Happy Reading
19.30 WIB
Disana cowok dengan hoodie hitamnya berdiri sembari memikul ransel baru saja keluar dari Kereta. Wajahnya tertutup masker hitam dan sempat melirih kiri dan kanan.
"Ray" teriak Sandi yang sudah menunggu kedatangan sahabatnya.
Rayhan melirih dan langsung menghampiri Sandi
"Dari kapan lu nunggu?"
"Dari sore, udah ayok, langsung mau balik atau jalan dulu?"
"Jalan, gak langsung balik ke rumah, gue harus nemu alasan yang pas buat orang rumah"
Sandi seketika langsung paham dengan apa yang barusan sahabatnya katakan. Dia tentunya tidak baik-baik saja, berbeda sebelumnya, sebelum Rayhan meninggalkan jakarta dan memilih untuk menghampiri Liandra raut wajah itu baik-baik saja bahkan nampak bersemangat.
"Baik, kita jalan dulu" Sandi meraih ransel Rayhan
Rayhan pun tersenyum melihat sahabatnya itu yang siap melayani kapanpun dia butuh.
Dijalan dengan suasana yang berbeda dari kota Bogor, Rayhan tampak menyandarkan kepalanya di jok mobil yang bersebelahan dengan kursi pengemudi, sesekali ia melirih ke luar jendela dan menghirup udara malam Jakarta. Sandi yang melirih Rayhan tidak memiliki keberanian untuk menegurnya, biarkan ketua BEMnya yang lebih dulu membuka topik pembicaraan.
Begitu sampai didepan Caffe kedua cowok itu keluar dari mobil Sedan Hitam, beberapa pasang mata melirih ke arah Rayhan.
"Cogan tuh, coba tengok ke sana"
"Body goals banget jadi cowok"
"Tipe gue banget dah"
"Mau dong nomer Wanya"
Wanita yang berada di caffe itu sibuk melirih ke arah Rayhan, namun tak di hiraukan cowok itu, ia terus berjalan menuju kursi yang terletak di sudut kanan caffe.
"Udah lumayan lama mas Ray mampir kesini" sapa salah satu pelayan caffe sembari memberikan list menu ke Rayhan dan Sandi.
"Barusan selesai umroh mas" ujar Sandi yang kemudian mengambil list menu yang di sodorkan pelayan caffe.
Suasana saat itu seperti mengerti dengan keadaan hati Rayhan, memilih diam dan menghindari beberapa pertanyaan dari orang-orang itu menjadi pikiran utamanya, dengan mengalihkan pandangannya, pikiran itu lagi-lagi menghampirinya, tanpa ia sengaja air matanya menetes dan membuat cowok yang duduk didepannya mau tidak mau menegurnya agar lebih memerhatikan dirinya saat itu.
"Ngab, lu kenapa?"
"Ga papa" ucapnya lalu menghela nafas kasar, Rayhan mencoba mengatur kembali posisi duduknya sampai menemukan posisi nyamannya.
Dengan wajah yang serius, tak henti-hentinya Sandi menanyakan keadaan ketua BEMnya secara ulang-ulang, walaupun Rayhan dikenalinya cowok yang tidak banyak cakap, namun ia sendiri tau bahwa sosok cowok yang bersamanya tidak lah diam dengan model acak-acakkan seperti sekarang ini kalau keadaan hatinya baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (?) ---- Siapa Takut !!
Teen Fiction"Gak bakal terulang, gue janji!!" tegas Rayhan didepan Cewek itu. mata itu sembap, mata itu terus berkaca-kaca menatap Rayhan yang terus meyakinkan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahannya. "kenapa diam? gak percaya?" Rayhan terus memaksa...