Happy Reading
Sementara itu, Liandra masih fokus memikirkan Rayhan, beberapa pesan telah terkirim, namun pesan itu tidak ada balasan, telfon yang tidak mendapat respon membuat Liandra khawatir.
Liandra tau betul Rayhan tipekal cowok seperti apa, selama keadaan hati Rayhan tidak nyaman, Rayhan tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya, ia lebih memikirkan bagaimana caranya agar moodnya kembali.
"Ray, lu dimana sih? Kalau pesan gue lu baca, tolong banget, pesan gue dibales!!" Pesan itu berhasil terkirim.
****
Di rumah Sandi...
"Lu masih jalan ama Liandra?" Tanya Sandi sambil minum cola.
Rayhan menghela nafas panjang sambil menyandarkan kepalanya di sofa.
"Masih atau udahan? Keknya lu makin ke sini makin cuek ke Liandra deh Ray" sambung Sandi.
"Gue masih sama-sama Liandra, enggak tau kenapa makin ke sini gue makin risih gitu bre!!" Tangkas Rayhan dengan mata yang ia pejamkan.
"Gile bener lu, risih kenapa? Lu punya yang laen yak?"
"Bodoh, enggak lah!!" Rayhan langsung mengatur posisi duduknya.
"Lah terus? Kenapa tiba-tiba lu risih, emang kalian udah berapa lama?" Sandi terus bertanya.
"Gak tau, Gue suka heran aja sama perasaan gue sendiri bre, kalo nyokap nanyain dia ya gue seneng banget, tapi Liandra nelpon atau ngirim pesan, gue kadang males aja buat nge respon!! Belum sampe setahun sih"
"Aneh lu, tapi lu gak sampe mikir buat sudahi hubungan lu kan?"
"Enggak lah!! Bodoh kali lah gue kalau sampe sudahi hubungan gue hanya karna perasaan gue yang ga jelas!!" Tangkas Rayhan sedikit emosi.
"Yaa kali aja yekan?" Sandi terkekeh.
Rayhan melirih malas Sandi saat itu.
Tidak sadarnya Rayhan ketiduran di sofa rumah Sandi.
"Siapa yang dateng?" Seorang gadis masuk dengan setelan sekolah yang masih lengkap.
"Bang Ray" jawab Sandi dengan mata yang setengah terbuka, "udah balik?" Sambungnya.
"Tumben bener bang Ray dateng kak" ujar gadis itu sambil meletakkan ranselnya di atas nakas samping tv, "udah, kan udah nongol disini, kok malah ditanyain lagi?" Sambung gadis itu.
"Lagi gabut, biasalah masalah orang dewasa, anak kecil tau apa?" Sandi menjawab ketus gadis itu, rupanya itu Tiwi adik terakhir Sandi, "iya yak? Gak boleh salahin kakak kek gitu lu, dosa!!" Cerutuh Sandi.
"Yee emang salah Tiwi yak ngomong kek gini, kan Kak Sandi yang biasain?" Tiwi sedikit meledek.
"Gue sumpahin deh lu dek, semoga lu gak kualat ama kaka lu ini" sambil mengangkat tangan seraya berdoa.
Tiwi terkekeh melihat tingkah laku kakaknya.
"Eh jam berapa sekarang?" Tiba-tiba Rayhan terbangun dan langsung duduk di sofa tempatnya tidur.
"Allahuakbar" Sandi kaget setengah dewa, "Eh Ray lu kalo bangun tuh pelan-pelan dong, mau copot nih jantung gue" Sambil mengelus-elus dadanya.
Rayhan tertawa "haha moon maap, habisnya gue gak sadar kok bisa gue tidur disini" cowok itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lu gak sadar tapi gak kek gitu juga kali"
"Maap maap, kan gue gak sengaja bre"
"Untung aja jantung gue gak lemah, coba kalau lemah mungkin gue langsung di lariin ke Rumah Sakit sekarang!!"
"Gak usah mimpi lu punya penyakit orang kaya, sekalinya lu kek gitu, semua Rumah Sakit bakal nolak lu jadi pasien"
Sandi melirih malas sahabatnya itu,
"Apa? Gak seneng lu? Bodoh!!" Rayhan kembali meledek Sandi, "gue pamit cabut ya!" Sambung Rayhan sambil memakai jeket kulitnya.
Sandi berdiri, "udah sono balik, malas banget gue liat muka lu!!" Sambung Sandi ikut meledek Rayhan.
"Gue juga udah muak liat muka lu, makannya gue mau balik, coba aja ada Tiwi, pasti gue betah duduk lama-lama disini" tangkas Rayhan dengan gaya super simplenya.
Tiwi terkekeh mendengar Kakaknya saling ledek dengan sahabatnya,
"Yaah kedengaran dong sama Tiwinya, jadi malu" Rayhan memanja.
Sandi melihat Rayhan bertingkah seperti itu langsung mengeluarkan jurusnya, "ampun bener dah gue punya temen yang sakit kek gini" sambil mendorong tubuh Rayhan, karna Rayhan masih terus bertingkah seperti anak gadis.
"Udah udah sono balik, jijik gue, sumpah!!" Sambung Sandi sambil mengelus lengannya sendiri.
Rayhan terkekeh, "santai lah bang, gue cuma ledekkin Tiwi" Rayhan menepuk lengan Sandi, "santai aja dong bre, gak usah make acara merinding segala" cowok itu cengingisan.
"Bodoh amat, lu balik aja!!" Seru Sandi.
"Yah Bang Ray udah mau balik ya?" Sambung Tiwi yang sejak tadi sudah berdiri sambil melihat Kakaknya dan Rayhan saling ledek.
Rayhan tersenyum manis, "Iya dek, soalnya Bang Ray gak di ijinin sama mamanya Bang Ray pulangnya lama, lagian kakak Tiwi yang oon ini udah usir Bang Ray" ujarnya dengan suara yang sengaja ia pelankan.
"Ih gak usah diladeni lah Kak Sandinya bang" sambung Tiwi ikuttan meledek kakanya.
Sandi melihat tingkah laku sahabatnya itu hanya bisa mengelus-elus dadanya, "ya Tuhan beri hamba stock sabar yang melimpah" umpat Sandi.
"Kenape lu? Sakit jantung?" Tanya Rayhan dengan wajah yang berusaha menahan tawa.
"Males gue liat kalian bedua, sono pulang!!"
Sandi mendorong tubuh Rayhan, cowok itu hanya terkekeh melihat kelakuan Sandi, tiba di depan pintu, Rayhan berpamitan "gue cabut ngab, see you next time" cowok itu kembali melempar senyum.
Sandi saat itu berdiri didepan pintu, hanya melambaikan tangannya seraya mengiyakan perkataan Rayhan.
"Sumpah gue gak tau kenapa bisa temenan sama orang gila kek Rayhan" Cerutuhnya sambil menutup pintu rumahnya.
"Kak Sandi gak boleh ngomong kek gitu" Tiwi yang tiba-tiba muncul dibelakang Sandi.
"Ya Allah ya salam" Sandi kaget untuk kedua kalinya, "kalian niat mau bunuh aku?" Ucap Sandi didepan Tiwi.
"Apaan sih kak? Mulai deh dramanya" Tiwi menjawab ketus pertanyaan Sandi, "Males banget dengar Kakak ngomongnya gak masuk di akal Tiwi" gadis itu melangkah dan meninggalkan Sandi yang saat itu masih berdiri tidak percaya seharian dirinya telah di buat kesel karna ulah Rayhan dan Adiknya.
----------------------------------------------------
Vote And Coment Bestie
LDR(?) Siapa Takut!!On going yah Bestie, semoga ceritanya menghibur.
Happy Reading✨
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (?) ---- Siapa Takut !!
Novela Juvenil"Gak bakal terulang, gue janji!!" tegas Rayhan didepan Cewek itu. mata itu sembap, mata itu terus berkaca-kaca menatap Rayhan yang terus meyakinkan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahannya. "kenapa diam? gak percaya?" Rayhan terus memaksa...