TERATAI 35

60.2K 7.6K 1.1K
                                    

Hai assalamualaikum 👋

Jam berapa kamu baca ini?
Aku ngetiknya jam satu siang dan jam enam sore🐈

Maaf part ini belum optimal menurutku. Karena nulisnya terpotong-potong waktunya. Susah fokus, di depan rumahku ada pesta soalnya, jadi jadag-jedug salonnya mempengaruhi kinerja otak🤣🤣🤸🤸

Curhat Bund? Hahaha skip skip skip aja.

Sebelum baca, kasih emot favorit kalian dulu di sini.

Jika sudah, kasih vote dulu dan selama membaca jangan lupa komen dan tandain mana yang typo dan keliru.

Follow dulu wattpad aku!!

Kurangi ovt, karena hal itu hanya merugikanmu.”


═━━━━✥◈✥━━━━══
      HAPPY READING
══━━━━✥◈✥━━━━══

35. Persoalan anak
.
.
.

“Setelah gue pulang, lo berdua harus segera memproses ponakan gue.”

Plak

Dengan sangat ringan, tangan Elvano mendarat di kening Zayden.

“Lo ngomong apa barusan?” tanya Elvano menatap Zayden dengan nyalang.

“Telinga lo masih sering dibersihin, kan, El?” tanya Zayden terkekeh. “Gue ulangi lagi. Setelah gue pulang nanti, lo berdua harus segera making process ponakan buat gue,” sambung Zayden mengulangi ucapannya tadi.

Plak

“Ulangi lagi, Zay!” pinta Elvano.
Zayden lantas mendengus sambil mengusap keningnya, lagi-lagi akibat geplakan sadis dari Elvano.

“Kak, jangan gitu. Kasian tau,” bisik Alara menarik tangan Elvano.

"Biarin aja, La. Siapa dia berhak atur-atur kita," jawab Elvano menoleh ke arah Alara. Gadis itu langsung terdiam karena ditatap tajam oleh sang suami.

"Alara, gue kasih tau, nih. Elvano itu cowok normal, dia pasti mempunyai naluri—"

"ZAY!"

"El, bukannya lo juga mau, huh? Nggak usah munafik jadi cowok. Lo cowok normal—"

"Tutup mulut lo Zayden. Enggak usah ikut campur urusan rumah tangga gue, sekarang lo pulang! Pulang!" usir Elvano. Tak hanya itu, Elvano juga menyeret Zayden agar pergi dari rumahnya.

Sedangkan Zayden hanya tertawa melihat reaksi Elvano dengan wajah yang sudah memerah.

Setelah mereka berada di luar rumah, Elvano kembali menatap tajam ke arah Zayden.

"Zay! Lo apa-apaan ngomong kayak tadi?" tanya Elvano. Ia menoleh ke belakang untuk memastikan Alara tidak mengikuti mereka ke luar.

"Bantuin sahabat gue," jawab Zayden santai.

"Bantuin apa goblok?" tanya Elvano ngegas. Tangannya sudah melayang ke udara dan siap menoyor kepala Zayden. Untung Zayden cepat mundur dan menghindar.

"Gue mau ponakan, El. Sekaligus bikin hubungan kalian semakin membaik," ujar Zayden sambil melipat tangannya di depan dada.

Elvano mendengus. "Lo ambisius nggak hanya ke pelajaran dan hidup aja, Zay. Ternyata lo juga ambisius pingin liat gue punya anak! Sinting lo," balas Elvano berdesis.

"Teman gue nggak ada yang waras," gumam Elvano memijit pelipisnya.

Sadar, El! Memangnya anda sewaras apa, sih?

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang