27. Something Unexpected

1.6K 129 100
                                    

Gianna melenguh pelan saat matanya tidak sengaja melirik jam tangan yang dipakai oleh Danca, jarumnya sudah menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas menit, dan itu artinya ia sudah berada di restaurant hotel yang persis berada di tepi pantai ini selama hampir dua jam lamanya.

Awalnya ia benar-benar merasa bersemangat untuk ikut menemani Agara dinner malam ini. Sampai-sampai harus menghabiskan waktu yang lama karena bolak-balik berganti pakaian hingga membuat Tamita kewalahan. Gianna baru berhenti memilih outfit saat Agara mengetuk pintu kamar dan memberikan penilaian 'cantik' untuk dress terakhir yang ia kenakan.

Suasana hati Gianna cukup hangat sebelum akhirnya mereka tiba di restaurant dan bertemu dengan dua Matteo bersaudara yang lebih dulu sudah duduk di kursi yang mereka siapkan sendiri dengan tataan untuk tiga orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati Gianna cukup hangat sebelum akhirnya mereka tiba di restaurant dan bertemu dengan dua Matteo bersaudara yang lebih dulu sudah duduk di kursi yang mereka siapkan sendiri dengan tataan untuk tiga orang.

Hanya tiga orang.

"Kita boleh pisah meja gak? kebetulan Calista mau nya dinner yang suasana nya lebih private aja."

Seperti itulah kalimat terakhir dari si kakak tertua keluarga Matteo kepada Tamita yang sempat ia dengar sebelum pada akhirnya Agara mengusap punggungnya sekilas dan berjalan pergi untuk duduk dimeja lain. Dan sampai saat ini Agara tidak bisa beranjak kemana-mana sedikitpun.

Kedua Matteo bersaudara itu sudah menculiknya.

Gianna melirik ke sekitar, dimeja yang berukuran besar ini ia ditemani dengan Danca, tiga tim fashion stylist, Roy, Vino dan juga beberapa committee acara, semuanya sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing, ada yang saling berbincang dan ada juga yang masih menikmati makanan penutup. Mata Gianna kembali beralih, melihat kearah meja Agara yang berjarak cukup jauh didepannya, laki-laki itu terlihat sedang seru-serunya mengobrol dengan Calista.

Gianna berdecak, tanpa sadar bibirnya mengerucut, maju dua senti.

"Kamu harus banget cobain dessert yang lain Gi."

Suara Tamita yang baru saja terdengar membuat Gianna mengalihkan pandangan, ekspresinya sudah berubah. Matanya menangkap sosok wanita yang datang dengan mulut bergerak-gerak, membawa sepiring kecil kue coklat ditangannya.

"Aku tadi udah nyicipin beberapa, enak-enak banget." Tamita memotong kue menjadi beberapa bagian untuk dilahap. "Ummm, ini juga enak bangeeet, coba deh Gi!"

"Aku kenyang mbak." Gianna menghela napas, "Ini makan malam nya udah selesai kan ya?"

Tamita berhenti mengemut sendok yang masih menyisakan coklat dibeberapa sisinya, "Harusnya sih udah, tapi kayaknya Aga masih mau ngobrol."

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang