet tadi, ia mendengar suara dari luar ruangan Jaemin, Jeno menajamkan pendengarannya untuk mendengar suara tadi, dan ia sadari bahwa itu adalah suara Jaemin dan Jisung. Jeno pun mulai mendengarkan apa yang dibicarakan oleh kedua bersaudara itu.

"Jadi kau akan menceraikan Jeno hyung?."

"Ya."

"Bagaimana kalau dia sudah hamil anakmu?!."

"Bukankah itu memang tujuan awalku?!."

"Hyung itu terlalu kejam, kau meninggalkannya setelah dia hamil dan dijauhi oleh orang-orang terdekatnya?!."

"Lagipula kalau dia benar-benar hamil, belum tentu itu adalah anakku!."

"Hyung, kalau Jeno hyung hamil itu pasti anakmu!."

"Jalang itu, juga tidur dengan pria brengsek itu juga Ji!."

"Tapi dia-."

"Sudahlah, lagipula semua yang kulakukan saat ini karena dendam, dan semua sudah berhasil, dia hamil, ibu dan teman-temannya membencinya, dan nanti saat aku pulang, surat cerai itu sudah ada di tangannya, selesai!."

"Hyung kau benar-benar...ah sudahlah terserahmu, jangan sampai kau menyesal di akhir nantinya!."

"Tidak akan!."

Tiba-tiba Xiaojun masuk ke dalam ruangan Jaemin sembari berkata.

"Permisi Tuan Jaemin, Tuan Jisung makan siang anda berdua sudah siap!."

"Ya ge terima kasih infonya!."

"Kalau begitu saya permisi Tuan."

"Ya."

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang