TERATAI 12

65.6K 7.7K 1.7K
                                    

Bagaimana puasanya?

Sekarang jam berapa?

Kalian dari mana aja, nih, tinggalnya?

Seperti biasa
Vote + comment jangan lupa

Eitss! Kalian jangan berharap lebih di cerita ini. Enggak ada unsur 18+ apalagi 21+😅
Ingat bulan puasa, jadi aman untuk dibaca.
Mungkiiiiiiin.

Typo tandain, ya.
.
.
.

"Ekhem!" deham Elvano.

Gadis yang berada digendongannya masih memeluk lehernya dan masih menyembunyikan wajah di dadanya.

"Pertama kali digendong cowok langsung nyaman, kan, lo. Iya-iyalah, yang gendong seorang Elvano Raymond." Elvano mengaku dengan bangga.

"Eh?" beo Alara. Ia segera turun dari gendongan Elvano dengan gerakan canggung. Jangan lupakan semburat merah di pipinya. Alara sangat malu, ia kira masih di luar, ternyata mereka sudah berada di kamar. "Maaf ... aku nggak tau, kita udah di kamar," tuturnya.

"Hm," jawab Elvano. Tanpa mempedulikan Alara, Elvano langsung menghempaskan tubuhnya di kasur milik Alara yang sekarang juga  menjadi miliknya.

"Nggak mau mandi dulu kak?" tanya Alara.

Mendengar Alara berbicara, Elvano kembali duduk dan menghadap istri barunya. "Gue nggak punya baju ganti, yakali pake baju ini lagi."

"Aku pinjemin baju Abu mau?" tawar Alara.

Elvano nampak berpikir. "Boleh, deh. Daripada pake ini sampe besok, yang ada kuman makin naksir sama gue," jawabnya seraya melepas jas yang ia pakai dan menyisakan kameja putih yang sangat pas di tubuhnya.

Alara memalingkan wajahnya dari Elvano. Tentu saja ia belum terbiasa melihat seorang cowok yang terang-terangan melepas pakaian di depan matanya. Walau Elvano tidak melepas semua, tetap saja Alara gugup.

"Tunggu sebentar, aku ambil bajunya."

"Hm," jawab Elvano hanya berdeham.

Alara keluar dari kamar, seluruh keluarga seketika menatapnya.

"Bun ...."

"Ada apa, La?" tanya Maria bangkit dari duduknya dan menghampiri Alara. Begitu juga dengan Tari.

"Kenapa, sayang? Elvano macam-macam sama kamu?" tebak Tari.

"Ma, Elvan kalo mau macam-macam juga nggak papa. Kan, udah sah!" sahut Lena.

"Bukan, Ma. Aku mau pinjam baju Abu," jawab Alara memberi tahu.

Maria mengangguk langsung mengerti. "Bentar, Bunda ambilkan," kata Maria.

Sambil menunggu Maria mengambil baju Abunya, Alara hanya diam berdiri. Untuk duduk bersama yang lain, Alara masih canggung.

"Duduk dulu Alara, nggak capek berdiri di sana," celetuk Heris, suami Lena.

"Enggak apa-apa, kok. Paling Bunda bentar lagi," jawab Alara sopan.

"Denger suara mantuku itu, rasanya adem," ujar Abi terkekeh.

Lena langsung menyahut ucapan Papanya. "Dengar suara Lena nggak, Pa? Suara Lena lebih adem bin merdu, loh. Mirip sama kembaran Lena. Cuma beda nasib aja, dia sukes, Lena belum beres." Lena terkikik karena ucapannya sendiri.

"Siapa kembaran kakak?" celetuk Alif karena tidak sengaja mendengar obrolan.

"Selena Gomez!" serunya.

Alif memiringkan kepalanya karena bingung. "Siapa itu Selena Gomez?"

"Kamu nggak tau Selena Gomez?" kaget Selena. Heris dan Rayyan hanya geleng-geleng melihat wanita itu. Walau sudah ber-anak satu, sifat bar-barnya masih mendarah daging.

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang