TERATAI 44

60.1K 7.4K 2.5K
                                    


.
.
.

“Itu si bos! Ki! Lo harus minta maaf sama dia, udah dua minggu dia nggak masuk, nongkrong juga nggak pernah ikut!” seru Galih saat melihat mobil Elvano baru saja melewati gerbang kampus.

“Iya gue tau apa yang harus gue lakuin. Lo diam aja, deh!” jawab Eki mendengus.

Elvano memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari motor-motor para sahabatnya. Eki segera berjalan mendekat ke arah mobil itu sebelum orangnya keluar.

“Ngapain lo berdiri di sini kayak patung?” tanya Elvano nyolot.

Eki sudah berdiri di samping pintu mobilnya. Baru saja tangan Eki terulur, tapi Elvano langsung berlalu melewati dirinya begitu saja. Eki pikir Elvano masih marah kepadanya. Namun, ternyata Elvano ingin membukakan pintu untuk istrinya.

“El, lo masih marah sama gue?” tanya Eki memelas.

“Masih,” ketus Elvano.

“Yah, El! Jangan kayak bocil—”

“Lo yang kayak bocil,” potong Elvano cepat.

“Kak, ingat janji kamu di rumah tadi,” bisik Alara. Elvano lagi-lagi mendengus.

“El, udahan marahnya. Gue dimarahin mulu sama Papa. Lo kenapa nggak datang ke kafe dua minggu ini? Lo, kan, tau kemarin itu cuma prank, jadi lo nggak kena masalah apapun di kafe,” ujar Eki.

"Prank pala lo botak!” balas Elvano.

“Maksud gue--”

“Gue mau resign,” potong Elvano. Hal itu membuat Eki kaget.

“Lo resign gara-gara perkara dua minggu yang lalu, El?” tanya Eki heboh.

“Enggak. Ada alasan lain, dan dengan berat hati gue maafin lo dan itu karena istri gue,” jawab Elvano menoleh ke arah Alara yang tersenyum padanya.

“Aaaaa maciiwwwwww babang Elpan! Peluuk duluuuu—”

Plak

“Jangan peluk-peluk gue, dugong! Cuma istri gue yang boleh meluk,” protes Elvano saat Eki ingin memeluknya. Dengan tanpa perasaan ia menggeplak kening Eki hingga menimbulkan suara.

“Ih, jangan kasar. Kasian itu kening kak Eki sampai merah,” tegur Alara.

“Biarin, itung-itung nyicil balas dendam,” jawab Elvano santai. Eki melotot mendengar itu. Benar dugaannya, Elvano tidak akan membiarkan dirinya tenang walau cowok itu sudah memaafkannya.

“Ayo aku antar,” ucap Elvano merangkul bahu Alara untuk pergi. Eki menatap Elvano dengan tatapan jailnya.

“Aku? Apa tadi? Aduh akuuuuu bestiiih!” seru Eki heboh. Elvano hanya memutar bola matanya malas. “Sejak kapan aku-kamu, nih, Bang bos?” sambung Eki bertanya menggoda. Tidak lupa siulan andalannya.

“Perlu banget gue jawab?” tanya Elvano.

“Perlu banget!” jawab Eki antusias.

“Nanti lo kepingin nikah,” balas Elvano dengan senyum miringnya. “Gue manggil istri gue nggak hanya aku kamu, tapi ....”

“Tapiiii?” desak Eki tidak sabaran.

“Istri, sayang, duniaku, zaujatiii,” jawab Elvano tertawa.

“Anjay gelayyy tapi saya mengiriiii,” jawab Eki dengan ekspresi mupengnya.

“Ayo,” ajak Elvano membawa Alara pergi.

Setelah Elvano dan Alara pergi, Eki kembali ke taman-tamannya yang lain.

Sedangkan di sudut parkiran ada seseorang yang tidak suka melihat kemesraan Elvano dan Alara. “Gue nggak terima,” gumamnya.

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang