7. The Resistance

1.7K 163 66
                                    

Seorang gadis menatap nanar layar televisi didepannya. Tangannya yang berada diatas bantal refleks mengepal, matanya menatap wajah laki-laki yang terlihat berjalan meninggalkan ruangan itu dengan sorot rasa benci, sakit dan kecewa yang teramat dalam.

Ia benci pada laki-laki itu. Laki-laki yang begitu ia cintai namun tidak dapat membalas perasaannya, laki-laki yang akan membuat dirinya melakukan apa saja agar bisa mendapatkan tempat disampingnya, walau dengan cara kotor sekalipun.

Hatinya sudah terlanjur jatuh. Jatuh teramat dalam pada pemuda itu, maka tidak ada satupun orang yang dapat menghentikan dirinya sebelum keinginannya terpenuhi. Tidak siapapun itu.

"Lo benaran gak tau kalau selama ini Agara punya pacar?."

Gadis itu menggeleng, matanya masih menatap layar televisi, memilih untuk tidak melihat orang yang baru saja datang dan berbicara kepadanya.

"Dia gak pernah bilang apa-apa, gue yang hampir tiap hari datang kerumahnya gak pernah ketemu sama cewek siapapun itu selain manager-nya."

"Teman-temannya, atau orang-orang FE gak ada yang nge-spill gitu?."

Lagi-lagi gadis itu menggeleng. Entah kenapa dadanya terasa terbakar. Rasanya ia benar-benar ingin marah, kesal karena merasa dibohongi dan telebih menjadi orang yang tidak tau apa-apa.

"Hmm, agak aneh ya. Masa selama setahun gak ada yang ngeh sih?, benar-benar gak kecium sama media loh." wanita itu menghisap batang rokoknya dalam, menghembuskan perlahan sebelum kembali berbicara. "Lo gak merasa curiga?."

Gadis yang ditanya itu diam, kemudian menoleh pada wanita yang sudah menemaninya sebagai manager sejak ia terjun ke dunia entertaintment kurang lebih tiga tahun yang lalu.

"Maksud lo?."

"Anya.. anya, harus banget ya gue ngajarin hal-hal kayak gini lagi ke lo?, lo jadi artis tuh gak cuma satu atau dua hari." ujarnya. "Hal kayak gini tuh lo harus paham, orang kayak Agara bisa ngebeli apapun, termasuk perempuan."

"Tunggu, maksud lo Agara bohong gitu?, dia bayar cewek buat jadi pacar pura-pura?. Gak, gak mungkin, buat apa coba?."

"Ya buat ngebohongin publik lah, supaya berita tentang video itu redup, logikanya gini, kalau dia klarifikasi doang dengan bilang dia gak sengaja pasti publik gak bakal percaya, apalagi sekarang mereka simpati banget sama lo. Tapi kalau dia klarifikasi sekaligus ngasih tau kalau dia punya cewek ya otomatis publik bakal mikir dia beneran gak sengaja ngelakuin itu ke lo, dia gak akan kasar sama cewek buktinya dia punya pacar yang setia banget sama dia, dan juga sekaligus mempertegas kalau lo sama dia selama ini gak punya hubungan apa-apa. Gila, pintar juga mereka."

"Dan menurut lo ada cewek yang mau nerima tawaran dia?." Anya kembali bertanya

"Ya adalah, dibayar mahal, terus dapat nama juga karena jadi pacar seleb terkenal, siapa coba yang gak mau. Apa lo mau gue kenalin ke mucikari yang nyiapin cewek modelan begitu?." wanita itu tertawa remeh. "Money can buy everything, Nya. Sama kayak lo bayar orang itu supaya nyebarin berita kalau lo hamil anaknya Agara."

Anya yang mendengar hal yang baru saja dikatakan wanita disampingnya itu tersenyum miring. Perasaan kesal yang sempat dirasakannya seketika hilang begitu saja, berganti dengan rasa kemenangan yang luar biasa. Pasalnya, ia tak habis pikir jika Agara akan menggunakan cara itu untuk melawan dirinya, menggunakan perempuan bayaran untuk menyainginya?. Tidak. Perempuan seperti itu bukan tandingannya.

"Jadi mereka mau main-main sama gue?." Anya kembali bersuara.

"Ya kayaksih sih ya gitu."

"Gue mau dibandingin sama cewek modelan begitu?." Anya mendengus, kemudian tertawa mengejek. "Gak akan ada yang bisa nyaingin gue, gak akan ada yang bisa menang ngelawan gue apalagi cuma cewek murahan kayak dia."

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang