TERATAI 33

64K 7.7K 1.5K
                                    

Selalu vote dan comment
Yang belum follow yok follow 12kentang

Jam berapa kamu baca ini?

Tanggal, bulan, tahun berapa kalian baca?

Udah tersenyum hari ini?

Sekarang udah akhir bulan, ada yang mau disampaikan untuk bulan mei?
Dan harapan kalian di bulan juni apa?

Typo tolong tandain yaaaa

.
.
.

“Ingat mimpimu dan perjuangkan. Kamu harus tahu apa yang kamu inginkan dari kehidupan. Hanya ada satu hal yang membuat mimpimu menjadi tidak mungkin: ketakutan akan kegagalan.” Paulo Coelho

═━━━━✥◈✥━━━━══
      HAPPY READING
══━━━━✥◈✥━━━━══

Tangan Elvano mencari seseorang yang selalu tidur di sampingnya beberapa minggu ini. Matanya masih terpejam, tapi tangannya sudah meraba-raba.

Karena tidak menemukan apa yang ia cari, matanya perlahan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Istri!" panggil Elvano dengan suara serak khas orang bangun tidur. Perlahan ia duduk sambil mengucek-ngucek matanya.

Tatapannya mengarah ke seluruh penjuru kamar. Tidak ada Alara, lalu ke mana gadis itu? Pikir Elvano.

Dilihatnya jam yang di dinding sudah menunjukkan pukul 07.20 tapi tumben Alara tidak membangunkannya.

Dengan helaan nafas malas, Elvano bangkit dari kasur lalu berjalan gontai menuju kamar mandi.

Setelah selesai dengan ritualnya di kamar mandi, Elvano keluar dengan wajah yang lebih fresh dari sebelumnya. Apa dia mandi? Oh, tentu tidak. Hari ini ia free, jadi kenapa harus mandi? Itulah jawabannya jika ditanya.

Kakinya melangkah keluar dari kamar. Karena mendengar suara dari arah dapur, Elvano langsung menuju ke sana.

Dapat ia lihat Alara sedang fokus pada masakannya.

Ada yang berbeda dari penampilan gadis itu. Sebelumnya Elvano belum pernah melihat Alara menggunakan baju tidur, tapi pagi ini ia melihatnya. Biasanya gadis sudah menggunakan gamis atau baju potongan dan rok lipit walau masih pagi. Baju motif doraemon yang sekarang Alara pakai membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan di mata Elvano.

Elvano masih memperhatikan Alara dari kejauhan. Tangan yang dilipat di depan dada dan mata menatap intens ke arah istrinya.

"Perasaan gue udah lihat rambut dia semalam, kenapa pagi ini dipakai lagi? Di rumah, kan, cuma ada gue," monolog Elvano.

Iya, Alara tetap memakai khimarnya sekarang. Walaupun Elvano sudah melihatnya, Alara tetap merasa canggung untuk menunjukkan secara bebas rambutnya kepada orang. Walaupun itu suaminya sendiri. Semuanya memang perlu waktu, termasuk Alara untuk membiasakan dirinya.

Saat Alara membasuh tangannya di wastafel, seseorang tiba-tiba membalikkan tubuhnya hingga sekarang ia berhadapan dengan orang itu.

"Kak Elvano? Ada ap--eh, kenapa dilepas?" Alara mengehentikan niatnya bertanya karena tiba-tiba Elvano menarik khimarnya hingga terlepas dari kepalanya.

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang