12. The Form of Concern

1.7K 177 74
                                    

A/N Halo! selamat hari minggu untuk semuanya, semoga hari ini dan hari-hari seterusnya kalian semua diberi kebahagiaan ya. Seperti biasa, aku hanya ingin ngucapin terima kasih banyak untuk support kalian terhadap SRS sampai hari ini, yang udah nge-vote, dan memenuhi kolom komentar dengan komen-komen lucu kalian yang selalu bikin rame dan bikin aku jadi semangat untuk melanjutkan ceritanya, sekali lagi terima kasih banyak ya! aku harap kalian akan selalu sabar nemenin aku untuk menyelesaikan ceritanya. Enjoy the story! - AuthorRi

—————

Langit nampak bewarna biru cerah tanpa dihiasi awan saat Gianna duduk di gazebo tepat di tepi kolam renang dengan matras sebagai alasnya. Angin berhembus dengan lembut menyentuh kulitnya yang berkeringat, terlebih karena gadis itu menggunakan pakaian dengan model bahu terbuka tanpa lengan yang memang dikhususkan untuk menunjang aktivitas olahraganya pagi ini.

Tangan kanannya terangkat, diposisi kan diatas kepala sampai jari-jarinya menyentuh telinga kiri yang spontan membawa posisi kepalanya ke arah kanan, perempuan itu menarik napas dari hidung kemudian mengeluarkannya secara perlahan dari mulut. Setelahnya, Gianna mengganti gerakan dengan menyatukan kedua telapak tangannya berbentuk kepalan, yang kemudian ia posisikan di bawah dagu untuk didorong perlahan keatas, kemudian dirinya kembali menarik napas lalu perlahan-lahan membuangnya.

Gadis itu baru saja melakukan salah satu gerakan yoga yang sejak beberapa jam lalu ia kerjakan. Keinginan untuk melakukan aktivitas fisik yang melibatkan meditasi itu muncul begitu saja dipikirannya saat ia menyadari bahwa beberapa hari terakhir ini begitu banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba dan seketika menguras energinya, baik secara fisik maupun emosi dan mental.

Gianna merasa hanya butuh memulihkan kembali suasana hatinya.

"Gia...Gian—na..."

Suara perempuan yang memanggil namanya dengan nada tersebut seketika mencuri perhatian gadis itu. Gianna menoleh, mendapati tante Arla berjalan sedikiti terburu-buru mendekat kearahnya.

"I'am so sorry, kalau kedatangan tante udah ganggu ketenangan jiwa dan raga kamu" ujar wanita itu, yang menurut Gianna terdengar sedikit dramatis. "Tapi dengan terpaksa tanta harus nunjukkin ini ke kamu, nih."

Gianna yang masih duduk di posisinya beralih, menatap secarik kertas undangan warna hitam dengan tinta perak sebagai ukirannya, coraknya nampak sederhana, namun tak menghilang kan kesan elegan. Tangan gadis itu terjulur, mengambil benda tersebut.

"Awarding Night and Celebration Party, MCTV Level up." Gianna bersuara, membaca tulisan yang tercetak besar di sampul undangan. "Acara tahunannya Media Citra Televisi?."

"Yap, itu undangan untuk NGroup yang tadi pagi tante terima langsung di kantor."

"O—okay, terus apa hubungannya acara ini sama aku?, harusnya tante konfirmasi nya ke Papa kan?."

Wanita berumur tiga puluhan itu berdecak, sebelum membalikkan undangan yang masih berada ditangan keponakannya itu. "Ini loh Gi, masa kamu gak tau, salah satu pengisi acara nya, tuh, baca, ada nama Agara Rigel, dan— yang jadi masalahnya, ini nih, kamu baca di deretan artis yang ditunjuk sebagai pembaca nominasi, coba baca baik-baik."

Gianna melihat salah satu nama yang ditunjuk oleh tante-nya, pupil matanya membesar. "Anya Esmeralda?."

"Ya. Agara dan Anya akan ada di satu acara yang sama nanti malam, dan gak menutup kemungkinan kalau mereka akan ketemu untuk pertama kalinya setelah berita tentang mereka viral dimana-mana." lontar Arla.

"Kok bisa sih?, setau aku setelah video itu tersebar, semua jadwal off air ataupun on air nya Agara tuh di cancel."

"Loh emangnya semalam kamu gak ngeh pas Agara pamit pulang dan bilang kalau udah ditungguin untuk latihan dulu sebelum tampil hari ini?." tanya tante Arla.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang