Epilog

1K 98 12
                                    

***

Hari ini galeri terlihat jauh lebih megah dari biasanya. Karpet merah dibentangkan di depan galeri, memandu langkah para tamu undangan yang turun dari mobil mereka masuk ke dalam galeri. Acaranya di mulai dijam makan siang, para reporter sudah bersiap di posisi mereka, di sekitaran karpet merah, di belakang garis batas yang sudah disediakan. Pengusaha, public figure, seniman, wanita-wanita dari grup sosialita, ada banyak orang penting yang di undang hari ini.

Direktur Lee sudah ada di galeri sejak pagi. Bersama semua staffnya, gadis itu memastikan segalanya sempurna. Karya seni yang dipajang, lukisan, patung, sampai meja dan semua jamuannya, ia pastikan segalanya sempurna. Jennie pun ada di auditorium sejak pagi, sibuk memastikan daerah kekuasaannya sempurna untuk menampilkan tarian mempesona, lalu mendapatkan banyak sponsor dari tamu yang hadir.

Setelah yakin kalau semuanya sempurna, baru lah Lisa meninggalkan tempat itu untuk pergi ke salon. Ia pergi ke salon bersama kekasihnya, Jiyong yang datang dua jam sebelum acara di mulai untuk menjemputnya. Pria itu juga mengantar Lisa kembali ke galeri, lima menit sebelum acara di mulai. "Aku akan menunggu di sekitar sini, lalu datang bersama Seunghyun hyung dan yang lainnya. Telepon aku kalau kau butuh sesuatu," kata Jiyong, yang siang ini menurunkan Lisa di pintu belakang setelah mereka sama-sama duduk di salon.

"Ya," angguk Lisa. "Menunggu lah sambil bekerja, jangan mengunggah apapun," katanya, dengan rambut hitam yang tadi ia potong pendek.

"Apa yang bisa aku unggah? Fotomu menangis tadi? Cepat masuk, sebentar lagi tamu-tamumu datang," usir Jiyong tanpa keluar dari mobilnya. "Ya! Tutup pintunya!" teriak Jiyong, sebab gadis yang ia ejek baru saja melangkah pergi setelah membiarkan pintu mobil Jiyong tetap terbuka.

Di jahili seperti itu membuat Jiyong jadi semakin jahil. Setelah menutup pintu mobilnya sendiri, pria itu bergegas mencari handphonenya kemudian mengunggah sebuah foto, foto yang mungkin tidak akan Lisa lihat sampai nanti malam, begitu open house-nya selesai.

***

xxxibgdrn "Apa aku sudah kelihatan profesional? Ini hari penting," tanya seseorang yang menangis setelah memotong sedikit rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

xxxibgdrn "Apa aku sudah kelihatan profesional? Ini hari penting," tanya seseorang yang menangis setelah memotong sedikit rambutnya.

***

Tepat pukul satu lebih tiga puluh menit Lisa keluar dari galerinya. Di atas karpet merah, gadis itu melangkah dengan gaun selutut berwarna merah dan hitam. Hatinya sedikit kesal, sebab ia salah memilih gaun siang ini dan semua itu karena Jiyong yang cerewet. Di salon, saat Lisa di hadapkan dengan beberapa gaun, pria itu terus mengomentari pilihannya. Gaunnya terlalu terbuka untuk acara di siang hari, itu gaun malam tidak cocok untuk dipakai sekarang, gaunnya tidak cocok dengan flat shoes-nya, jangan memakai celana, kau terlihat terlalu kaku, kau terlalu mencolok— Jiyong terus berkomentar sampai Lisa merasa telinganya akan berdarah.

Bersamaan dengan berdirinya ia di bagian paling atas dari tangganya, sebuah mobil hitam mendekat, tamu pertamanya datang. Dengan flat shoes berwarna hitamnya, Lisa melangkah menuruni anak tangganya, menyambut sang tamu yang datang tepat waktu. Bersama kilatan kamera juga beberapa kurator yang bekerja untuknya, Lisa menyapa tamu-tamu itu. Sampai kemudian, setelah mobil kelima pergi, sebuah van hitam datang, van itu berhenti di depan karpet merahnya dan seorang petugas keamanan membukakan pintunya, menyambut Jiyong juga keempat anggota grupnya.

Kelima pria itu datang dengan setelan resmi mereka, seolah akan menghadiri sebuah ajang penghargaan. Jiyong mengenakan sebuah kemeja merah di balik jas hitamnya. Pria itu sengaja tidak mengancingkan dua kancing kemejanya, membuat kalung juga sedikit dadanya bisa dilihat orang lain. Ia ingin terlihat lebih santai namun Lisa tidak menatap senang padanya.

"Terimakasih sudah datang," sapa Lisa sembari membungkuk sopan pada lima tamu prianya itu, kelima pria itu balas membungkuk, namun Jiyong tidak bisa menahan kekehannya. Jiyong tersenyum, sedikit mengigit bibirnya untuk menahan tawa. Ia tidak tahan dengan kecanggungan yang tercipta di acara resmi itu.

Jiyong melangkah masuk bersama teman-temannya, sementara Lisa masih berdiri di tempatnya, menyambut kedatangan tamu penting lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyong melangkah masuk bersama teman-temannya, sementara Lisa masih berdiri di tempatnya, menyambut kedatangan tamu penting lainnya. Sembari melangkah, Seungri membuka pembicaraan di antara mereka— "kalian sengaja memakai baju merah di atas karpet merah?" komentarnya.

"Tidak," geleng Jiyong sembari terkekeh. "Aku lupa kalau dia memasang karpet. Tadi aku yang memilihkan gaunnya, sebelum dia marah karena memakai baju merah sendirian, jadi aku mengganti kemejaku, ini kemeja Heechul hyung," ceritanya, kemudian berdiri dan berbincang di depan sebuah meja tinggi dengan beberapa gelas champagne di atasnya.

"Tapi wanita dengan setelan yang berdiri di sebelah Lisa tadi cantik, siapa dia?" tanya Daesung, sembari melihat-lihat ke sekitar dan menemukan Lisa juga asistennya tengah melangkah masuk bersama seorang pria dengan setelan resmi, seorang pengusaha kaya raya yang rutin datang ke galeri.

"Kim Jisoo, kekasih Heechul hyung. Baru beberapa bulan ini, tunggu mereka putus kalau kau ingin mendekatinya," santai Jiyong, yang juga melihat ke arah kekasihnya, tersenyum pada gadis itu dan menunggu gilirannya diajak bicara.

Lisa punya banyak tamu yang perlu ia jamu, namun Jiyong tidak perlu menunggu terlalu lama. Sebab, begitu Lisa berdiri di dekat mejanya, ia langsung mengenalkan Jiyong pada tamu pentingnya itu. "Tuan Choi, kenalkan ini kekasihku, juga salah satu seniman yang pernah mengadakan pamerannya di sini," lembut Lisa yang dengan sangat alami melingkarkan tangannya di lengan Jiyong.

"Wah... Senang bertemu dengan anda Tuan Kwon," kata sang tamu. "Denganmu juga, Seunghyun," susulnya, menoleh pada Seunghyun yang ada di belakang Jiyong. "Jadi ini pria yang ingin kau nikahi Direktur Lee?" goda istri dari si pengusaha kaya raya yang Lisa jamu sekarang.

"Aku pernah bilang begitu?"

"Kau pernah bilang begitu?" susul Jiyong, sama canggungnya. "Kalau begitu berusaha lah," susulnya sembari tersenyum, sedikit bermain-main dengan gadisnya yang sekarang merasa malu.

"Berusaha?"

"Berusahalah untuk menikahiku. Mungkin saja aku akan luluh setelah melihat usahamu? Siapa yang tahu?"

"Wah... Menyebalkan sekali," bisik Lisa, tetap tersenyum untuk menyembunyikan kata-kata yang ingin ia sampaikan.

***
Epilognya telat 48 menit, maaf yaa
Tapi akhirnya tamat yey! Aku ga sabar nulis cerita baruuu

Like a Romance DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang