"Gue temenin aja ya Gi?"
Gianna mendengar suara Caleb dari seberang telpon. Laki-laki itu dan juga Lula sedang berada di rumah sakit sekarang, bergantian dengan dirinya untuk menjaga Aquila sementara ia pulang kerumah dan juga memutuskan untuk bertemu dengan ibu Agara—Clara seperti apa yang diperintahkan oleh om Dimas tadi pagi. Melihat bagaimana sekarang Caleb tiba-tiba menghubunginya, Gianna yakin jika Lula sudah menceritakan tentang rencananya ini kepada laki-laki itu.
"Gak apa-apa, Le." Gianna bersuara, injakan kakinya pada pedal gas mengendur "Gue sendiri aja, lagian ini juga udah sampe, udah liat pap-an yang gue kirim? beneran itu bukan rumahnya?"
"Iya, itu, tapi lo yakin mau ketemu tante Clara sendirian?"
"Justru gak sopan kalau datangnya malah rame, gue kan cuma pengen ngasih tau gimana keadaan Aquila aja."
"Ya iya, tapi omongan tante Clara nya yang ntar jadi kemana-mana." ujar Caleb lagi. "Udah lo tunggu bentar ya, gue nyusul."
"Gak usah Le, beneran deh, gue justru malah gak enak kalau bawa temen, gak apa-apa kok gue sendiri aja." Gianna bergegas membuka pintu mobil saat melihat seorang wanita mendekat kearah pagar. "Le, udah dulu ya."
"Eh Gi, tapi—"
Tut. Panggilan langsung diakhiri.
Gianna menghela napas pelan sebelum mengambil langkah mendekati pagar, kearah wanita berumur ya— kurang lebih sepantaran mbok Darmi, wanita itu sudah menunggu disana, raut wajahnya masih sama, terlihat penasaran bahkan sejak Gianna baru saja memarkirkan mobilnya didepan rumah tiga lantai tersebut.
"Permisi, maaf menganggu, ini bener rumahnya bu Clara?"
Wanita itu nampak ragu mengangguk, "Benar, mbak ini— mbak Gianna kan? pacarnya mas Agara?"
Gianna mengerjap. Terkejut dan bingung diwaktu yang bersamaan saat tau wanita itu ternyata mengenalnya. Tau darimana?
"Mbok pernah lihat mbak di tv, waktu di wawancara bareng sama mas Agara." seakan bisa membaca pikiran Gianna, wanita itu bersuara lagi.
"Owh..." Gianna mengangguk, tersenyum canggung. "Hehe iya, saya Gianna."
"Ayo mbak, mari masuk."
Wanita yang belum Gianna tau namanya itu perlahan membuka gembok pagar. Gianna mengikutinya untuk masuk, langkahnya terhenti saat mereka sudah berdiri di teras rumah.
"Duduk dulu saja di dalam ya mbak, biar mbok panggilkan nyonya sebentar." wanita itu bersuara sembari membuka pintu dan mempersilahkan Gianna masuk lebih dulu.
Gianna baru saja akan melangkah kedalam rumah ketika suara langkah kaki yang beradu dengan marmer terdengar, dan didetik setelahnya suara seorang perempuan menggema bersamaan dengan munculnya sosok Clara dari salah satu pintu.
"Ada siapa mbok?"
Wanita yang ditanya itu sudah tidak sempat menjawab saat melihat majikannya langsung bersitatap dengan tamu yang baru saja datang.
Gianna bisa melihat raut wajah terkejut dari Clara saat mata mereka bertemu, namun tak begitu lama sebelum kemudian wanita itu kembali memasang wajah datarnya. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya memperhatikan Gianna dengan seksama sebelum kemudian mengalihkan perhatiannya kepada wanita paruh baya yang berdiri kaku disamping Gianna, menatap wanita itu dengan tajam seakan sedang memarahinya dalam diam karena baru saja kepergok sudah melakukan kesalahan.
Clara kembali memperhatikan perempuan didepannya, sebelum menghembuskan napas pelan. "Silahkan duduk." ujarnya tanpa ekspresi sama sekali sehingga membuat Gianna bertanya-tanya apa penerimaan barusan itu tulus atau tidak, namun Gianna diam-diam bernapas lega, karena nasib baik ia tidak langsung diusir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship
RomanceGianna Edrea Nolan, seorang gadis yang bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak terlalu tertarik mengikuti trend, tidak peduli dengan berita dunia maya atau sejenis nya walaupun ia adalah putri tunggal dari pemilik salah satu stasiun televisi terbesar...