1. One Night

3.8K 194 22
                                    

Laki-laki yang masih terbaring diatas kasur itu pelan-pelan membuka mata dan megerjap setelah suara dering ponsel yang ia yakini sudah sedari tadi berbunyi masuk ke gendang telinganya sehingga akhirnya berhasil membuat ia terbangun.

Tatapannya langsung tertuju pada benda elektronik yang masih terhubung pada kabel charger di atas nakas kemudian tangan kanannya meraih benda itu. Samar-samar ia melihat kelayar ponsel miliknya, nama yang tertera disana membuat ia langsung bergegas menjawab panggilan.

"Halo?."

"Lo dimana?!."

Agara refleks menjauhkan ponsel dari telinganya setelah mendengar suara Tamita, sahabat sekaligus orang yang ia percaya menjadi manager nya sejak pertama kali masuk kedalam dunia entertainment. Matanya terpejam lagi, jujur saja rasanya ia masih mengantuk.

"Ga!."

"Apa sih Ta?, gak usah teriak-teriak."

"Lo dimana?, nyokap lo ke kantor,  nyariin. Kata Danca lo semalam pergi sama Ale, tapi kenapa si Ale ada di rumah lo, lo nya malah gak ada, dari tadi di telpon gak diangkat, jangan macam-macam lagi, Ga."

"Bilang aja gue lagi diluar, ntar siang gue balik."

"Ga, ini kita di kantor lagi pusing banget loh karena masalah video itu, lo kenapa santai banget sih?, karier lo lagi di unjung tanduk." ujar Tamita. "Sekarang juga lo balik ke rumah, kita tung-."

Panggilan langsung diputus oleh Agara. Laki-laki itu menghela napas kasar, kalau bisa berbicara maka akan ia katakan pada seluruh dunia bahwa dirinya sudah lelah, benar-benar merasa lelah menjadi dirinya saat ini. Namun, walaupun mulutnya bisa saja mengatakan itu namun hatinya selalu tidak pernah sanggup, ia tidak ingin melukai dan mengecewakan siapapun hanya karena keinginannya. Ia tidak mau disebut anak yang tidak tau terima kasih.

Ting! Bunyi notif kembali membuat laki-laki itu memeriksa layar ponsel yang masih ada di tangannya. Namun seketika dahinya mengernyit, tidak ada notif apapun disana, lalu ponsel siapa yang berbunyi?. Tak banyak waktu untuk mencari kesadaran, Agara langsung menoleh kekiri, dan dugaannya benar. Gadis yang bahkan ia tidak tau siapa namanya itu masih ada disana, sedang tertidur di sampingnya, berbagi tempat tidur dengan dirinya.

Walaupun semalam dalam keadaan setengah sadar, ia samar-samar masih ingat apa yang terjadi. Sekitar pukul dua, dirinya terbangun dengan kepala berkedut akibat terlalu banyak minum, ia sudah cukup sadar pada saat itu untuk memeriksa ponselnya yang ternyata mati karena kehabitas batrai. Laki-laki itu nyaris saya terjengkang karena terkejut mendapati seorang gadis yang tergeletak dilantai saat ia akan pergi ke kamar mandi. Karena masih dalam keadaan lelah dan mengantuk, Agara tak ada pilihan lain selain membawa gadis itu ke tempat tidur agar ia bisa beristirahat. Agara masih ingat, tangannya sempat terulur untuk menyibak rambut yang menutupi wajah gadis itu semalam dan pada akhirnya ia terbangun di pagi ini tanpa ingat apa lagi yang terjadi setelah itu.

Agara memutar tubuhnya kekiri, mengamati gadis disampingnya itu lekat, dari mata, hitung dan terakhir bibir milik gadis itu, kemudian tanpa sadar dirinya tersenyum. "Cantik juga."

Ting! lagi-lagi bunyi ponsel. Namun, Agara sudah tau darimana asal bunyi tersebut, laki-laki itu bangun dari tempat tidur, meregangkan ototnya sejenak sebelum berdiri dan meraih ponsel lain yang tergelatak diatas lantai. Layarnya menyala.

10 missed call

Nania Putri Alfian :
Lo dimana?

Nania Putri Alfian :
Gue sama Lula masih disekitar club

Agara membaca beberapa notif yang tertera dilayar ponsel yang seharusnya tidak boleh ia sentuh karena memang barang itu bukan miliknya, namun karena rasa penasaran dan jiwa keisengannya yang tiba-tiba muncul jarinya secara refleks mengusap layar dan menyeringai senang saat mengatahui bahwa ponsel tersebut tidak menggunakan kode keamanan sama sekali. Laki-laki itu membuka kolom obrolan dengan 'entah siapa' yang bernama Nania, kemudian membalas pesan yang beberapa menit lalu diterima.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang