Ne veut pas

12K 868 60
                                    

.
.
.

"Aku akan segera mengurus berkas perceraian kita, jadi kau tidak perlu pulang kesini lagi!!!."

"A-apa tidak-..."

"Kenapa Lee Jeno...bukankah ini yang kau inginkan?!."

"Tidak Jaem...kumohon jangan hiks!."

"Oh kalau kau menginginkan rumah ini, tidak apa-apa untukmu saja, aku akan keluar sekarang!."

Jaemin bergegas keluar kamar kembali dengan tergesa, diikuti Jeno di belakangnya yang berjalan setengah berlari. Jaemin telah sampai di mobilnya dan hendak membuka pintu mobil sebelum terdengar suara terjatuh di belakangnya, saat ia menoleh, ia melihat Jeno jatuh pingsan di halaman rumah. Jaemin khawatir tentu saja, dengan tergesa ia berlari ke arah Jeno dan segera membopongnya ke dalam rumah, ia menidurkan Jeno di sofa keluarga sambil sesekali menepuk pipinya pelan.

"Hey Lee Jeno bangun...bangun Lee Jeno hey jangan bercanda!!!."

Jeno tampak pucat dengan tubuh yang mengurus dan itu yang tampak di penglihatan Jaemin sekarang. Ketika Jaemin hendak menelpon dokter, Jeno tiba-tiba membuka matanya sambil mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Kekhawatiran Jaemin kembali datang tapi ia tetap diam saja memperhatikan apa yang dilakukan Jeno, Jeno pelan-pelan duduk lalu memeluk Jaemin erat walau tidak berbalas.

"Hiks terima kasih hiks Jaem!."

"Lepas Lee Jeno!."

"Hiks tidak!."

"Kubilang lepas!!."

Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memeluk Jaemin lebih erat lagi. Jaemin membuang nafas lelah membiarkan apa yang akan pria manis di depannya ini lakukan padanya.

"Aku...a-aku akan berusaha hiks...aku akan berusaha untuk mencintaimu Jaem...aku janji hiks...tapi kumohon jangan pergi dari rumah ini hiks jangan"

"Huh terserah!!."

Jaemin melepas paksa pelukan Jeno, lalu beranjak untuk pergi ke kamar, membuat Jeno tersenyum senang karena bujukannya berhasil.

.

Pagi sekali di kediaman Jaemin dan Jeno, Jeno sudah sibuk di dapur dengan apron putih di tubuh rampingnya, ia masih dengan bajunya tadi malam karena Jaemin mengunci kamar tadi malam membuat Jeno terpaksa tidur di kamar tamu sebelah kamarnya. Kepala Jeno masih pusing bahkan makin sakit dari kemarin, sepertinya ia harus buat janji dengan dokter nanti. Setelah selesai memasak ia segera menata masakannya ke meja makan lalu setelah itu duduk di sana menunggu Jaemin turun dari kamar. Tak lama Jaemin turun dengan setelan jas rapi tapi belum memakai dasi yang dikaitkan dengan benar, membuat Jeno segera berlari saat Jaemin sudah sampai di undakan tangga paling bawah. Jeno langsung berdiri di depan Jaemin dan mengecup bibirnya singkat membuat Jaemin terkejut, ia lalu muali memasangkan dasi Jaemin dengan benar lalu menuntun Jaemin untuk duduk di kursi meja makan. Jaemin masih belum bergeming bahkan saat Jeno duduk di pangkuannya sambil menyuapinya sehelai roti dengan selai stroberi di atasnya, baru saat ia mulai sedikit demi sedikit mengecap rasa selai tadi ia mengernyit tidak suka, dan menahan Jeno yang ingin menyuapinya lagi.

"Aku tidak suka!!."

"Tapi ini enak Jaem!."

"Aku tidak suka stroberi Lee Jeno, minggir aku mau berangkat ke kantor!."

"Tidak kau belum sarapan!."

"Minggir ssbelum aku berbuat kasar Lee Jeno!."

"Tidak mau!!."

"Lee Jeno kau-."

"Na Jeno...aku Na Jeno!!!."

"Omong kosong!!!."

Un Mauvais Amour (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang