Apakah kita masih terjebak di masa lalu?
Apakah ingatan dari dari masa lalu itu masih terlintas jelas sehingga memberikan hambatan untuk kita melanjutkan kehidupan?
Keadaan memang sudah berbeda, situasi pun sudah berganti. Namun, bagaimana dengan perasaan yang ada— perasaan yang terpaut pada orang dari masa lalu, apakah sudah benar-benar hilang atau hanya sementara waktu dikubur agar bisa digali saat waktunya tiba. Entahlah, tidak ada yang bisa memastikannya kecuali hati yang merasakan gejolaknya.
Gianna masih mematung ditempat setelah mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Dela. Ia masih berusaha menenangkan debaran jantungnya, napasnya terasa berat seperti dihimpit oleh sesuatu yang besar.
Dirinya masih belum bisa percaya, setelah bertahun-tahun menerka kemana laki-laki yang pergi meninggalkannya, hidup dalam perasaan terbelenggu dan bingung, menyalahkan diri sendiri akan sesuatu yang tidak pasti. Hari ini, ia baru saja mendapatkan kabar kalau laki-laki itu telah kembali.
Kenapa harus sekarang?
Kenapa harus disaat dirinya sudah mulai melupakan dan menjalani kehidupan baru?
Gianna menghela napas pelan, pembicaraannya dengan Dela tempo hari kembali terngiang. Secara gamblang dan tegas dirinya menyatakan bahwa jikapun suatu saat nanti Edgar datang, maka hal itu tidak akan memberikan pengaruh apapun untuknya. Tapi liat—setelah disuguhkan dengan fakta bahwa laki-laki itu benar-benar sudah kembali, entah perasaan macam apa yang menggorogoti dirinya sekarang.
Bayangan Edgar semakin jelas dikepalanya.
Getaran asing itu tiba-tiba timbul.
Gianna ingin sekali berusaha menunjukkan bahwa kembalinya Edgar bukan apa-apa untuknya.
Tapi ternyata, ia masih belum mampu.
"Seharusnya emang gue gak langsung percaya gitu aja kalau lo udah lupain dia." Dela yang masih berdiri dengan tangan terlipat didepan dada itu menatap perempuan didepannya dengan tatapan langlang.
"Lo gak akan mungkin dengan mudahnya ngelupain Edgar, apalagi setelah dipikir-pikir setahun belakangan ini lo masih kelihatan expect something banget, terus tiba-tiba lo ngenalin Agara sebagai laki-laki yang udah lo pacarin selama setahun." jelas Dela lagi. "Sekarang gue merasa kesel sama diri gue sendiri karena betapa begok nya gue untuk bisa langsung percaya gitu aja pas makan malam waktu itu."
Dela menghela napas sebelum kembali melanjutkan berbicara. "He love you so much, Gi. Gue bisa lihat itu walaupun kita baru sekali ketemu, dari gimana cara dia ngeliat lo, ceritain tentang lo, effort nya dia ke keluarga lo. Tapi kenapa lo balas dia kayak gitu, kenapa cowok setulus Agara setega itu lo jadiin pelampiasan untuk menjadi tameng dari masa lalu lo? Lo masih nghebungin Edgar disaat lo menjalin hubungan sama dia, lo jahat tau gak."
Jantung Gianna berdetak semakin cepat. Ia tidak tau harus merespon bagian yang mana. Jelas sekarang, Dela sudah salah paham dengan semuanya, namun dia juga tidak bisa menyalahkan Dela karena pada dasarnya Dela memang tidak tau kebenaran yang ada, kebenaran bahwa ia dan juga Agara pada saat makan malam waktu itu belum menjalin hubungan apa-apa.
Yang berarti saat dirinya menghubungi Edgar juga diwaktu dimana ia belum menjadi siapa-siapanya Agara.
"Kenapa lo ngelakuin itu ke Agara, Gi?"
Gianna menelan ludah sebelum membuka mulut, "Kenapa lo gak ngasih tau gue?"
"You did'nt answer my question."
"Sejak kapan lo tau kalau Edgar pulang? Lo pasti udah lama tau kan? dan lo sembunyiin itu semua dari gue." suara Gianna sedikit meninggi.
"Ya karena awalnya gue ngira kalau lo udah bahagia sama hidup lo sekarang, jadi buat apa lo harus tau tentang Edgar? lo kelihatan bahagia sama Agara, dan gue pun sebagai saudara lo juga ikut seneng ngeliatnya." lontar Dela. "Gue gak akan mungkin mengusik kehidupan lo dengan ngasih tau tentang orang yang jelas-jelas udah nyakitin lo. Gue tau tentang Edgar yang selama ini pindah ke Singapur waktu bokap nyokap lo makan malam dirumah. Papa cerita ke om Abhi, dan disana gue langsung tau anak pak Dikara yang dimaksud itu Edgar, gue bingung, gue gak tau apa gue harus kasih tau lo apa gak, setelah gue tau lo udah happy, hubungan lo sama Agara sebahagia itu, gue mutusin buat gak ngasih tau lo, ditambah gue tau kalau lo sama Agara akan membawa hubungan kalian ke tahap yang lebih serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceGianna Edrea Nolan, seorang gadis yang bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak terlalu tertarik mengikuti trend, tidak peduli dengan berita dunia maya atau sejenis nya walaupun ia adalah putri tunggal dari pemilik salah satu stasiun televisi terbesar...