Happy Reading
Pov Hotel
Nampak jelas kekecewaan yang tergambar diwajah seorang Rayhan, tak disangkanya cewek yang selama ini ia jaga hatinya justru membuatnya terpukul seperti sekarang ini.
Tak ada yang bisa ia utarakan selain ia hanya duduk diam tunduk dan termenung sambil menangis. Air mata yang mengalir dipipinya tak akan berhenti sebelum ia sendiri mencoba untuk menguatkan sendiri hatinya.
"Stop Ray, gak ada gunanya untuk berlarut dalam keadaan seperti ini, dia? Dia hanya cewek yang tidak tau terima kasih karna sejauh ini gue udah usaha buat menjaga hatinya" ucap cowok itu masih dalam keadaan diam tengah menangisi betapa kasiannya dirinya.
Sahabat cowok itu sudah berdiri di antara tembok pembatas gedung, disana nampak Rayhan yang masih duduk dengan almamater yang menutupi tubuh kekarnya. Sesekali cowok itu menarik rambutnya.
Sandi tidak berani untuk menghampiri Rayhan saat ini, jelas saja ia akan mendapat cacian karna sudah merusak waktu Rayhan yang sudah ia sediakan untuk menyudahi pikirannya akan masalah yang barusan ia dapati.
"Kenapa diri disini? Gak nyamperin Rayhan?" Heru menepuk pundak Sandi.
Wajah cowok berbibir tebal itu kelihatan sedang gusar karna sahabatnya tengah menahan sesak hanya karna seorang cewek.
"Gue takut bakalan namba mood Rayhan jadi ambyar" ucap Sandi yang sudah bersandar ditembok.
"Laki harus gantle, gue gak nyangka Rayhan bakal sesedih itu"
Sandi seketika berdiri tegak, pikirnya kenapa Heru tau kalau Rayhan tengah menahan sedih.
"Santai, gue udah tau permasalahannya" ucap Heru santai sambil menahan tubuh Sandi yang seketika sudah mendekati tubuhnya.
"Kalau lu tau please banget buat gak disebar luaskan"
Heru mengangguk, "Lu tenang aja, gue juga temen Rayhan "
Sandi bernapas legah setelah mendengar ucapan Heru.
"Sono samperin, semakin lama Rayhan dibuat sendiri, semakin lama juga masalahnya kelar" titah Heru
"Gak berani, pasalnya Rayhan kalau udah kek gini pasti butuh me time untuknya"
"Walaupun seperti itu, lu sahabatnya, lu tau banyak pasti soal Rayhan"
"Gak gak, biar gue sahabatnya gue ga nyali buat nanyain panjang lebar atau coba hibur dia kalau keadaannya genting kek gini"
"Oke, tapi lu harus tetep awasi Rayhan, gue takut orang kek Rayhan bakal berpikiran pendek"
Sandi mengangguk seraya mengiyakan perkataan Heru.
Heru melempar senyumnya lalu menepuk pundak Sandi yang masih terus melihat ke arah Rayhan.
"Gue cabut duluan" ucap Heru lalu pergi meninggalkan Sandi.
Sandi mengangguk lalu melirih ke arah Heru yang sudah berlalu tanpa menoleh lagi kepadanya.
Rupanya Rayhan dari posisinya sudah melihat ke arah Sandi yang sejak tadi berdiri ditembok sambil melihat ke arahnya.
"Ngapain lu ngab?" Teriak Rayhan
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (?) ---- Siapa Takut !!
Подростковая литература"Gak bakal terulang, gue janji!!" tegas Rayhan didepan Cewek itu. mata itu sembap, mata itu terus berkaca-kaca menatap Rayhan yang terus meyakinkan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahannya. "kenapa diam? gak percaya?" Rayhan terus memaksa...