TERATAI 46

58.1K 7K 2.2K
                                    

Assalamualaikum
Jawab yok di komentar, selain dapat pahala, itung-itung nambahin angka komen 🤭

“Terkadang kita butuh waktu untuk menyendiri, bukan berarti tidak peduli.”

.
.
.

"Assalamualaikum warahmatullah ...."

Elvano mulai menengadahkan tangannya. Berdoa lewat batin.

“Aamiin." Bibirnya terangkat mengukir sebuah senyuman tipis. Begitu tenang hatinya setelah berkomunikasi dengan sang pencipta.

Tubuhnya berbalik untuk menghadap ke arah sang istri yang ternyata sudah menunggu untuk menjabat tangannya. Bibirnya semakin merekah melihat itu.

Tangan Alara terulur. Dengan senang hati Elvano menerimanya.

Setelah Alara mencium punggung tangannya, Elvano sengaja menahan tangan Alara.

"Kenapa, Kak?"

"Sini deketan," jawab Elvano. Alara menurut. Ia bergeser agar lebih dekat dengan Elvano.

"Kamu suka Elvano yang sekarang?" tanya Elvano.

Alara mengulum senyum. Tangan kirinya membalas genggaman tangan Elvano yang menggenggam tangan kanannya.

"Aku suka Elvano yang dulu maupun yang sekarang, tapi aku lebih senang sama Elvano yang sekarang. Aku bangga banget sama kamu, Kak," ungkap Alara.

"Aku bahagia karena pada akhirnya suami aku udah berani dan sanggup ngimamin aku," lanjut Alara.

"Berkat doa istri," balas Elvano terkekeh sambil mencium pipi Alara singkat.

"Istri, mungkin ini telat, tapi izinin aku buat baca doa ini ...." Elvano menjeda ucapannya. Kening Alara berkerut karena bingung.

Tangan Elvano terangkat dan menyentuh ubun-ubun Alara yang masih tertutupi oleh mukena.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltahaa'alaih."

Setelah mengucapkan doa itu, Elvano mencium kening Alara dengan lembut.

Darah Alara terasa berdesir hebat karena mendapat perlakuan tiba-tiba dari suaminya. Bagaimanapun Alara adalah salah satu kaum wanita yang sangat menantikan momen ini dari sang suami. Tidak terasa air matanya menetes begitu saja.

"Maaf aku terlambat. Seharusnya waktu--"

"Ssttt ...." Telunjuk Alara membungkam bibir Elvano. Wanita itu menggeleng-geleng dengan air mata yang semakin menetes.

"K-kak, nggak ada kata terlambat. A-aku senang banget hiks."

Elvano tersenyum. Ibu jarinya langsung menghalau air mata istrinya yang terus menetes.

"Aku berdoa dan lakuin ini bukan untuk buat kamu menangis, sayang." Elvano berkata dengan lembut. Tangannya sekarang sudah beralih membelai wajah Alara.

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang