A/N Halo, selamat hari senin semuanya! selamat memulai aktivas untuk satu pekan ke depan ya, gak bosan-bosannya aku mau bilang makasih sama kalian semua yang masih setia membaca cerita ini dan menunggu kelanjutannya. Makasih untuk vote dan juga komen gemes kalian yang bikin rame kolom komentar, komen kalian mood booster banget hahaha. Jangan bosan-bosan ya untuk nungguin kelanjutannya gimana, tetep temenin aku pokoknya hehe. Enjoy the story! -AuthorRi
——————
"Kamu tau sendiri kan, acara itu adalah acara yang besar. Banyak orang penting yang datang, termasuk teman-teman papa yang mungkin saja sempat bertemu dengan kamu dan mengenal kamu, dan yang lebih penting disana dipenuhi wartawan, kehadiran Agara bersama dengan kamu disana tidak akan dilewati begitu saja, mau bagaimana pun kalian bersembunyi, papa yakin itu gak akan berhasil. Kalau kamu ikut bersama Agara malam ini, itu artinya kamu sudah siap untuk berhadapan dengan publik, dan ingat, tidak hanya untuk malam ini, tapi untuk besok dan seterusnya, apa kamu benar-benar sudah siap, Gi?."
"Gi—"
"Gianna?."
Gadis yang namanya dipanggil itu tersentak saat suara perempuan masuk ke telinganya. Gianna menoleh, mendapati Tamita menatap kearahnya dengan bingung sebelum kembali melihat kedepan, fokus pada kemudi. Langit sudah mulai berubah warna menjadi kemerahan, berjalan setengah gelap. Lampu-lampu jalan dan gedung-gedung tinggi ibukota juga sudah mulai menyala.
"Kenapa Gi? ada yang dipikirin ya?" lagi-lagi Tamita bersuara.
"Ha? oh— gak kok mbak, gak apa-apa."
Wanita itu menoleh sekilas pada gadis yang duduk disampingnya. Seakan membaca kegelisahan yang nampak di wajah gadis itu.
"Kalau kamu berubah pikiran, bilang ya Gi." ujarnya lagi, "Agara udah ngasih tau aku kok tadi, kalau memang kamu merasa belum siap, kita gak usah nyusul kesana."
Gianna menghela napas pelan. Ingatannya kembali teringat saat beberapa menit setelah menjawab pertanyaan ayahnya tentang kesiapannya untuk muncul di depan publik malam ini, dirinya langsung ingin membuka pesan dan membalas pesan dari Agara, namun laki-laki itu malah sudah menarik pesannya. Sampai Gianna harus bertanya ulang kenapa pesannya ditarik sedangkan ia sudah terlanjur membacanya dari notif.
Dan lagi-lagi alasan yang keluar adalah mengkhawatirkan tentang kesiapan dirinya. Agara mengatakan bahwa ia tidak berpikir lebih dulu sebelum mengirim pesan berisi ajakan itu, makanya setelah sadar ia langsung menariknya, tapi sialnya pesan itu sudah terlanjur dibaca. Bahkan mereka sempat bertengkar ditelpon karena ia yang bersikeras akan mengiyakan ajakan Agara, dan pemuda itu yang bersikeras untuk menarik ajakannya kembali, dan pertengkaran itu berakhir dengan Gianna yang langsung mengakhiri panggilan.
Sampai pada akhirnya tepat pukul setengah lima sore, tiba-tiba Tamita datang untuk menjemputnya. Ternyata Agara yang lebih memilih untuk mengalah atas perdebatan yang terjadi di antara mereka.
Tapi sampai saat ini, gadis itu masih merasa agak kesal karena orang-orang terlalu mengkhawatirkan tentang siap atau tidaknya dia. Padahal dirinya sendiri yang mengambil keputusan, tetapi kenapa masih dipertanyakan juga.
Gianna tidak mau keputusan yang sudah ia pikirkan berulang kali berujung diragukan saat diutarakan. Pertanyaan seperti itu hanya akan membuat pikirannya terganggu, dan dirinya tidak menyukai berada dalam kondisi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceGianna Edrea Nolan, seorang gadis yang bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak terlalu tertarik mengikuti trend, tidak peduli dengan berita dunia maya atau sejenis nya walaupun ia adalah putri tunggal dari pemilik salah satu stasiun televisi terbesar...