Incomplete 40 END

1K 25 4
                                        


Chapter 40 End || Chen dan Faisal

C

uaca nan mendung disertai hembusan angin yang amat deras pun berganti. Alam seolah mengerti jikalau penghuni bumi pertiwi menginginkan sore hari yang hangat. Ferdian baru saja keluar dari kamarnya setelah tidur selama beberapa jam lamanya. Entah mengapa langkah kakinya terasa begitu ringan se-akan tiada beban apapun di bawah kakinya. Ferdian mendadak mengendus-endus udara di sekitarnya-yang entah mengapa indera penciumannya menangkap jikalau ada sesuatu yang harum.

"Siapa yang makannya, ma? Ini mau hajatan ato gimana?" seru Ferdian.

Ferdian melangkahkan kakinya menuju dapur tuk menyusul sang ibunda. Ferdian pun membelalakkan matanya tatkala melihat beraneka ragam menu tersaji di atas meja bundar kayu jati. Ferdian penasaran untuk apakah sang ibunda memasak demikian banyak?

"Kan kamu bilang Fardan mau ke sini? Jadi, mama sengaja masak yang banyak," ucap Indira.

"Serius mama masak se-banyak ini buat Fardan doang??" tanya Ferdian.

Indira pun menganggukkan kepala mengiyakan.

Ferdian pun duduk di meja mapan setalah ia merasakan perutnya mulai memberontak meminta segera diisi. Ferdian cukup tercengang akan perlakuan istimewa sang ibunda yang entah dalam rangka apa. Lihat deretan menu yang ada di atas meja mulai dari: rujak cingur, rawon setan, pecel semanggi suroboyo, hingga lontong kupang. Ferdian menelan ludah. Di samping kanannya terdapat tumpukan piring putih beserta sendok dan garpu. Ferdian pun mengambil satu piring tuk menpicipi salah satu menu yang tersaji lagi menggugah selera.

Baru sedikit ia ambil rujak cingurnya dari mangkuk-pun sang ibunda menjentik tangannya seketika. Ferdian protes sedangkan sang ibunda malah menjadikan Fardan sebagai alasan agar Ferdian menunda memakan makanannya. "Tunggu Fardan dulu baru kamu boleh mapan," ucap Indira. Fardan? Bagaimana bisa dia menjadi tolak ukur papan Ferdian dapat mencicipi semua masakan ibundanya sore ini? Ferdian kesal sampai-sampai suara dentingan sendok dan piring yang saling bergesekan pun terdengar.

Siapa dia yang hasutannya malah membuat Indira meng-anaktirikan dirinya?

Gandhi dan Indira menyambut kedatangannya bak menyambut seorang pejabat pemerintahan seperti bupati ataupun walikota. Padahal se-kelas rt sekali pun juga tidak sampai segitunya. Uh, mumpung mama ama papa lagi ngasih sambutan untuk si makhluk astral, mending aku mapan aja deh, batin Ferdian yang sudah tak sabar lagi tuk segera mencicipi semua menu. Ferdian pun berhasil mengambil se-piring rujak cingur, lalu menyantapnya sedikit demi sedikit. Ferdian memuji rujak cingur buatan sang ibunda dalam hati. Sungguh tidak ada duanya, batin Ferdian.

"Fer?" seru Indira.

Ferdian mendadak tuli, sebab ia terlalu fokus pada makanan yang ia mapan. Fardan geleng-geleng kepala sembari mengulum senyumannya tatkala kedua netranya menangkap sesuatu yang sangat ajaib. Sungguh ajaib hingga rasanya ia se-akan berada di dunia fantasi. Ini bukan mimpi? Benar, kan? Fardan mempertanyakannya dalam hati.

"Udah dibilangin nunggu Fardan dulu," ucap Indira.

"Laper, ma," sahut Ferdian.

Ferdian mengerling pada rantang makanan di tangan kanan Fardan.

"Lu bawa apaan?" tanta Ferdian sambil menyuap rujak cingur.

"Jengkol, pete, tahu tempe bacem, usus ayam, ceker mercon-" sahut Fardan.

Ferdian pun langsung memotong perkataan Fardan.

"Siniin cepetan," pinta Ferdian.

Dia terlihat antusias tatkala mendengar Fardan mengatakan bahwa dirinya membawa makanan-yang merupakan makanan kesukaannya terutama semur jengkol dan ceker mercon. Uh, dunianya se-akan teralihkan oleh dua menu keramat tersebut. "Kamu tuh, ya?" seru Indira. Pernah dengar istilah saat berada di rumah lah, baru sifat asli seseorang akan terlihat? Tiap pasang mata yang melihat sosoknya di dapur pasti pan berpikir jikalau Ferdian merupakan sosok head chef yang ramah dan bersahaja, tetapi siapa sangka? Di rumah ia tap lebih seperti anak yang manja-yang supa berpura-pura acuh terhadap ocehan sang ibunda.

Incomplete [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang