Assalamualaikum!
Hai apa kabar kamu?
Lama nunggu nggak?
Masih semangat nungguin TERATAI update?Typo tandain yaaaaa
Selamat membaca, semoga terhibur 🤭
Bacanya jangan cepat-cepat, biar nggak cepat habisnya wkwk
“Cinta adalah kejujuran, ketulusan, dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian yang harus dijaga. Cinta semestinya berhulu iman, bermuara takwa dan kebersihan jiwa.”
~Ibnu Hazm El Andalusy~
.
.
."HAI KAKAK!"
Alara yang sedang menyirami bunga di halaman rumahnya, pun, melihat ke sumber suara. Di mana di depan pagar rumahnya ada seorang gadis sedang melambaikan tangan ke arahnya.
Alara meletakkan terlebih dahulu gembor atau alat penyiram tanaman. Setelah itu ia langsung mendekati gadis yang menyapanya.
"Hai, kamu orang baru, ya?" jawab Alara sambil membukakan pintu pagar rumahnya.
"Hehe, iya. Kenalin aku Alsabila bukan Salsabila, ya, Kak. Panggil aja Sabila atau Sabil. Rumah aku tepat di sebelah kiri rumah kakak. Kami sekeluarga baru pindah dari Bandung," jawab gadis yang mengaku bernama Sabila itu.
"Senang kenal sama kamu. Aku Alara, ayo mampir ke rumah kami," tawar Alara. Namun, Sabila dengan cepat menggeleng.
"Emm, kapan-kapan, deh, aja, Kak. Sabila mau jalan-jalan dulu menelusuri perumahan ini," tolak Sabila dengan senyuman manisnya.
"Hmm, gitu, ya. Iya nggak apa-apa, tapi nanti kapan-kapan mampir, ya. Kamu juga hati-hati, perumahan ini agak serem," pesan Alara sedikit terkekeh.
"Haha tenang aja, Kak. Setan aja ngibrit waktu Sabil kentutin," jawab Sabila tertawa. Begitu juga dengan Alara yang tertular tawanya gadis itu.
"Ya udah, Sabil pamit dulu papay asamikum Kak Alara!"
"Assalamualaikum, Sabila," koreksi Alara terkikik.
"Hehe assalamualaikum kak Alara," ulang Sabila dengan cengirannya.
"Waalaikumsalam, Sabila," jawab Alara tersenyum.
Sabila langsung pergi dengan berlari riang. Alara terkekeh kecil melihat itu.
"Gadis yang ceria. Senang banget akhirnya punya tetangga yang mau beramah tamah," gumam Alara menatap kepergian Sabila.
"Oiii!"
"Astaghfirullah astaghfirullah!" latah Alara saat seseorang mengagetkannya dari belakang.
"Ngapain berdiri di sini, hm?"
Alara segera berbalik melihat sang pelaku yang hampir membuat jantungnya lepas dari tempat. Suaminya sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Ada tetangga yang baru pindah, Kak."
Elvano manggut-manggut. Tangannya terangkat untuk merangkul pundak Alara. Kemudian mereka berjalan bersama untuk kembali masuk ke dalam rumah.
Setelah masuk, Elvano langsung berjalan menuju dapur. Dan Alara mengikuti suaminya itu dari belakang.
"Kak, kamu bisa masak nggak?" tanya Alara.
Elvano menoleh ke belakang. Bersamaan langkah kakinya berhenti.
"Bisa," jawabnya santai. "Masak air pakai dispenser, masak nasi pakai rice cooker," lanjutnya tertawa.
"Hmm, bisa masak ...."
"Masak apa?" tanya Elvano saat Alara menghentikan ucapannya.
"Masak omelet?"
Alis Elvano berkerut. "Kenapa? Kalau bisa kenapa? Kalau nggak bisa mau apa?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERATAI
SpiritualBagaimana kehidupan Alara menjadi seorang istri yang seharusnya dituntun oleh sang suami, tapi ia justru yang menuntun? ━━━━━⋇⋆✦⋆⋇━━━━━ *•.¸♡𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓♡¸.•* ᵀᵉʳˢᵉᵈⁱᵃ ᵈⁱ ˢʰᵒᵖᵉᵉ ᴸᵒᵛᴿⁱⁿᶻ ˢᵗᵒʳᵉ ━━━━━⋇⋆✦⋆⋇━━━━━ "Jika Ummu Sulaim menolak kare...