Happy Reading
"Ray udah bangun belom?" Teriak Yaya dari luar kamar.
Dengan mata setengah terbuka, cowok itu memaksakan dirinya untuk bangun dari tidurnya, dengan kolor hitam yang panjangnya hanya sebatas paha, serta dada tanpa kaos cowok itu beranjak dari ranjang king sizenya dan langsung pergi ke kamar mandi.
Berkisar 25 menit cowok itu berada di kamar mandi, lalu keluar dengan handuk yang berbalutkan tubuhnya yang kekar.
"Ray bangun, sarapannya udah siap" teriakkan kedua kali milik Yaya.
Cowok itu kembali melihat ke arah cermin memeriksa apa ada yang kurang di dirinya, hari itu Rayhan sangat berbeda dari biasanya, almamater kuning kini melekat di tubuh cowok itu, serta jeans hitam membuat cowok itu semakin tampan dan berkarisma, tak lupa jam tangan kulit hitam serta headshet yang sengaja ia gantungkan di leher menjadi ciri khas Rayhan.
"Masak apaan kak?" Sapa Rayhan yang sudah berdiri dekat meja makan.
Yaya melirih intens Rayhan pagi itu, "Tumben bener make almet? Ada acara ya?"
"Sebentar mau adain mubes kak, makannya harus make almet, kalau enggak bisa kena teguran" jawab Rayhan sambil menyendok nasi goreng.
"Ya udah, makan yang banyak" titah Yaya.
Seusai sarapan, Rayhan meraih ransel serta kunci motor dan langsung berpamittan, "Ray pamit ya kak" sambil mengecup lembut kening Yaya.
"Iya hati-hati, bawah motornya jangan ngebut-ngebut" Titah Yaya.
Rayhan mengangguk seraya mengiyakan perkataan kakaknya.
Sampai di garasi, cowok itu mengeluarkan sepeda motornya, lalu mengenakan helm kemudian pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.
****
"Gak barengan ama Rayhan lu?" Sapa Gina. Kali ini Sandi sudah tidak kaget lagi, karna saat itu Gina lebih dulu masuk ke kelas dibanding dirinya.
Dengan melirih kiri dan kanan, "Lu nanya siapa? Gue?" Sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Enggak, gue nanya angin yang barusan lewat didepan elu" sambung Gina.
Memang dua orang itu tidak pernah akur jika ketemu, bagi Sandi Gina musuh terbesarnya, walaupun Gina cewek, di mata Sandi Gina setara dengan hulk. Lain halnya dengan Gina, Gina yang melihat Sandi, menganggap bahwa Sandi adalah seekor kecoak yang harus di injak lalu di buang.
"Wih keren banget lu, udah bisa liat angin" sambung Sandi sambil meledek Gina.
"Lah kan gue hebat, emangnya elu?" Sambung Gina tak mau kalah.
"Emang gue kenapa? Mulai lagi lu ngasal!"
"Mikir aja sendiri, gue males jelasin wujud lu"
"Tu mulut gak pernah di didik ya?" Dengan wajah yang sudah memerah.
"Di didik kok, kan bareng gue dateng ke kampus" ujar Gina enteng.
"Masih pagi oi, udah ribut" potong Rayhan ditengah-tengah adu mulut Sandi dan Gina.
"Gak butuh lama paling ngadu" umpat Gina sambil mengundurkan kursinya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (?) ---- Siapa Takut !!
Teen Fiction"Gak bakal terulang, gue janji!!" tegas Rayhan didepan Cewek itu. mata itu sembap, mata itu terus berkaca-kaca menatap Rayhan yang terus meyakinkan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahannya. "kenapa diam? gak percaya?" Rayhan terus memaksa...