Assalamualaikum ukhti wa akhi🙏
Apa kabar kalian?
Semoga selalu diberi kesehatan (^^)Happy Eid Mubarak
Minal Aidzin Wal Faidzin 🙏Pastikan kamu sudah memaafkan diri kamu sendiri sebelum memaafkan orang lain 🤭
Selamat membaca, senang bisa kembali update^^Spam komen si setiap paragrafnya ahayok🧡
.
.
."Mama ngutus gue ke sini cuma buat dijadiin nyamuk terkena baygon. Oke, lanjutkan, Bang!"
"Bocah sialan!" umpat Elvano pelan.
Sedangkan Alara menunduk malu. Sungguh sangat malu.
"Bisa nggak, sih, kalau bertamu ke rumah orang itu pintunya diketuk dulu! Dasar dinosaurus no have akhlak!" peringat Elvano menatap tajam adiknya yang masih berdiri di ambang pintu.
"Salah sendiri mau 'berbuat' di ruang tamu, mana pintu nggak dikunci," sindir Rayyan balas menatap sinis ke arah Abangnya.
"Berbuat apa maksud, lo!"
"Enggak usah sok polos gitu, Bang. Udah buka-buka baju, tuh!"
Elvano langsung melihat tubuhnya yang memang telanjang dada. Ia terkekeh melihat adiknya yang menatap datar ke arahnya. "Lo iri lagi, kan, sama gue? Makanya cari istri," ujar Elvano meledak.
"Sinting!" balas Rayyan. Tanpa mempedulikan Abangnya, Rayyan masuk lalu berjalan ke arah dapur dengan membawa dua rantang yang berisi makanan. Titipan dari Mamanya.
"Ngapain lo ke rumah gue?!" teriak Elvano masih memperhatikan punggung Rayyan.
"Melaksanakan tugas sebagai anak yang patuh kepada orang tua," jawab Rayyan santai.
Setelah beberapa menit Rayyan di dapur, ia kembali menemui Elvano dan Alara.
"Di dapur ada makanan untuk kalian dari Mama, cukup untuk sampai nanti malam ...."
"Oke, lanjutkan 'pekerjaan' yang sempat tertunda, gue cabut!" Setelah mengatakan itu Rayyan langsung pergi tanpa memperdulikan teriakan Elvano.
"Pasti itu bocah mikirnya aneh-aneh," gumam Elvano. Namun, ia mengedikkan bahu tidak peduli. Terserah mau berpikiran seperti apa, tidak ada yang salah 'kan? Kalau Rayyan mengadu ke Tari, itu semakin bagus. Mamanya akan percaya bahwa ia dan Alara baik-baik saja.
Elvano melirik Alara yang tengah memperhatikan dirinya.
"Apa? Mau melanjutkan pekerjaan yang dimaksud Rayyan?" tanya Elvano dengan aksen suara yang sangat menyebalkan.
"Kamu duduk dulu biar bisa dilanjutkan," jawab Alara tenang.
Mata Elvano spontan melotot. "Lo enggak menyesal udah ngomong begitu sama gue?"
"Kenapa menyesal? Justru aku akan menyesal kalau nggak melanjutkannya," jawab Alara dengan kening mengernyit sampai-sampai timbul kerutan di keningnya.
Elvano spontan mengusap kening Alara. "Jangan begini, entar cepat keriput," peringatnya.
"Ogah gue punya istri kayak Nenek-Nenek," sambungnya lagi. Alara hanya tersenyum manis membalasnya.
"Ayo duduk dulu, Kak. Mau dilanjutin--"
"Lo ngerti nggak, sih, apa yang dibilang lanjutkan pekerjaan kata Rayyan tadi?" tanya Elvano.
"Pekerjaan ngobatin lengan kakak," jawab Alara polos.
"Sudah gue duga. Dia nggak paham," gumam Elvano mendengus.
"Hm." Elvano hanya berdeham merespon. Tak urung, ia tetap duduk di samping Alara. Entah mengapa ia merasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERATAI
EspiritualBagaimana kehidupan Alara menjadi seorang istri yang seharusnya dituntun oleh sang suami, tapi ia justru yang menuntun? ━━━━━⋇⋆✦⋆⋇━━━━━ *•.¸♡𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓♡¸.•* ᵀᵉʳˢᵉᵈⁱᵃ ᵈⁱ ˢʰᵒᵖᵉᵉ ᴸᵒᵛᴿⁱⁿᶻ ˢᵗᵒʳᵉ ━━━━━⋇⋆✦⋆⋇━━━━━ "Jika Ummu Sulaim menolak kare...