TERATAI 26

65.3K 7.7K 1.2K
                                    

Maaf ya cerita ini update-nya lama. Dan up-nya juga tergantung kalian.

Jangan lupakan KEWAJIBAN sebagai pembaca
vote komen maksudnya ^^

Selamat membaca dan semoga terhibur

.
.
.

"Waktu adalah hitungan menit & detik."

26. Baikan marah, marah baikan lagi.
.
.
.

Suara alarm dari handphone Alara mengagetkan seorang Elvano dari tidurnya.

Perlahan mata yang dihiasi oleh alis yang cukup tebal, bulu mata yang tipis nan lurus itu terbuka dan menampilkan bola matanya yang hitam legam.

Tatapannya langsung jatuh pada puncak kepala seorang gadis yang wajahnya bersembunyi di dada miliknya. Elvano cukup terkejut, tapi setelah mengingat percakapan mereka semalam membuatnya terkekeh. Namun, setelah itu ia langsung mendengus karena mengingat ia ditinggal tidur oleh istrinya.

Elvano sedikit menggeser tubuhnya dengan pelan-pelan karena takut Alara akan terganggu. Ia ingin melihat wajah Alara saat masih tertidur. Mungkin akan menjadi hobi barunya.

Setelah dapat melihat apa yang ia inginkan, tatapan Elvano kembali hanyut pada wajah Alara yang matanya masih terpejam rapat. Beberapa helai rambut gadis itu dapat Elvano lihat karena keluar dari hijabnya.

"Gue baru tau, lo juga punya sisi imut selain cantik," gumam Elvano. Tangannya yang semula masih di pinggang Alara terangkat untuk membenarkan jilbab Alara yang sudah tidak karuan. Beberapa helai rambut gadis itu Elvano masukan kembali ke balik hijab.

"Belum saatnya gue lihat mahkota di kepala lo, ya, istri? Tapi kapan?" Elvano tidak tau kenapa ia tiba-tiba ingin melihat Alara tanpa hijab.

"Gue nggak akan maksa."

Elvano kembali memeluk tubuh hangat Alara. Ia rasa tidurnya tadi malam sangat nyenyak. Entah karena kelelahan atau karena ada yang dipeluk.

Suara alarm di handphone Alara kembali berbunyi. Elvano sekilas melirik jam di dinding kamar. "Jam setengah empat?" Dia mau ngapain jam segini?" gumam Elvano.

Merasa ada pergerakan kecil di depannya, Elvano langsung memejamkan matanya untuk berpura-pura tidur. Sialnya ia lupa menyingkirkan tangannya dari posisi memeluk tubuh Alara.

Beberapa menit setelah itu, Elvano tidak lagi merasakan pergerakan dari Alara. Apa gadis itu sudah kembali tertidur? Pikirnya.

Setelah beberapa menit untuk memastikan bahwa Alara benar-benar kembali tidur, Elvano memberanikan diri untuk membuka matanya perlahan.

Dimulai dari mata kirinya yang menyipit dan diikuti oleh mata kanan. Setelah terbuka sempurna, Elvano menunduk untuk melihat wajah Alara.

"Aaarrghhhh!!!" Elvano berteriak spontan. Karena terkejut ia refleks mendorong tubuh istrinya dengan kuat hingga gadis itu tersungkur di lantai dengan keras.

Brukh

"Astaghfirullah hal adzim, aduh!" Alara terkejut sekaligus meringis karena tubuhnya didorong keras. Tubuhnya kembali merasakan nyeri, terlebih lagi di bagian lututnya.

Mata Elvano melotot setelah menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Dengan capat ia bangun dan berlari mendekati Alara yang berusaha duduk.

"Istri! Lo nggak apa-apa?" tanya Elvano panik. Sangat kentara bahwa ia sedang khawatir.

"Sshh ... nggak apa-apa kok, cuma perih dikit lututnya," jawab Alara berusaha duduk. Elvano langsung membantunya.

"Sorry ... gue tadi kaget," ucap Elvano benar-benar merasa bersalah. Tadi ia kira Alara sudah kembali tidur, tapi ternyata gadis itu justru sedang menatapnya. Hal itu yang membuat Elvano terkejut dan refleks mendorong tubuh Alara dengan keras.

TERATAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang