4. Pain Change People

2.1K 192 33
                                    

Gianna sempat terdiam beberapa detik untuk memahami pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh laki-laki di depannya, mulutnya perlahan mulai melongo, kakinya refleks mundur ke belakang, tubuhnya meluruh jatuh terduduk.

Melihat reaksi dari Gianna, Agara yang tadinya berusaha mengintimidasi gadis itu perlahan menjauh, kembali mengambil tempat di kursi yang tadi ia duduki. Ia balas menatap perempuan yang sekarang melihat kearahnya dengan pupil mata melebar, nyaris tak berkedip.

"Saya bantu kamu supaya rekaman cctv itu gak kesebar, dan kamu bantu saya untuk meredakan gossip tentang saya yang sedang ramai sekarang."

"Hah?." satu-satunya kata yang keluar dari mulut Gianna. Otaknya terasa tiba-tiba membeku.

"Saya tau kedengarannya ini hal yang gila, tapi ini satu-satunya cara yang paling bener buat saya." ujar Agara. "Kita gak harus bener-bener tunangan, kita hanya butuh menunjukkan ke publik kalau kita punya hubungan yang sudah serius. Intinya, kamu hanya perlu pura-pura jadi pacar yang sebentar lagi akan bertunangan dengan saya."

Gianna makin dibuat melongo, menatap seolah-olah laki-laki di hadapannya ini adalah makhluk yang berasal dari planet lain. Apa maksudnya?. Seorang Agara Rigel baru saja mengajak dirinya untuk membuat sebuah sensasi, membohongi publik dengan drama 'sakit jiwa' yang seumur hidup baru pernah ia dengar.

"Gianna."

Gadis itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar laki-laki itu diam, ia sempat menelan ludah sebelum bertanya. "Kamu beneran lagi hangover ya?."

Agara tau bahwa respon ini pasti akan ia dapatkan dari Gianna, gadis itu tidak akan mungkin langsung percaya bahwa apa ya ia bicarakan adalah hal yang serius. Semuanya memang terlihat main-main, ide gila ini memang terdengar tidak masuk akal untuk orang yang sepenuhnya sedang berada dalam keadaan sadar.

"Maaf kalau bikin kamu kecewa dengan jawaban saya, sayangnya saat ini saya benar-benar sadar dengan apa yang saya ucapkan, saya gak lagi dalam pengaruh apapun."

Gianna hanya bisa menatap Agara dengan mata terbelalak. Laki-laki didepannya ini sepertinya memang sudah tidak waras.

"Kamu ngancam saya, menggunakan rekaman cctv itu untuk ngebantu bersihin nama baik kamu. Kamu menyeret saya kedalam masalah pribadi kamu." ujar Gianna, dalam hati setengah mati untuk tidak langsung memukul wajah laki-laki dihadapannya itu. "Kamu sama saya itu baru ketemu tadi malam, bahkan belum sampai satu jam kita kenalan, dan tiba-tiba kamu minta saya buat jadi calon tunangan kamu, saya rasa ada yang gak benar sama jalan pikiran kamu."

Agara menghembuskan napasnya, mulai merasa lelah menghadapi gadis itu.

"Berhenti untuk pura-pura gak ngerti dengan apa yang sedang kita bicarain saat ini." Agara bersuara. "Seperti yang saya bilang di awal, ini sebuah negosiasi, kamu dalam masalah dan saya juga dalam masalah, jadi gak ada salahnya kan kita bekerja sama untuk hal ini."

"Masalah kamu bilang?." tanya Gianna dan berdiri. "Rekaman cctv itu gak akan ada kalau semalam saya ninggalin kamu gitu aja di koridor hotel, justru saya dapat masalah ini karena saya nolongin kamu!."

Dengan berteriak seperti ini Gianna menyadari betapa marahnya ia pada laki-laki didepannya ini. Bagaimana bisa ada orang seperti Agara?, memanfaatkan seseorang yang sudah menolongnya untuk kepentingan pribadinya. Apa laki-laki ini tidak sadar bahwa tindakannya itu benar-benar melukai perasaan orang?, apa Agara tidak sadar bahwa apa yang ia lakukan terdengar jahat?.

"Kamu tau, sebelum ini saya gak tau siapa kamu, dan saya akui saya sempat terkesan dengan cerita temen-temen saya tentang gimana kamu bisa menjadi seseorang yang sukses seperti sekarang. Cukup masuk akal kenapa publik begitu mencintai idola seperti kamu." Gianna melanjutkan, berusaha tenang. "Tapi ada hal yang benar-benar membuat saya merasa blessed, karena dalam waktu yang bersamaan juga, saya langsung ditunjukkan dengan fakta kalau semua hal yang terlihat di sosial media hanya sebuah kebohongan. Saya benar-benar merasa bersyukur menjadi satu-satunya orang yang ada di tempat ini sekarang, melihat dengan mata saya sendiri, siapa sebenarnya Agara Rigel."

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang