Hai assalamualaikum 👋
Apa kabar? Jam berapa kamu baca ini?
43. Kabur ke rumah mertua?
.
.
.Alara sedang tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan oleh Mama dan Papa mertuanya. Setelah Elvano pergi, Alara merasa butuh teman. Ia juga sudah beberapa hari tidak bertemu keluarga suaminya, jadilah ia pergi menggunakan taksi untuk main ke rumah sang mertua. Alara lupa untuk mengabari Elvano karena tadi ia pergi memang mendadak.
“Hubungan kalian gimana, La?” tanya Abi.
“Alhamdulillah baik, Pa,” jawab Alara tersenyum. “Kami baik-baik aja. Kak Elvano sekarang juga udah berubah jadi lebih baik, bahkan tadi pagi Kak Elvano jadi imam sholat,” jawab Alara meyakinkan.
“Beneran?” Tari speechless.
“Beneran, Ma. Kak Elvano juga udah lebih sering perhatian ke Alara.” Abi dan Tari ikut senang mendengar itu.
Saat ini mereka bertiga sedang duduk santai di kursi yang terdapat di pinggir kolam renang rumah keluarga Raymond.
“Emangnya Elvano pergi ke mana? Kok sampai nggak bisa anterin kamu ke sini?” Giliran Abi yang bertanya.
“Ada urusan, Pa.”
“La, jawab pertanyaan mama dengan jujur. Elvano masih ada minum nggak?” tanya Tari serius.
“Ya jelas pernah, Ma. Orang Elvano makhluk hidup, ya, butuh minum,” jawab Abi.
“Ih, Papa! Maksud mama itu minum-minum! Mabuk maksudnya mama, hih!” kesal Tari. Tubuh Alara langsung menegang. “Pernah nggak, La?” lanjut Tari bertanya.
“Itu—”
Drrt drrtt
Bunyi handphone Abi menghentikan ucapan Alara. Setidaknya ia bisa bernafas lega ada yang menghentikan ucapannya.
“Lena video call, Ma,” ujar Abi sambil memamerkan layar handphone yang menampilkan nama putri pertama mereka.
“Angkat cepetan! Mama kangen banget sama Dafie!” seru Tari.
Abi langsung menjawab panggilan video dari anak pertamanya.
“Hallo Pa! Mama mana?” tanya Lena langsung dari seberang sana.
“Hei! Anak siapa kamu, huh? Udah lupa punya orang tua?” omel Tari langsung merebut handphone suaminya. Lena terkikik karena mendengar suara Mamanya.
“Maklum Selena Gomez lagi sibuk manggung,” jawab Lena tertawa. “Wah itu ada adek ipar?” sambung Lena karena tidak sengaja melihat ada Alara di samping Mamanya.
“Hai Kak Lena, apa kabarnya?” tanya Alara tersenyum ramah.
“Alhamdulillah kakak baik, La. Oh, iya si berandal mana?”
“Si berandal kak Elvano maksud Kakak?” tanya Alara. Lena mengangguk. “Ada urusan, Kak,” sambung Alara.
“Dasar si Zayyan Elvano itu. Kalau dia nyakitin kamu bilang aja ke kakak, biar nanti kakak yang santet dari sini!” seru Lena.
Alara tertawa pelan. “kak Elvano nggak pernah nyakitin aku, kok, Kak,” jawab Alara berbohseru “Dafie di mana, Kak?” alih Alara bertanya.
“Lagi keluar sama Papanya tadi. Makanya aku telepon Papa gara-gara sepi sendirian di rumah. Pasti kamu sering kesepian kalau Elvano pergi, ‘kan?” Alara hanya tersenyum menanggapi. Tidak bisa membantah, ia kadang sering merasa sepi saat Elvano pergi, terlebih lagi jadwal kerja suaminya itu pada malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERATAI
SpiritualBagaimana kehidupan Alara menjadi seorang istri yang seharusnya dituntun oleh sang suami, tapi ia justru yang menuntun? ━━━━━⋇⋆✦⋆⋇━━━━━ *•.¸♡𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓♡¸.•* ᵀᵉʳˢᵉᵈⁱᵃ ᵈⁱ ˢʰᵒᵖᵉᵉ ᴸᵒᵛᴿⁱⁿᶻ ˢᵗᵒʳᵉ ━━━━━⋇⋆✦⋆⋇━━━━━ "Jika Ummu Sulaim menolak kare...