Faire un effort

10.2K 777 17
                                    

.
.
.

Jaemin sedang mendorong kursi roda yang dinaiki Jeno di bandara, mereka baru saja mendarat pagi ini setelah mengantri bagasi dan saat ini sedang menuju ke arah parkiran mobil untuk menghampiri jemputan mereka, tapi belum juga sampai di parkiran, beberapa orang yang mereka kenal tengah berdiri di ruang tunggu diantaranya sang daddy, Jaehyun, dan Taeyong. Mereka sontak langsung menghampiri Jeno yang sedang tersenyum canggung menyambut ketiga orang tadi yang bergiliran memberinya pelukan. Wajahnya ditangkup oleh sepasang tangan hangat yang matanya sudah berkaca-kaca di hadapannya, membuat Jeno tersenyum tidak enak.

"Jeno ingat Daddy kan nak, ini Daddy kamu, nggak inget ya, yaudah nggak pa-pa pelan-pelan aja kita obati ingatan kamu disini ya, astaga Daddy bersyukur kamu selamat nak!."

Sang Daddy, Donghae, memberikan pelukan lagi pada Jeno lalu setelahnya berdiri, dan memandang tajam Jaemin yang tengah berada di belakang kursi roda Jeno.

"Kamu, ikut saya, ada yang harus saya bicarakan dengan kamu, penting!!."

"J-jaem..."

Jeno bergerak gelisah di tempatnya lalu menoleh ke belakang memegang tangan Jaemin agar tidak pergi, tapi Jaemin memberikan senyum menenangkan pada Jeno sambil mengusap tangan Jeno lembut sembari melepaskannya.

"Hey tidak apa-apa, sama Mommy, Jaehyun hyung, dan Taeyong hyung dulu ya!."

Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya ribut sambil memandang Jaemin tidak rela.

"Jangan pergi!!."

"Hey aku kan mau bicara dengan Daddy kamu, hanya sebentar aku janji, setelah selesai aku akan langsung menemuimu, oke!."

Jaemin mengusap pipi Jeno lembut dan mau tak mau Jeno mengangguk walau rasa khawatir masih tetap menyelubungi relung hatinya, pemandangan itu tidak lepas dari keempat orang diantara mereka, ada rasa hangat dan senang melihat interaksi sepasang suami istri di depan mereka, hingga Taeyong tersadar dan berjalan mengambil alih tugas Jaemin untuk mendorong kursi roda Jeno.

"Jeno tidak usah khawatir, Jaemin kan hanya dipinjam Daddy Hae sebentar, Jeno dengan Taeyong hyung dan Jaehyun hyung dulu ya, oh ya Mark hyung juga menunggu Jeno loh, kita pulang ya sekarang!."

"M-mark h-hyung??!."

"Iya, saudara Jeno juga, adiknya Jaehyun hyung, Jeno mau kan?."

Jeno beralih menatap Jaemin lagi, dan setelah mendapatkan senyuman penenang dari Jaemin, ia menganggukkan kepalanya. Akhirnya Jeno, Tiffany, Jaehyun, dan Taeyong beranjak pergi keluar bandara meninggalkan Jaemin bersama Donghae.

"Ikut saya!."

Jaemin mengangguk dan mengikuti langkah Donghae menuju mobil yang terparkir agak jauh dari mobil yang akan ditumpangi oleh keempat anggota keluarga Lee tadi.

.

Jeno sudah sampai di rumahnya dan sekarang sedang berada di kamar bersama Mark, mereka saling diam, walaupun tadi ketika baru datang Mark juga memeluk dan ikut melepas rindu pada Jeno, tapi setelah mengetahui kondisi ingatan Jeno sekarang, ia juga canggung dan bingung ingin membahas topik apa bersama sang adik, Jeno sebenarnya sudah kehausan sedari tadi, tapi ia sungkan minta tolong pada Mark untuk mengambilkan minum di dapur, karena sudah tidak tahan ia pelan-pelan beranjak dari tempatnya untuk turun dari ranjang, tentu saja pergerakannya itu diketahui oleh Mark yang langsung mencegah Jeno agar tidak bergerak dulu.

"Mau kemana?."

"D-dapur h-hyung, h-haus!."

"Ah ya sebentar hyung ambilkan!."

Jeno ingin mencegah tapi Mark sudah lebih dulu beranjak berdiri dan berjalan keluar dari kamar. Beberapa saat kemudian Mark kembali membawa sebuah nampan berisi segelas air putih dan secangkir hot chocolate di atasnya, ia meletakkan nampan tadi di atas meja nakas lalu mengambil segelas air putih tadi dan memberikannya pada Jeno. Jeno meminum air tadi hingga habis membuat Mark terkekeh pelan, setelahnya ia mengambil gelas tadi dari Jeno untuk diletakkan di nampan kembali.

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang