33. Long Distance

1.6K 118 106
                                    

Jam digital pada dashboard mobil sudah menunjukkan pukul tiga lewat lima belas menit. Gianna masih duduk diam di bangku kemudi dari lima menit yang lalu. Kepalanya bergerak pelan hanyut dalam alunan lagu yang terputar di tape, sesekali mulutnya bergerak mengikuti lirik yang dinyanyikan oleh suara merdu laki-laki yang sudah menemani hari-harinya tiap kali ia berpergian kemana saja selama satu minggu ini.

Walaupun Lula sebagai orang yang sering bersamanya harus mendumel sepanjang perjalanan. Gianna tidak peduli, terserah jika sahabatnya itu harus mengomel sampai mulutnya berbusa, ia akan tetap menjadikan lagu-lagu dari Agara sebagai  objek yang menemaninya pergi kemana saja. Intinya— selagi mereka masih menjalani hubungan jarak jauh yang terasa menyiksa ini. Gianna akan tetap konsisten untuk mendengarkan suara kekasih hatinya itu kapanpun dan dimanapun ia mau.

"Dulu perasaan lo sering banget minta ganti kalau gue sama Nania denger lagu nya Agara." suara Lula terdengar. "Lo pasti ngomong gini; ganti dong ganti, apa sih melow banget lagunya, bikin ngantuuuk."

"Ya itu kan dulu." Gianna ditempatnya membela diri.

"Gak dulu-dulu banget, ada kali dua bulan yang lalu." ujar Lula lagi. "Kalau dipikir hidup lo kayak sulap tau gak, gak kerasa dan sulit dipercaya. Seorang Gianna Edrea yang dulunya anti sosial banget, kerjaannya cuma corat coret bikin gambar pakaian, yang cuma bengong pas gue sama Nania cerita masalah asmara, yang hp nya udah kek kuburan karena sepi banget, sekarang—dalam waktu sekejap berubah menjadi Gianna Edrea yang dikenal se-Indonesia Raya sebagai putri tunggal Abhimana Nolan, plus pacarnya the most popular celebrity alias Agara Rigel yang sekarang—bucin parah nya sampe bikin kesel."

"Ih yang terakhirnya kenapa sih? namanya juga udah seminggu gak ketemu, terus kalau ngobrol di telpon juga kita gak pernah bisa lama, wajar dong kalau gue jadi kangen banget."

"I know, tapi ini tuh udah level to the max banget tau, masa tiap hari dalam mobil lo ini diisi sama suara Agara mulu? kalau nih tape bisa ngomong ya, dia udah nangis kali karena bosan."

"Yaudah sih, gue yakin lo juga bakalan ngelakuin hal yang sama kalau seandainya Ale jadi penyanyi, kasian banget cuma bisa dengar suaranya pas telponan doang."

"Hello! lebih kasian lo sih yang harus berbagi dengerin suara Agara sama dua ratus tujuh puluh enam koma empat juta jiwa penduduk negara ini, pacar lo noh jadi milik bersama!"

Gianna merungut, sebelum berbicara "Yaudah gak apa-apa, Agara Rigel punya banyak orang, yang penting Aga-nya Gia cuma punya gue seorang."

"Dih, mual banget perut gue dengernya."

Gianna mencibir, senang karena sudah bisa membuat Lula diam. Kadang, wajah Lula yang benar-benar kesal sedikit memberi hiburan sendiri untuk dirinya.

"Tuh, calon adik ipar kesayangan lo." sahabatnya itu bersuara lagi, memberikan kalimat sarkastis disana.

Gianna yang mendengarnya menoleh, mengikuti arah pandang Lula. Di balik kaca jendela mobil yang gelap, ia melihat Aquila sedang berjalan keluar dari gedung sekolah. Jarinya langsung bergerak untuk menekan tombol disisi pintu, menurunkan jendela.

"Kila!"

Yang dipanggil mengitarkan pandangan sebelum kemudian berlari kecil menghampiri Audi A8 hitam yang terparkir.

"Kak Gia— eh ada kak Lula juga." Aquila melambai hangat saat melihat ada perempuan lain di kursi penumpang.

"Hai Kil." Lula balas menyapa.

"Ayo masuk, kita langsung ke FE, mbak Jane udah nungguin kamu."

"Okeee..." seru Aquila, tangannya menyentuh pintu mobil, membukanya kemudian menaikkan satu kaki sebelum akhirnya mendaratkan tubuhnya duduk diatas kursi dan kembali menutup pintu.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang