Happy Reading All
Setiba di jakarta, Rayhan yang saat itu mengenakan kaos oblong putih berjalan dengan gaya alakadarnya. Pikiran akan Liandra kini sudah terbayarkan, tak ada yang perlu disesali lagi. Kini hubungan mereka tampak baik-baik saja sepulang dari Bogor.
Hari demi hari kini berlalu, tidak terasa mereka sampai di titik dimana orang-orang pada umumnya pernah merasakan yang namanya jenuh ketika menjalin sebuah hubungan. Namun bagi Rayhan, tak ada yang bisa kalahkan usaha dengan pernyataan-pernyataan orang diluar sana.
Seminggu berlalu, beberapa chat Rayhan kini mulai tak mendapat balasan lagi, ia terus berusaha untuk terus memantau Liandra yang jaraknya tak begitu dekat dengannya. Walaupun kelihatan biasa saja, namun siapa sangka cowok cool itu tiap malamnya menangisi dirinya yang diperlakukan tidak seperti awal kali mereka jadian.
Hanya karna masalah sepeleh, Liandra yang terkenal sebagai sosok yang penurut kini berubah seketika menjadi sosok cewek yang bodoh amat dan tidak peduli keadaan.
Capek ... Kata itu yang sering keluar dari mulut Rayhan, cowok yang awalnya tak banyak cakap dan dingin kini menjadi cowok yang gila akan kabar dari Liandra, sering kali yang ia lakukan untuk menenangkan hati bahkan isi kepalanya, yaitu mencari ruangan yang tak ada satupun orang tahu, dan disana ia bebas mengeluarkan semua isi hati dan isi kepalanya sehingga ia harus teriak dan menangisi semuanya ditempat sunyi itu.
Banyak yang mengira Rayhan lah yang berlebihan di hubungan ini, sedangkan Liandra korban dari posesif Rayhan.
Pernyataan itu sampai ditelinga cowok itu, namun ia tetap meninggikan Liandra bahwasannya mereka yang mengeluarkan pendapat seperti itu tidaklah salah.
Tiap paginya mata itu sembap, raut wajah yang lesuh serta tubuh yang tidak ada kata semangat didalamnya.
"Udah sarapan?"
Rayhan hanya melirih ke arah cewek yang saat itu sudah berdiri disampingnya.
"Sarapan dulu baru berangkat" titahnya sekali lagi.
"Rayhan sarapan dikampus aja, lagi gak mood"
"Jangan hanya karna mikirin cewek, lu jadi gak sayang ama kesehatan"
"Rayhan berangkat ya" tanpa menjawab ucapan Yaya, "Gak usah diceritain sama Mama dan Papa, Assalamualaikum" cowok itu berlalu setelah mengecup pipi Kakaknya.
****
Lampu merah memaksanya untuk berhenti, di lihatnya orang-orang yang ikut berhenti saat itu, ada sepasang orang yang anteng-anteng boncengan dan beberapa anak sekolah yang di boncengi bapaknya.
"Coba gue bisa balik ke masa itu, yang namanya harapan seperti ini gak bakalan gue rasain" gumamnya dalam hati.
Sesekali ia menghela nafas kasar dan sampai lampu merah itu berubah menjadi hijau. Ia melanjutkan perjalanannya.
Helm yang tak berkaca serta kaca mata hitam yang ia kenakkan itu menjadi ciri khas Rayhan Try Anggara. Cowok itu memarkir sepeda motornya di parkiran yang sejajar dengan kantin Fakultasnya.
Dari arah depan, cowok yang sibuk dengan laptop yang ia pegangi mencoba menghampirinya.
"Baru nyampe lu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (?) ---- Siapa Takut !!
Teen Fiction"Gak bakal terulang, gue janji!!" tegas Rayhan didepan Cewek itu. mata itu sembap, mata itu terus berkaca-kaca menatap Rayhan yang terus meyakinkan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahannya. "kenapa diam? gak percaya?" Rayhan terus memaksa...