Incomplete 06

824 79 0
                                    

Rama mengelus batu nisan bertuliskan nama George William. Masih jelas diingatannya kalimat terakhir yang George ucapkan waktu sebelum dirinya memutuskan untuk terjun ke tebing jurang.

Ia letakkan sebuket bunga mawar putih di makamnya. Seulas senyum tipis pun terukir. ”Love you too,” ucapnya lirih. Ia berusaha menahan buliran air mata yang mulai menggenangi pelupuk matanya.

Ia pun bangkit kemudian berbalik hendak menuju tempat dimana mobilnya terpakir. Namun, sayup-sayup terdengar seperti ada seseorang yang memanggil namanya.

”Rama,” panggil suara itu dengan lembut. Hati Rama bergetar hebat tatkala mendengar suaranya memanggil namanya. Mungkin ini hanya halusinasi, begitulah pikirnya sehingga ia melanjutkan langkah kakinya yang sempat berhenti sejenak.

”Rama,” suaranya kembali memanggil namanya. Dengan jantung yang berdegup kencang Rama pun memberanikan diri perlahan membalikkan badannya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok pria berdiri di hadapannya dan senyuman yang begitu indah.

Rasanya seolah waktu berhenti sejenak. Ia masih belum bisa mempercayai apa yang ia lihat saat ini. George! Ya, kini George berdiri jelas di hadapannya. Tidak, mungkin ini hanyalah roh George, pasti dia bukan George, ucapnya dalam hati meyakinkan kalau orang yang ada di hadapannya kini bukanlah George.

”Miss you,” ucapnya perlahan mendekat dan memeluk Rama. Tidak, ini bukanlah halusinasi belaka, ini nyata. Sekali lagi, ini adalah nyata! Pelukan George nampak erat sekali hingga membuat Rama sedikit sesak.

George membenamkan wajahnya di ceruk leher Rama. Ia sungguh merindukan sosok Rama yang teramat dicintainya. Rasanya ia tidak ingin melepaskan pelukannya barang sedetik.

Tiba-tiba terdengar suara isak tangis. Ya, Rama yang gagah perkasa menangis dipelukan George! Perlahan George merenggangkan pelukannya dan mengusap pipi Rama yang basah akan air mata.

Rama memegangi tangan kanan George yang menyentuh pipinya sambil menatap lamat-lamat kedua manik matanya yang hitam legam, namun lembut dan penuh cinta. ”Aku nggak mimpi, kan?” tanya Rama berusaha meyakinkan kalau apa yang ia alami kini bukanlah mimpi.

George tersenyum kemudian sebuah kecupan kecil nan manis mendarat mulus di bibir Rama. Ketika ia merasa sudah yakin bahwa apa yang dialaminya kini adalah kenyataan, ia pun segera memeluk George erat, seolah tidak ingin melepaskannya sama sekali barang sedetik.
*
Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Verdian masuk ke dalam restoran dan memeluk Wira sambil berteriak-teriak kegirangan, ”AKHIRNYA! AKHIRNYA!” ujarnya semakin mengeratkan pelukannya.

Banyak yang geleng-geleng kepala ketika melihat tingkah ajaib Verdian yang sebenarnya tidak pernah membedakan mana atasan mana yang sejajar dengan dirinya. Wira pun mendorong Verdian dengan jari telunjuknya di dahi.

Mata Verdian berbinar namun tidak dengan Wira yang hanya menatapnya datar. ”Paan?” tanya Wira malas sambil menggantungkan lap di pundak kananya sambil berkacak pinggang.

”BOS BOS! AKHIRNYA GUE GUE HUTANG GUE LUNAAAASSSSSS,” ucapnya kegirangan sambil menarik kedua tangan Wira dan berloncat-loncat ria seperti anak kecil. Wira sungguh tercengang dibuatnya. Bisa-bisanya ia memperkerjakan pegawai rada-rada seperti Verdian. Apa sebelumnya matanya minus? Sampai-sampai tidak tau sisi lain Verdian yang begitu mengejutkan.

”Lunas? Tapi kok tuh muka bisa bonyok kek gitu gimana ceritanya?” ujar Wira sarkasme.

Verdian pun menoleh ke kiri. Ia menatap Vikal yang kini tengah sibuk menumis sesuatu. Wajah tanpa dosanya itu sukses membuat siapapun tidak mengetahui fakta sebenarnya kalau Vikal lah yang telah memukul wajah Verdian.

”Oh ini..,” ujar Verdian sengaja menjeda kalimatnya. Ia menaik turunkan alisnya seraya menatap Vikal. ”Biasa bos ditonjok pacar wkwkwk,”

Semburat merah yang tidak terlalu ketara menyeruak dari wajah tampan Vikal. Apa maksud Verdian menyebut dirinya pacar? Ia bukan homo sialan seperti Verdian! Menciumnya begitu saja hingga membuat dirinya harus melayangkan bogeman mentah tepat di wajah tampan Verdian.

Incomplete [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang